Mohon tunggu...
Gery Gumilar
Gery Gumilar Mohon Tunggu... Relawan - Gery

Gery Gumillar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semasa Kecilku

13 November 2020   23:13 Diperbarui: 13 November 2020   23:22 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika aku berumur 10 tahun, aku sering main ke kali yang ada di kampung sebelah bersama teman teman, kita pergi main ke kali tanpa sepengetahuan orang tua,

Jadi kita semua pergi sembunyi sembunyi, setiap pulang sekolah kita sering kumpul di warung om Made, setelah kumpul kita langsung pergi main ke kali sambil membawa  alat pancingan,

Setelah sampai dikali aku memancing dengan umpan berupa roti, aku terus menunggu ikan yang menyantap umpan dari kail pancingan aku, setelah sekian lama menunggu akhirnya ada yang terasa berat dari kail pancing ku, aku pun merasa senang dan langsung dengan sigap menarik kail pancing ku dan ternyata yang didapatkan bukan ikan ternyata akar pohon,

Aku pun merasa kecewa dan sontak teman teman ku mentertawakan ku, tapi aku menghiraukan apa yang barusan terjadi aku pun memasang umpan lagi pada kail pancing ku, tanpa menunggu lama akhirnya ikan pertama pun didapatkan dengan ukuran yang agak lumayan besar.

Tetapi ada yang aneh pada ikan tersebut warna nya ada totol totol warna putih, Aku pun ingat tentang mitos penunggu kali tersebut yang sering para warga cerita kan, "Siapapun yang menemukan ikan tersebut akan mengalami nasib sial'' tanpa pikir panjang aku langsung melempar kail pancing ku dengan ikan yang pertama kali aku dapatkan, aku pun langsung berlari meninggalkan teman teman ku,

Aku pun pulang ke rumah dan langsung bercerita kepada Nenek, Nenek pun menegurku untuk tidak pergi main ke kali itu lagi, lalu aku di suruh mandi oleh nenek ku, selepas mandi aku di suruh meminum air doa yang dibuatkan nenek, setelah kejadian tersebut aku tidak boleh pergi main lagi. 

Setelah aku beranjak remaja aku mendengar kabar bahwa kali tersebut udah dijadikan tempat wisata oleh warga setempat, dan ternyata aku baru tau kalo mitos tersebut memang tidak benar karena ternyata ikan tersebut emang bener bener ikan biasa cuman ikan tersebut memanglah langka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun