Mohon tunggu...
Gessy Frischa Oktavia
Gessy Frischa Oktavia Mohon Tunggu... Guru - CGP Angkatan II

Menulis berkaitan dengan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Sistem Among dan Model Pembelajaran Role Playing

10 Mei 2021   09:30 Diperbarui: 10 Mei 2021   10:03 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LATAR BELAKANG

Filosofi  pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pengajaran dan pendidikan telah menjadi pencetus kebangkitan sejarah pendidikan Indonesia. Nilai-nilai luhur dari pemikiran Ki Hajar yang mendalam telah mampu menembus  lintas zaman. Pendidikan yang digaung-gaungkannya berpusat pada siswa. sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman menuntun seorang pendidik (Guru) untuk mampu menjadi role model bagi siswa. Peran ini memantik nurani Guru untuk menjiwai sistem among dalam penjabaran Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karso, dan Tut wuri handayani  untuk dapat menuntun tumbuh kembang siswa secara optimal.

Pada hakikatnya pembelajaran merupakan cara untuk meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa melalui pengalaman pembelajaran yang bermakna yang diberikan oleh Guru. Dengan memerankan sistem among seorang Guru diharapkan bisa memahami karakteristik siswa, potensi alami yang dimiliki, mengoptimalkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan perasaan, pikiran dan perbuatan tanpa ada paksaan. Dalam perkembangannya saat ini pendidikan memang berorientasi pada kecakapan hidup 4C; Critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreatifitas), collaboration(kolaborasi), dan communication(komunikasi)  

Kemampuan seorang siswa berkomunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses interaksi belajar bukan hanya terletak pada kemampuan membaca saja tetapi juga memahami dan mengkomunikasikan ide dan pikirannya dengan jelas dan percaya diri. Faktanya, masih banyak siswa yang terlihat pasif dikelas dan tidak mampu menguasai keterampilan berbicara untuk mengkomunikasikan sesuatu. Masih banyak Guru yang terjebak dalam pola teacher-centered pada pengajarannya sehingga membuat siswa tidak termotivasi untuk memiliki ruang kepercayaan diri untuk mengekspresikan diri.

Deskripsi Aksi Nyata 

Penggambaran aksi nyata ini adalah kombinasi penerapan sistem among yang dilakukan oleh Guru dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui model pembelajaran Role Playing. Bertolak pada filosofi pemikiran Ki hajar Dewantara yang mengharuskan Guru menghamba pada kebutuhan siswanya sesuai dengan kodrat alam dan zaman, maka salah satu elemen penting yang juga dibutuhkan sebagai bekal siswa dimasa depan adalah kemampuan berkomunikasi. Siswa yang memiliki kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi merupakan modal menuju kesuksesan menggapai keterampilan hidup yang lain. Berdasarkan permasalahan yang ada pasifnya siswa dalam berkomunikasi maka salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran role playing. 

Menurut (T. A. Dewi, 2017; Fatimah, 2015) manfaatnya: (1) memberikan kebebasan kepada siswa dalam mengambil keputusan dan ekspresi secara utuh, (2) menggunakan model role playing akan memberikan kesan yang bermakna kepada siswa sehingga tahan lama dalam ingatan siswa, (3) dapat membangkitkan gairah dan semangat diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Sehingga model pembelajaran ini  tidak hanya mengaktifkan pikiran atau intelektual siswa saja, tetapi juga terdapat aktivitas tubuh secara keseluruhan. Dengan mengkombinasikan penerapan sistem among dalam membina kepercayaan diri siswa pada pembelajaran disekolah, diharapkan siswa mampu meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka yang kreatif dan percaya diri

Tujuan Aksi Nyata

 Tujuan dari aksi nyata yang saya lakukan adalah peningkatan keaktifan siswa dalam berkomunikasi. Tolak ukur yang saya gunakan yaitu siswa mampu mengkomunikasikan pemahamannya dalam bentuk video sesuai dengan gaya mereka masing-masing.

Langkah-langkah yang saya lakukan adalah mengkomunikasikan program aksi nyata ini  dengan Kepala sekolah, Penyampaian program aksi nyata kepada teman sejawat dan berdiskusi tentang kolaborasi yang dilakukan guru denga orang tua siswa mengenai pengawasan  tugas belajar dan pembiasaan-pembiasaan baik yang dilakukan oleh siswa di rumah, Menyusun bahan ajar untuk dikerjakan di rumah bersama orang tua. 

Guru melakukan tindakan aksi nyata dengan melakukan kegiatan belajar mengajar di WAG dan memberikan motivasi serta rahan tentang role playing (bermain peran). Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari, guru menerangkan alternative peran yang bisa siswa lakoni misalkan dalam bentuk wawancara, reporter, presenter dan lain-lain. Siswa memainkan peran sesuai pilihan mereka masing-masing lalu dibuat videonya. Kemudian guru melakukan refleksi, evaluasi dan pelaporan kegiatan aksi nyata yang sudah dilakukan kepada kepala sekolah dan orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun