Mohon tunggu...
Humas Lapas
Humas Lapas Mohon Tunggu... Polisi - Staff Humas Lapas Pemuda kelas IIA Madiun

Suka menulis hal-hal positif. Dimulai dari beripikir positif.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

30 Warga Binaan Antusias Ikuti Pelatihan Budidaya Ikan Metode Bioflok

14 Juli 2022   12:10 Diperbarui: 14 Juli 2022   12:13 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Humas Lapas Madiun

MADIUN -- Sebanyak 30 Warga binaan Lapas Pemuda Madiun antusias mengikuti pelatihan pertama budidaya ikan konsumsi dengan metode bioflok. Kegiatan dimulai dengan warga binaan yang melarutkan garam krosok, molase, probiotik dan tepung terigu untuk memacu pertumbuhan flok.

Hasil larutan pada 4 kolam terpal tersebut nantinya akan didiamkan selama kurang lebih 7-10 hari, untuk menciptakan gumpalan-gumpalan kecil dari mikroorganisme hidup yang membantu mempertahankan kualitas air.

"Masing - masing bahan tadi secara berurutan dilarutkan dengan air dan dimasukkan ke dalam kolam. Kita diamkan beberapa hari atau sampai dinding kolam terasa licin saat disentuh. Ini membantu untuk menciptakan flok-flok atau sekumpulan mikroorganisme," jelas Kasi Kegiatan dan Kerja (Giatja), Irphan Dwi Sandjojo usai pembukaan pelatihan, Rabu(14/7/2022).

Dok. Humas Lapas Madiun
Dok. Humas Lapas Madiun

Selain membantu dalam hal kualitas air, flok yang tercipta membuat pakan menjadi lebih efisien sehingga pertumbuhan ikan menjadi lebih optimal. Sehingga mempersingkat masa panen jika dibandingkan dengan metode konvensional.

"Berdasarkan penelitian, ikan hanya memakan pakan sebanyak 20 hingga 30 persen saja. Sisanya, sebanyak 70 hingga 80 persen menjadi penyumbang menurunnya kwalitas air dan sumber penyakit bagi ikan. Dengan metode ini, kwalitas air tetap terjaga," tuturnya.

Dok. Humas Lapas Madiun
Dok. Humas Lapas Madiun

Pelatihan budidaya ikan bukan yang pertama dilakukan di Lapas Pemuda Madiun. Namun, sebelumnya masih menggunakan metode pembesaran yang memakan banyak waktu dan biaya.

"Sudah 2 tahunan tidak diadakan. Dulu pembesaran lele. Terus terhalang pandemi, dimana harga pakan mahal dan harga jual lele murah. Jadi biaya pemeliharaaan dengan nilai jual tidak sebanding, jadi rugi. Akhirnya kita menggandeng Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Madiun menggunakan metode bioflok," ucapnya.

"Sekarang kita beralih ke nila, kalau nila berhasil kita akan kembangkan yang lebih Indonesia lagi. Saat ini empat kolam bersamaan sampai panen perdana. Pasca panen perdana, kita lakukan gilir agar tiap bulan bisa panen," tutup Irphan. (Humas Lasdaun)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun