Departemen Luar Negeri AS mencantumkan bahasa Korea sebagai 'bahasa super keras', yang berarti 'sangat sulit' bagi penutur Bahasa Inggris dan membutuhkan waktu rata-rata 88 pekan untuk mencapai kemahiran bicara profesional.
Bahasa Korea modern mengikuti alfabet fonetik yang disebut Hangul, yang berarti suku kata umumnya diucapkan seperti yang tertulis. Ini tidak seperti bahasa non-fonetik seperti Bahasa Cina, yang menggunakan simbol untuk mewakili makna tertentu.
Demikian pula di Britania Raya, jumlah mahasiswa perguruan tinggi yang mengambil kursus Bahasa Korea meningkat tiga kali lipat dari 2012 hingga 2018, dibandingkan peningkatan minat Bahasa Cina hanya lima persen, dan penurunan minat dalam beberapa bahasa Eropa seperti Prancis dan Jerman.
Menurut Rahadian ada dua alasan kenapa bahasa korea sulit di pahami oleh orang indonesia, yaitu
- Pola kalimat bahasa Korea berbeda dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang kita kenal dari kecil menggunakan pola kalimat S-P-O (Subjek-Predikat-Objek). Bahasa Inggris pun menggunakan pola kalimat demikian. Namun, rupanya pola kalimat itu tidak berlaku bagi bahasa Korea dan bahasa Jepang. Bahasa Korea dan bahasa Jepang memiliki pola kalimat S-O-P (Subjek-Objek-Predikat). Bagi orang Indonesia yang sudah terbiasa menggunakan pola kalimat SPO, mencerna kalimat berpola SOP tentu akan sulit. Misalnya kalimat  "jeoneun adit imnida" kalimat tersebut memiliki arti "saya adalah adit". Kata "imnida" memiliki arti "adalah". Tentu berbeda dengan pola bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang telah kita pelajari sejak dulu. Contoh lainnya adalah "jeoneun babeul meogseumnida" yang memiliki arti "saya makan nasi". meogseumnida merupakan kata kerja yang diletakkan di akhir kalimat.
- Bahasa Korea menggunakan aksara khusus untuk menuliskan bahasanya. Seperti yang sudah diketahui bersama, orang Korea  tidak menggunakan huruf abjad dalam keseharian mereka. Hangeul digunakan orang Korea untuk menuliskan bahasa Korea dan terdiri dari 24 huruf---14 huruf konsonan dan 10 huruf vokal.
Seorang spesialis kursus Bahasa Korea di edtech Cakap, Verhuny Vianda, mengungkapkan bahwa rata-rata seseorang bisa mahir berbahasa Korea dalam waktu 3-6 bulan. Selama tiga bulan, mereka mempelajari teori dasar, dan enam bulan kemudian mereka mempelajari teori lanjutan serta mulai aktif berbicara. Verhuny juga menjelaskan beberapa kendala yang sering dihadapi dalam mempelajari Bahasa Korea, seperti huruf yang berbeda dengan alfabet dan banyaknya kosakata yang dipengaruhi oleh bahasa Tiongkok.
Diantara drakor (drama Korea) dan musik K-Pop, Verhuny menyarankan bahwa drakor lebih efektif dalam memperlancar Bahasa Korea. Hal ini karena kata-kata dalam drama lebih terkait dan berhubungan langsung dengan bahasa sehari-hari. Namun, dia juga menekankan pentingnya berbicara langsung dengan penutur asli (native speaker) sebagai sarana yang efektif dalam mempelajari bahasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H