Mohon tunggu...
Nissa Nursasi Fatika
Nissa Nursasi Fatika Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris

Penulis alergi katak

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok 2025 dan Dampaknya Terhadap Keuangan Rumah Tangga

11 Januari 2025   20:43 Diperbarui: 11 Januari 2025   20:43 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SEMBAKO (Sumber: REDAKSI)

Memasuki awal tahun 2025, kenaikan harga kebutuhan pokok seperti minyak goreng, beras, telur, dan gula terus menjadi perhatian publik. Lonjakan harga yang berkisar antara 5 hingga 9 persen sejak akhir 2024 memberikan tantangan besar bagi stabilitas keuangan rumah tangga. Beberapa faktor eksternal dan kebijakan ekonomi nasional menjadi penyebab utama dari situasi ini.

Faktor Penyebab Kenaikan

Cuaca ekstrem yang mengganggu distribusi barang serta peningkatan permintaan selama perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi pemicu langsung kenaikan harga. Di sisi lain, kebijakan pemerintah turut memperkuat tekanan ekonomi ini.

Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah tahun 2024 membawa dampak signifikan pada pasar dan konsumsi masyarakat di tahun berikutnya. Salah satu kebijakan yang mencolok adalah kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025.

"Kebijakan ini, meskipun bertujuan meningkatkan penerimaan negara, menimbulkan efek domino berupa kenaikan harga barang dan jasa di pasar," jelas Achmad. Menurutnya, dampak tersebut tidak hanya dirasakan oleh masyarakat berpenghasilan rendah, tetapi juga kelas menengah yang menjadi tulang punggung konsumsi domestik.

"Ketika harga kebutuhan pokok melonjak, kemampuan belanja mereka tergerus, sehingga mengancam pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," tambahnya.

Dampak Terhadap Konsumen

Pedagang Kebutuhan Pokok  (Sumber: REDAKSI
Pedagang Kebutuhan Pokok  (Sumber: REDAKSI

Nur Hasanah, seorang pedagang kebutuhan pokok di Abung Jayo, mengaku lonjakan harga mulai terasa sejak akhir tahun lalu. "Minyak goreng naik, gula naik, pokoknya semuanya serba naik sekarang," ujarnya saat ditemui di gerainya pada Sabtu (11/1/2025). Harga minyak goreng naik dari Rp17.000 menjadi Rp18.000 per liter, sementara gula naik dari Rp16.000 menjadi Rp17.500 per kilogram."

Sementara itu, konsumen seperti Ayu merasakan beban ekonomi yang semakin besar. "Biasanya seperempat kilo gula harganya Rp4.000, sekarang jadi Rp5.000. Agak kaget karena biasanya stabil, tapi sekarang lumayan naik," ujarnya.

Tinjauan Ekonomi dan Prospek ke Depan

Kenaikan harga kebutuhan pokok dapat berdampak negatif pada daya beli masyarakat, yang pada akhirnya berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi. Fluktuasi harga seperti ini memerlukan perhatian serius karena dapat memicu inflasi pangan dan memperburuk kesejahteraan masyarakat.

Achmad Nur Hidayat menekankan pentingnya kebijakan yang seimbang antara peningkatan penerimaan negara dan perlindungan daya beli masyarakat. "Ketika konsumsi domestik melemah, roda ekonomi bisa melambat, dan itu berisiko pada kestabilan ekonomi secara keseluruhan," jelasnya.

Untuk mengatasi kondisi ini, pemerintah perlu memperkuat pengendalian harga melalui kebijakan distribusi yang efisien serta memastikan pasokan kebutuhan pokok tetap terjaga. Di sisi lain, edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan keuangan rumah tangga juga menjadi penting dalam menghadapi tantangan ekonomi ini.

Dengan kondisi pasar yang dinamis, harapan masyarakat agar harga kembali stabil tetap menjadi perhatian utama agar beban ekonomi dapat berkurang dan aktivitas perdagangan berjalan lebih lancar.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun