Mohon tunggu...
Inovasi

Mitos Jurnalisme

4 Juni 2016   13:52 Diperbarui: 4 Juni 2016   14:35 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: garisbuku.com

1. Identitas Buku  

  • Judul : Mitos Jurnalisme   
  • Penulis : -Dudi Sabil Iskandar  -Rini Lestari   
  • Percetakan : CV. ANDI OFFSET (Penerbit ANDI,Anggota IKKAPI)   
  • Tahun Terbit : 2016  
  • Edisi Cetakan : I, 1st Published   
  • Ukuran Halaman : 330 hlm; 16x23 Cm.

MITOS  JURNALISME

Komunikasi adalah salah satu cara manusia mempertahankan harkat dan martabat. Dsengan komunikasi, manusia mengaktualisasikan segala potensinya .dalam setiap gerak, manusia berkomunikasi dalam berbagai bentuknya, mikro, meso, dan makro. Komunikasi juga merupakan konsekuensal dari posisi manusia sebagai makhluk sosial. Elemen pokok dari aliran transmisi ini adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Dalam perspektif ini komunikasi adalah sebuah proses perpindahan pesan atau komunikasi bias dipahami sebagai proses-proses penyampaian pesan, baik verbal maupun nonverbal.

Elemen-elemen atau model proses komunikasi.                                                                                       

komunikasi Mazhab Transmisi  Sedangkan Pertukaran makna (Production and exchange of meanings) digagas dating belakangan. Tepatnya dating setelah Perang Dunia II. Ia berkembang di Eropa. Mazhab ini dipopulerkan oleh tokoh seperti James Carey dan Jhon Fiske. Komunikasi dalam pendekatan semiotika ini melibatkan unsur bahasa (Linguistik) dan aspek-aspek seni. Aliran Semiotika memandang komunikasi dalam sebuah proses yang rumit. Menurut Mazhab ini,komunikasi tidak sesederhana perpindahan pesan dari komunikatopr ke komunikan. Proses komunikasi melibnatkan budaya masing-masing elemen. Artinya, satu symbol tertentu akan di pandang berbeda oleh author dan reader. Semakin banyak persamaan budaya antara author dan reader kian terbuka terciptanya kesepahaman. Sebaliknya, semakin banyak pertbedaan diantara keduanya semakin besar ketidak sepahaman sehingga proses komunikasi tidak berlangsung dengan sempurna. 

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL 

Secara umum,teori berger dan luckman membahastentang sosiologi pengetahuan. Keduanya berusaha mengembalikan hakikat danperanan sosiologi pengetahuan dalam kerangka ranah sosiologi. Berger danLuckman menemukan metodelogi yang tepat untuk meneliti pengalamanintersubjektivitas dalam konstruksi realitas social. Terakhir, mereka memilihlogika yang tepat dalam releven untuk sosiologi pengetahuan. Pada tahap inilahmasyarakat harus dilihat sebagai realitas yang objektif. Sedangkan eksternalisasiadalah usaha atau ekspresi setiap individu ke dalam dunia,baik mental ataupunfisik. Proses ini adalah ekspresi untuk menguatkan eksistensi individu dalam masyarakat.

 KONSTRUKSI REALITAS MEDIA 

Secara general,bias dipastikan tidak adamasyarakat yang tidak disentuh oleh media massa. Karena itu lumrah bila efekmedia massa (baik yang disengaja atau tidak disengaja) pada masyarakat sangatterasa. Kecepatan dan perubahan budaya suatu masyarakat, misalnya, sangatditentukan sejauh mana media mempengaruhi. Salah satu pembentukan kostruksirealitas di dunia modern adalah media massa. Seraya melontarkan kritik terhadap Berger dan Luckman, Burhan Bungin menyebutkan media massa,termasuk surat kabar,menjadi Variable yang sangat substantive dalam proses eksternalisasi,objektivikasi, dan internalisasi, subjektivikasi, dan intersubjektif. Inti dariteori ini terletak pada sirkulasi informasi cepat dan luas yang disebarkan olehmedia massa, sehingga konstruksi social akan berlangsung sangat cepat dansebenarnya merata. Realitas yang dibangun media massa tersebut membentuk opini public,massa cenderung apriori, dan opini massa cenderung sinis.  

Sebuah berita di media bukan hanya rangkaian fakta yang tersusun menjadi sebuah kalimat, paragraph, tayangan, dan siaran. Ia juga merupakan Representasi dari pemikiran dan sikap penulis,cameramen,asisten redaktur, redaktur, produser, dan editor, plus kebijakan redaksi yang tertuang dalam editorial atau tajuk rencana. Minimal segala latar belakang budaya, pergaulan, dan pendidikan wartawan sangat memengaruhi bagaimana fakta dikonstruksikan dalam sebuah berita. Fakta yang hanya ditulis apa adanya akan kering gaya dan tidak nyaman dibaca. 

BAHASA DAN KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL 

bahasa tutur mengalami perkembangan yaitu bahasa tulisan yang bisa di dokumentasikan sebab tidak sekadar alat urutan bunyi yang dapat di cerna secara empiris tetapi juga kaya dengan makna yng sifatnya non-empiris. Oleh sebab itu, lumrah bila kini mengenal bahasa tulisan yang salah satunya diproduksi oleh media cetak. Melalui bahasa, sebuah pristiwa yang tidak dialami dapat diketahui oleh orang lain,hal ini karena ia memperoleh berita. Dalam konteks ini, bahasa tulisan menimbulkan makna sebagaimana bahasa lisan baik baggi yang memproduksi atau membacanya. 

REPRESENTASI MAKNA MEDIA

 Kata Repretasi menunjukan pada penjelasan orang-orang yang membantu mendefinisikan kekhasan kelompok-kelompok dan juga tidak hanya menunjuk pada penggambaran perbagai institusi. Representasi juga tidak hanya menunjuk pada permukaan, ia pun menyangkut Makna-mana yang dikostruksi. Makna tentang dunia dan Makna tentang memahami dunia.                                                    

Representasi Dikaitkan Dengan Makna 

KETERANGAN: 

Permukaan Representasi terhadap Masyarakat melalui Kelompok-kelompok terdapat dalam penampilan dan prilaku yang digambarkan. Pemahami permukaan ini membawa kita kepada makna-makna tentang Representasi. Area-Area dominan dalam Makna Berkaitan dengan Mitos-mitos kebudayaan dan pandang kelompok itu tentang kekuasaan. 

seperti di paparkan di atas, komunikasi bukan hanya proses penyampaian pesan, tetapi juga pertukaran simbol yang kemudian membentuk makna. Makna terjadi karena ada tanda. Ada tiga jenis makna dalam sebuah proses komunikasi. Yaitu, Makna si penutur, Makna bagi si pendengar, dan Makna tanda (sign Meaning) yang melekat pada tanda itu sendiri. Makna ketiga merujuk pada sifat yang Inherent pada tanda tersebut, sehingga di ketahui apakah penggunaan kata dan gagasan tersebut tepat atau tidak. Menurut Arthur Asa Berger, Makna itu bersifat relasional. Segala sesuatu akan bermakna jika memiliki hubungan dengan jenis yang dilekatkanya. Hubungan tersebut bisa tersurat (jelas) atau tersirat (tersembunyi). Makna adalah hubungan sosial yang dibangun oleh sinyal diantara sang emisor dan reseptor ketika tindakan semik sedang berlangsung.

 JURNALISME ONLINE

 Dalam era kapitalis modern, percepatan dan kecepatan sudah merasuk ke semua aspek kehidupan manusia, termasuk dunia Jurnalisme. Kecepatan dan percepatan telah menyeret Jurnalisme ke dalam pusaran kompetisi Global. Disinilah lidah api kapitalisme memyambar dan membakar Jurnalisme. Berita sebagai unsur atau pilar pokok atau inti dari Jurnalisme menjadi Komoditas. Dengan menjadi KOmoditas berita telah kehilangan elan Vitalnya. iya hanya sebagai alat untuk menghasilkan Keuangan. Berita bukan lagi sebagai Pemproduksi wacana yang mencerahkan; pembangunan kesabaran masyarakat; atau lainnya yang mencerahkan kehidupan. 

beberapa karakteristik media/Jurnalisme Online, antara lain: 

1. Unlimited Space. Jurnalistik Online memungkinkan halaman tak terbatas. Ruangan bukan masalah. Artikel dan berita bisa sepanjang dan selengkap mungkin,tanpa batas. 

2. Audience Control. Jurnalistik Online memungkinkan Pembaca lebih leluasa memilih berita/informasi. 

3. Non-Lienarity. Dalam jurnalistik Online masing-masing berita berdiri sendiri, sehingga pembaca tidak harus membaca secara berurutan. 

4. Storage and Retrieval. Jurnalistik online memungkinkan berita "abadi", tersimpan, dan boisa diakses kembali dengan mudah kapan dan dimana saja.

 5. Immedoacy. Jurnalistik Online menjadikan informasi bisa disampaikan secara cepat dan langsung. 

6. Multimedia Capability. jurnalistik online memungkinkan sajian berita berupa teks, suara, gambar, vidio, dan komponen lainnya sekaligus. 

7. interactivity. jurnalistik online memungkinkan interaksi langsung antara redaksi dengan pembaca, seperti melalui kolom komentar social media sharing. 

MITOS JURNALISME SEBAGAI PILAR KEEMPAT DEMOKRASI 

singkat kata, nyaris semua media memiliki afiliasi hubungan,dan kepentingan dengan partai politik. dengan begitu, media di indonesia tidak independen dan tidak bisa menentukan dirinya sendiri sebagai media. hal ini  karena independensi adalah harga mati bagi sebuah media. dengan berdiri sendiri ia bisa menentukan klebijakan redaksi dan berita secara mandiri tanpa intervensi kepentingan nonmedia. 

media hanya bisa menjadi pilar keempat demokrasi jika mengambil jarak dan independen dengan tiga jenis kekuasaan yang terdapat pada lembaga negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif). keberjarakan dengan politik, ekonomi,dan bisnis serta membuat media berani bersikap kritis.sebaliknya, jika dalam suatu naungan kekuasaan, ungkapan Lord Acton'Power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely'(kekuasaan itu cenderung berbuat korup,kekuasan yang absolut dengan sendirinya pastilah korup). Menemukan Kebenarannya.

 TEKS DAN WACANA PERSPEKTIF TEORI KRITIS yang menjadi perhatian analisis wacana adalah mendeskripsikan teks dan konteks secara bersamaan sebagai sebuah proses komunikasi. dengan demikian dibutuhkan kognisi secara umum dan gambaran budaya yang melingkupinya. bahasa bukan sesuatu yang lahir dan hampa. ia selalu dalam kontes tertentu. di situ ada situasi, kondisi, partisipasi, dan interektualitas. 

SEMIOTIKA ROLAND BARTHES 

mitos dan ideologi wicara mistis dibentuk dan suatu materi yang indah diolah demikian rupa untuk menjadikan cocok bagi komunikasi. hal ini karena semua materi adalah mitos, baik gambar atau tulisan. dalam kaitan motos sebagai sistem semiologi, Barthes menyatakan definisi semiologi sebagai ilmu tentang bentuk-bentuk, karena hal itu mempelajari pertanda terlepas kandungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun