Mohon tunggu...
Gesang Fatih
Gesang Fatih Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Lepas yang Hobby Minum Kopi Hitam

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara Islam Menghilangkan AIDS

1 Desember 2019   14:08 Diperbarui: 1 Desember 2019   14:07 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis, Tinggal di NTT)

Hari AIDS setiap 1 Desember diperingati di banyak negara. Sebagai respon terhadap masih tingginya angka pengidap HIV AIDS.

HIV AIDS menjadi momok yang menakutkan. Karena penyakit ini menyiksa perlahan dengan menurunkan sistem kekebalan tubuh.

Berbagai penyakit pun mudah menjangkiti. Sehingga akhirnya penyakit ini membunuh banyak pengidapnya.

Untuk mengatasi hal ini, solusi yang selalu dipakai setiap tahun adalah menggunakan  5 langkah yang tersusun rapi dalam Abjad ABCDE.
A (Abstinance/tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah), B (Be faithful/setia kepada pasangan), C (Condom/penggunaan kondom), D (Don't use drugs/jangan menggunakan obat-obatan terlarang) dan E (Equipment/menggunakan peralatan steril, tidak menggunakan jarum suntik orang lain).

Meski ABCDE rajin dikampanyekan dan dipraktikkan ternyata tidak dapat meredam jumlah HIV AIDS yang meningkat di berbagai belahan dunia. Membuat masyarakat semakin resah karena perkembangannya

Berdasarkan data dari UNAIDS, terdapat 36,9 juta masyarakat berbagai negara hidup bersama HIV dan AIDS pada 2017. Indonesia menjadi salah satu negara yang menduduki peringkat ketiga sebagai pengidap HIV/AIDS terbanyak di seluruh dunia dengan total penderita sebanyak 5,2 juta.

Jika dikelompokkan berdasarkan latar belakangnya, penderita HIV/AIDS datang dari kalangan pekerja seks komersial (5,3 persen), homoseksual (25,8 persen), pengguna narkoba suntik (28,76 persen), transgender (24,8 persen), dan mereka yang ada di tahanan (2,6 persen). (Sumber data Kompas.com, 1 Desember 2018).

Mengapa rumus ABCDE tidak bisa menekan angka pengidap HIV/AIDS hingga ke titik minimal? Sebenarnya  akar masalah dari kasus ini karena tingginya angka pergaulan bebas dan penyimpangan seksual yang mendominasi jumlah penyakit HIV/AIDS.

ABCDE belum mampu menyelesaikan hal ini dan belum mampu menemukan akar permasalahan meningkatnya kasus HIV/AIDS.

Sebenarnya Islam punya solusi sebagai alternatif terhadap ABCDE. Solusi yang apabila dipakai dapat menghilangkan kasus HIV AIDS.

Islam memandang bahwa pergaulan bebas dan perilaku seksual menyimpang adalah aktivitas yang merusak masyarakat.

Untuk mencegah hal tersebut, Islam melarang seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita yang bukan mahromnya di tempat yang sepi. Ini solusi pergaulan bebas.

Islam melarang seorang laki-laki memandang aurat laki-laki yang lain atau tidur seranjang. Begitu juga kepada sesama perempuan. Ini solusi mencegah perilaku seksual menyimpang seperti homokseksual, lesbian dan transgender.

Pemakaian kondom juga dibatasi hanya untuk pasangan yang menikah secara sah. Bukan untuk pasangan di luar nikah yang akhirnya menjadi pasien HIV/AIDS.

Islam juga mendorong negara untuk membuka lapangan pekerjaan yang luas dan halal bagi rakyatnya. Agar tidak ada rakyat yang menganggur dan menjajakan dirinya demi nafkah sehari-hari. Serta tidak ada wanita PSK yang dieksploitasi dan lelaki hidung belang yang beraksi.

Pendidikan seks belum tepat untuk dikampanyekan tetapi sebaiknya pendidikan Akidah dan Rumah Tangga yang ditingkatkan kepada para pemuda. Agar senantiasa takut kepada Allah SWT dan menjauhi diri dari hal-hal yang bisa menjerumuskan orang ke lubang perzinahan.

Dan Islam melarang disebarkannya video porno dan tayangan-tayangan yang merangsang syahwat. Ini bisa meredam angka pergaulan bebas. Sebaiknya para pemuda menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang positif dan membangun masyarakat.

Semoga masyarakat bisa terbebas dari HIV/AIDS. Jumlah pengidapnya semakin menurun dengan kembali mengamalkan Islam sebagai solusi utamanya.[]

NTT, 1 Desember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun