Bekasi (31/07/2022) -- Pertumbuhan penduduk Kabupaten Bekasi yang pesat ditandai hadirnya kawasan permukiman yang semakin luas. Peningkatan permukiman seperti perumahan dan fasilitas umum yang terus berkembang mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air hujan, akibat Sebagian wilayah yang ditutupi oleh perkerasan semakin luas sehingga dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah untuk meresapkan air.Â
Dampaknya juga mempengaruhi distribusi air yang tidak seimbang antara musim penghujan dan musim kemarau, hal ini menyebabkan meningkatnya limpasan aliran permukaan dan kekeringan pada musim kemarau.
Terlebih saat Indonesia mengalami cuaca ekstrim yang memungkinkan terjadinya peningkatan curah hujan yang tinggi dan sebagian besar air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah, tetapi mengalir ke permukaan tanah dan dibuang melalui saluran drainase.Â
Buruknya saluran pembuangan air (drainase) serta menurunnya daya serap tanah akibat pembangunan permukiman sehingga dapat mengakibatkan banjir/ genangan. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan pada daerah resapan air.
Maka dari itu, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menerapkan metode pembuatan lubang resapan (Biopori) untuk peningkatan daerah resapan, dengan ini masyarakat dapat meminimalkan banjir/genangan saat terjadinya hujan. Biopori atau lubang resapan biopori merupakan lubang yang dibuat tegak lurus ke dalam tanah.Â
Lubang ini memiliki diameter antara 10-30 cm dan tidak memiliki muka air tanah dangkal. Lubang tersebut kemudian diisi dengan sampah organik yang memiliki fungsi sebagai sumber makanan fauna tanah dan akar tanaman yang mampu membuat terowongan kecil dalam tanah.Â
Selain itu, lubang resapan biopori ini juga memiliki banyak manfaat diantaranya:
1. Mengurangi sampah organik
2. Menyuburkan tanah
3. Membantu mencegah terjadinya banjir
4. Meningkatkan kualitas air tanah
Berdasarkan kondisi tersebut mahasiswa KKN Undip melakukan upaya pengedukasian dengan melakukan demonstrasi pembuatan lubang resapan (Biopori) dengan nama program TAJIR atau Tridaya Anti Banjir. Program TAJIR ini telah diselenggarakan kepada Bapak-bapak di RW 009 Desa Tridaya Sakti, Tambun Selatan secara door-to-door dengan output berupa booklet dan poster.Â
Warga secara antusias menerima dan mendengarkan penjelasan dari pemateri. Beberapa bapak-bapak juga bertanya mengenai materi yang disampaikan.Â
Bahkan ada bapak-bapak yang sudah terlebih dahulu memiliki biopori di rumahnya. Harapannya, program TAJIR dapat memberikan pengetahuan dan semangat kepada bapak-bapak untuk menerapkan biopori di lingkungannya sehingga Desa Tridaya Sakti dapat terhindar dari genangan atau banjir ketika terjadi hujan dengan curah tinggi.
#kkntimIIperiode2022 #lppmundip #p2kknundip #undip
Penulis: Gessy Thania Handini
DPL: Nissa Kusariana, S.Km., M.Si.
Lokasi: Desa Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kab. Bekasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H