MADIUN -- Petugas Lapas Pemuda Madiun memberikan penguatan psikologis kepada warga binaan dengan cara konseling kelompok. Kegiatan rehabilitasi tersebut untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi, khususnya komunikasi, agar tidak terganggu perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif.
Pantauan Humas Lasdaun di Aula Adi Sudjatno pada Selasa(10/5/2022)pagi. Sebanyak 60 warga binaan dibagi menjadi 4 kelompok. Disetiap kelompok, didampingi oleh satu Konselor yang meminta agar setiap warga binaan menuliskan hal-hal yang dirasakan saat ini pada selembar kertas.
"Itu (mengungkapkan perasaan di selembar kertas) termasuk dalam kurikulum. Biasanya konselor minta 'share filling'. Diminta untuk mengungkapkan apa yang dirasakan saat ini. Karena ini habis Lebaran pasti ada yang kangen keluarga, jadi keinginan untuk bebas jadi besar.Â
Otomatis kekecewaanya juga besar. Yang disampaikan lewat tulisan itu ya itu," ujar Staff Bimkemaswat, Mahardika Intan.
Menuliskan perasaan yang sedang dirasakan menjadi salah satu bentuk terapi. Yang nantinya akan dilanjutkan dalam bentuk konseling setiap individu. Umumnya, perasaan yang disampaikan saat konseling sama persis dengan isi pada kertas tersebut.
"Melalui menulis kita gembosi emosi negatifnya mereka. Kemudian dilanjutkan konseling individu. Ada dimungkinkan dia gak bisa cerita di kelompok karena sangat rahasia. Waktu kelompok itu lebih permasalahan umum yang sering terjadi dan gak rahasia," katanya.
Menurut Dika, konseling kelompok dan individu memiliki tujuan yang sama untuk penguatan psikologis warga binaan. Ketika psikologis sudah kuat, maka warga binaan akan mampu mengambil solusi yang solutif.
"Kita bukan pencari solusi. Kita kasih semangat. Bagaimana dia bisa memanage kekecewaannya. Mengajar mereka tentang menata dan me-'manage' emosi. Ya itu yang diajarkan," pungkasnya. (Humas Lasdaun)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H