Mohon tunggu...
gesigria
gesigria Mohon Tunggu... -

Jingga Merona Matahari Senja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gairah Aksi Mahasiswa

5 September 2016   17:40 Diperbarui: 5 September 2016   17:51 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara mengenai cara demonstrasi di kalangan mahasiswa bagi sebagian orang mungkin akan sangat terasa menjengkelkan, tapi tidak dengan sebagian orang lainnya termasuk saya. Demonstrasi termasuk dalam partisipasi politik yang unconventional menurut Gabriel A. Almond.

Sejujurnya, saya adalah tipe mahasiswa yang tidak hobi untuk ikut berdemonstrasi. Padahal sebagai mahasiswa, saya merupakan salah satu Agent Of Change di negara ini. Seringkali saya mendapatkan pesan siaran(broadcast message) yang isinya berupa seruan aksi untuk turun ke jalan.

Bagi  saya semua terlihat baik, apabila seruan aksi tersebut dilakukan berdasarkan alasan yang jelas, bertujuan positif, menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam penyampaian pesannya, serta dapat menempatkan situasi dan kondisi. Dan wajar saja apabila mahasiswa ikut berperan aktif dalam mengingatkan pemerintah dengan cara menyampaikan pendapat dan keluhan mereka agar didengar oleh pemerintah, toh UUD 1945 juga menjamin bahwa setiap orang memiliki hak dalam menyatakan pendapat dan pikiran mereka.

Namun, apakah cara yang dilakukan mahasiwa tersebut sudah benar? Nah,ada baiknya apabila kita sebagai mahasiswa juga dapat memahami keadaan sekitar, pendapat orang-orang ataupun mempelajari psikologi sosial. Menurut buku edisi revisi yang saya baca, Dasar-Dasar Ilmu Politik dari Prof. Miriam Budiarjo, psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana kepemimpinan tidak resmi turut menentukan hasil suatu keputusan dalam kebijakan politik dan kenegaraan, bagaimana sikap dan harapan masyarakat dapat melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegang teguh pada tuntutan sosial dan betapa nilai-nilai budaya yang telah bertahun-tahun lamanya dapat diterima oleh masyarakat, serta dapat melahirkan tingkah laku politik yang relatif stabil atau lebih dikenal dengan budaya politilk.

Maka, apabila dilihat dari Budaya politik yang ada di Indonesia, negeri kita ini adalah negeri yang cinta damai, menjunjung tinggi keselarasan bersama, dan mengutamakan bermusyawarah. Kembali lagi kepada mahasiswa yang melakukan demonstrasi, akan lebih baik apabila penyampaian pendapatnya menggunakan tata bahasa yang baik dan benar agar pesan dan gagasan yang disampaikan dapat didengar dan diterima oleh masyarakat dan pemerintah.

Jangan sampai kasus di Bangkalan, Madura kembali terjadi. Dengan penuh percaya diri mahasiswa menginjak-injak dan membakar foto Saut Situmorang, wakil ketua KPK yang memang secara tidak langsung telah menyakiti hati kita sebagai mahasiswa muslim khususnya. Namun tidak seharusnya juga kita selaku mahasiswa bertindak seperti itu karena bagaimanapun kita adalah  mahasiswa yang “katanya” memiliki pendidikan tinggi dan beragama, dan apabila dilihat dari cara kita berperilaku(seperti penjelasan diatas) sungguh tidak menunjukkan moralitas kita sebagai mahasiswa.

Saya mengutip istilah dari Try Sutrisno yang saya dapatkan dari buku Reaksi Intelektualitas untuk Demokrasikarangan Joko Siswanto, yang mengungkapkan: silahkan mahasiwa mengemukakan pendapat tetapi hendaknya jangan hantam kromo, tidak menyinggung, tidak menyakiti, tidak membikin malu, tidak hura-hura, dan tidak semerawut. Ungkapan tersebut bertujuan agar maksud hati dan kehendak hati dapat sampai dan diterima oleh pemerintah serta suasana tetap aman. Mahasiswa tidak akan bertindak seperti itu apabila pejabat pemerintah juga tidak akan menyatakan sebuah pernyataan yang menuai kontroversi. Salam Mahasiswa.

Nama                           : Gesi Gria Pinky

NIM                              : 07031181520010

Jurusan                        : Ilmu Komunikasi’B

Kampus                       : Universitas Sriwijaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun