Mohon tunggu...
Muhammad Ghaniem
Muhammad Ghaniem Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa yang tertarik dan hobi dalam dunia penulisan, pendidikan, riset dan human development. Twitter: @Geszhanov Instagram: @geszhanov

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apakah Anda Pemuda yang Loyo?

1 Juni 2015   07:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:25 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa muda adalah masa seru-serunya kita sebagai manusia. Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan saat kita masih muda. Ada yang sekolah,menggeluti hobi sebagai traveller atau backpacker bahkan masuk dalam dunia wirausaha. Tapi sobat, hidup sebagai pemuda bukan berarti kita hanya melakukan apa yang kita inginkan, kita harus sadar bahwa kita adalah generasi penerus bangsa ini. Dan disadari atau tidak ternyata ada oknum-oknum asing yang berusaha menggembosi pemuda Indonesia dan berusaha meloyokannya. Demi apa? Demi meraup kekayaan alam Indonesia yang sangat luar biasa ini.

‘Loyo’, fokus kita sekarang ada di kata ini. Kenapa loyo? Loyo biasanya terjadi pada orang-orang yang sedang puasa,atau sedang sakit. Tapi loyo yang dimaksud di sini bukan loyo dalam artian itu, karena loyo yang dimaksud sekarang justru menimpa pemuda kita yang masih sehat,segar,tegap-tegap badannya. Lantas, loyo seperti apa? Yakni loyo otak dan loyo spirit. Itulah masalah yang kita hadapi sekarang. Pemuda kita sedang diincar, karena jika pemuda yang sebagai tiang bangsa ini kuat, kuat otaknya dengan ilmu pengetahuan,kuat dadanya dengan tekad dan nasionalisme,kuat ekonominya,kuat fisiknya maka kaum penjajah tidak akan bisa menginjakkan kakinya ke Indonesia ini dengan cara apapun juga.

“Kalo negaranya subur tapi pemudanya loyo itu sama dengan mengundang penjajah lekas datang – Ust.Husain alhabsyi”

Lalu, seperti apa pemuda yang loyo itu? Berikut ini adalah tanda-tanda pemuda yang loyo.

1.Lesu kerja
Tidak ada semangat untuk kerja,baik jasmani maupun akal dan tidak bisa diajak kesitu. Jika dipaksakan untuk bekerja maka ia akan merasa ada yang memperkosa haknya. Mintanya kerja semaunya,seenaknya dan bahkan suka menunda-nunda waktu kerja atau melakukan kerja selambat mungkin. Jika ada ketentuan waktu maka akan dikerjakan akhir-akhir menjelang deadline. Sudah jelas kalo begini keadaanya tidak ada suatu hasil dari pekerjaannya,akhirnya dia gagal. Nah baru setelah kegagalan itu bukannya menyesal malah sibuk mencari kambing hitam. “wah itu bukan salah saya,tapi dia” dan lain lain. Akhirnya mereka saling menyalahkan, tuding sana sini.
Jika saja kita bisa meniru pemuda jepang maka itu akan menjadi hal yang hebat, karena jepang memiliki kualitas pemuda yang ingin negaranya mampu mandiri dan tidak bergantung pada yang lain. Makanya corak pemuda jepang adalah kreatif dan produktif, padahal kekayaan alamnya tidak sebanyak yang kita punya. Oleh karena itu kita juga harus menjadikan kreatif dan produktif sebagai corak pemuda kita.

2.Senang bermalas-malas
“Pemuda harus jauh dari pengangguran” Statemen ini harus dicamkan sejak awal, dan harus terus dipegang hingga akhir hayat. Malas merupakan kanker kronis yang sangat berbahaya, karena malas sangat sulit diobati dan akan melahirkan dampak-dampak yang buruk. Salah satunya adalah membuat seseorang itu tidak mampu mandiri dan selalu bergantung pada orang lain, akhirnya dia menjadi orang yang tidak memiliki harga diri.
“Ok fine, kami bukan malas tapi kami lebih ‘santai’ “ Nah, ini adalah modus malas zaman sekarang. Sampai-sampai istilah malas diganti dengan kata ‘santai’ agar lebih halus. Jadi menghalalkan pengangguran atas nama santai. Ini adalah usaha asing yang berusaha meloyokan pemuda. Dianggapnya orang yang bekerja keras adlah orang2 yang merugikan dirinya sendiri karena tidak bersantai, padahal rasul berdoa agar dijauhkan dari sifat malas. Malas jika menjangkiti pemuda maka dari mulai kecil dia sudah tidak bisa diajak bekerja.
Menurut ahli pendidikan, anak usia 10-20 taun itu jangan dikasih kesempatan nganggur. Harus ada sesuatu yang dia kerjakan apapun itu, biar waktu nganggurnya dia pakai untuk tidur biar dia istirahat
lantas apa yang harus dikerjakan pemuda? Yang harus dikerjakan adalah belajar,mengisi otaknya dengan ilmu pengetahuan. Jika tidak sekolah pastikan ada pekerjaan lain yang dikerjakannya, jika tidak maka pengangguran itu akan membawa pemuda kepada kehancuran, cepat atau lambat.

3.Lebih mengutamakan hiburan
ini gejala umum, dimana mana orang lebih mengutamakan hiburan. Sampai-sampai ada  pemuda yang mau hidup sepanjang hari penuh dengan hiburan. Contoh kecil, Football kalo football rame semuanya, lupa ini maghrib kah? Sholatkah? Lupa semua. Tontonan dulu,hiburan dulu.
Padahal biasanya orang yang menghibur diri itu adalah orang yang sudah capek kerja. Ini tanpa kerja hiburan penuh,tontonan ditambah dan konsentrasi pemuda sekarang lebih tertuju pada hal-hal yang bersifat hiburan. Kemampuan menerima sesuatu yang bukan hiburan sangat merosot, jadi kalo kita bicara tentang sesuatu yang tidak bersifat hiburan maka mereka akan kurang antusias. Jadi kebudayaan asing menyeret pemuda kita untuk terbawa arus kesia-siaan dunia ini. Laib wa lahwu nya dunia ini. Sehingga jika hiburan itu sudah menjadi hobi dan melekat pada dirinya dan berat untuk membuang hobi ini dari fikiran seorang muda. Kalo sudah melekat maka untuk berhenti itu sesulit berhenti dari merokok.

4.Feodalisme dan Apatisme
ketiga ciri diatas adalah awal dari sifat ini. Sifat kebangsawanan atau feodalisme, dan sekarang banyak orang yang memikirkan bagaimana untuk meraih puncak kebangsawanan itu. Bagaimana untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya meraih jabatan setinggi-tingginya sampai-sampai rakyat dan sebayanya sudah tidak dilirik lagi. Sudah tidak peduli pada masyarakat sekitar padahal tidak begitu seharusnya sikap kita sebagai manusia yang beradab. Manusia sebagai makhluk social harus menjunjung  solidaritas. Bahkan kalo ada satu orang meninggal karena kelaparan maka di suatu desa maka seluruh penghuni desa itu akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Tuhan.
“mengapa kau tidak tolah-toleh,tidak menanyakan keadaan orang-orang sekitar,bahkan tidak tahu kalo ada orang yang kekurangan, kenapa tidak peduli?” dan kalo pemuda sudah terkena penyakit ini. Mereka tidak akan melihat kanan kiri sama sekali.

5.Indisipliner
Disiplin adalah tata tertib,semuanya yang ada di dunia ini memiliki tatanan dan totoan dan harus disiplin. Tidak ada yang jalan tanpa tata aturan, pergerakan matahari,perubahan waktu dari detik ke detik,angin,roda motor,bahkan jarum jam pun harus disiplin. Lalu pertanyaannya, apakah pantas manusia yang berkeliaran di bumi ini tidak mempunyai disiplin? ini berarti dia mencari penyakit bagi dirinya sendiri, ini berarti dia ingin melawan keteraturan yang ada. Dia akan membentur segala sesuatu yang disiplin dan serba teratur. Akhirnya dia akan terpelanting dari kehidupan ini baik sebagai masyarakat terhormat maupun sebagai pemuda bangsa yang diharap-harapkan oleh orang banyak. Akhirnya malah membuat kecewa orang yang menaruh harapan padanya.
Yang menjadi problem adalah, jika kita menganggap bahwa peraturan adalah belenggu,merantai dan membatasi kebebasan pemuda. Ini yang salah,padahal adanya peraturan itu mengatur,agar terorganisir dan rapi.
Ada pepatah yaitu “kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir” makanya kita jangan berani hidup tanpa disiplin. Pertama kita harus disiplin dengan Tuhan, tata harian kita, kalo pagi harus bangun. Itu disiplin, kita ambil contoh dari pemuda muslim. Pagi buta sudah bangun,kekamar mandi,ambil air wudhu,lalu sholat,lapor pada allah bersyukur,bersujud. Lalu segala sesuatu ada doanya, masuk masjid kaki kanan dulu keluar kaki kiri ada doanya juga. Begitulah ajaran islam untuk mendisiplinkan pemudanya. Disiplin yang tidak ada 1 menit saja tanpa disiplin.

6.Loyo otak
Bagai pisau, jika otak tidak pernah digunakan maka ia akan karatan hingga akhirnya tumpul, tidak bisa digunakan lagi. Sekarang kalo kita ajak pemuda bicara yang serius, mereka gak mau, mereka pengen bicara yang enteng-enteng saja. Sudah mulai tidak kuat,lama-lama akhirnya tidak mau bicara sesuatu yang serius sama sekali. Maunya itu yang sifatnya humor dan lelucon. Sampai-sampai kalo ada seseorang yang berpidato lalu tidak pake joke maka dianggapnya ‘garing’ aja,lalu ia ngantuk. Karena sudah gak kuat, tidak biasa mendengar sesuatu dengan penuh konsentrasi.
Sudah jelas,loyo otak akibat otak itu lama tidak digunakan untuk menghadapi sesuatu yang serius, sangat membenci dengan hal-hal yang mengandung sesuatu yang bermanfaat. Jika otaknya sudah loyo lalu dibiarkan saja maka dia akan jadi dungu. Mudah terkena pengaruh,didorong kesini iya didorong kesana iya.

7.Mengabaikan mutu (value)
Mutu adalah hal yang harus dijunjung tinggi, betul? Pasti semuanya setuju dan tidak ada yang menyangkal. Sikap ini ditunjukkan dengan keengganan untuk melakukan yang terbaik, ‘pokoknya selesai, entah bagaimana jadinya’. Ini salah satu penyakit pemuda. Jika itu yang terjadi maka pasti si pelakunya juga tidak memiliki value, dan secara otomatis dia akan tersingkirkan dari masyarakat yang beradab.
Saya beri contoh sederhana. Ada 2 orang ingin menyembelih kambing, si A menyembelih dengan pisau yang tidak terlalu tajam,kambingnya tidak diberi minum dan cara menyembelihnya juga tidak teratur. Sedangkan si B menyembelih dengan pisau yang tajam,memperhatikan dengan betul aturan penyembelihan dan memberi minum kambing terlebih dahulu. Kira-kira mana kambing yang lebih menjanjikan mutu yang maksimal? Tentu saja kambing yang disembelih oleh si B.
Oleh karena itu, Sangat bahaya jika pemuda juga ikut mengabaikan mutu dari apa yang dilakukan.

8.Takut mawas diri
Mawas diri adalah intropeksi diri, kita menghitung kira-kira apa saja yang sudah kita lakukan selama ini.
Berapa banyak kebaikan yang telah dilakukan?
Untuk apa saja waktu kita habiskan sehari 24 jam?
dan banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri. Terhadap tanah airmu wahai pemuda, apa yang sudah anda sumbangkan?
Jangan kita pura-pura tidak tahu kalo kita wajib menyumbangkan sesuatu untuk tanah air, untuk keluarga ,paling tidak untuk diri anda sendiri?
Apa yang sudah kita sumbangkan untuk kemajuan diri kita sendiri?
Ciri pemuda yang loyo adalah ia takut mawas diri, karena ia tahu bahwa begitu kecil sumbangsihnya,begitu banyak kesalahannya. Ok fine, kita juga memiliki kesalahan yang sama, tapi jika kita mau mawas diri dan menjadi hakim atas diri kita sendiri maka secara otomatis kita akan berusaha memperbaiki semua kesalahan-kesalahan yang pernah kita buat. Dan setelah sadar bahwa belum menyumbangkan apa-apa untuk bangsa dan Negara barulah kita mulai membina diri agar mampu berguna bagi bangsa dan Negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun