MADIUN -- Sebanyak 150 warga binaan Lapas Pemuda Madiun berhasil diskrining di hari kedua Program Skrining TBC Nasional dan HIV. Tidak hanya itu, warga binaan jumlah tersebut juga mendapatkan skrining penyakit tidak menular (PTM).
Pengelola Program HIV Puskesmas Ngegong, Vivin Sulistyaningrum mengungkapkan, skrining yang dilakukan bukan hanya meliputi skrining TBC dan HIV saja. Tetapi juga skrining penyakit tidak menular (PTM). Melalui skrining PTM, diharapkan warga binaan mendapatkan perawatan khusus hingga PTM yang dimiliki dapat sembuh total.
"Skrining PTM ini penting dilakukan. Misalnya ada yang diketahui punya penyakit jantung atau darah tinggi atau punya diabetes. Ini perlu penanganan khusus seperti pola makan dan olahraga rutin. Skrining PTM ini juga gabungan dari program TBC dan HIV," Â jelasnya di Aula Adi Sudjatno saat diwawancarai Humas Lasdaun, Jumat(8/4/2022).
Skrining dilakukan dengan mendata warga binaan termasuk pengukuran tinggi dan berat badan. Kemudian warga binaan akan dicerca pertanyaan sebelum memasuki proses pengambilan sampel darah untuk tes HIV.
"Skrining apakah punya penyakit bawaan dan untuk orang yang TBC dan HIV tidak bisa dideteksi jika tidak diskrining dan rontgen juga. Jadi kalau ada skrining ini bisa diketahui lebih dini, apabila ada yang kena HIV atau TBC, karena HIV tanpa gejala," tuturnya.
Usai diskrining PTM dan HIV, warga binaan akan diarahkan untuk melakukan skrining TBC dengan cara cek dahak dan rontgen paru-paru. Menurut Vivin, penyakit TBC dapat disembuhkan apabila dilakukan pengobatan dengan rutin dan benar.
"Bisa, bisa sembuh. TBC ada obatnya. Dengan rutin pengobatan 6-9 bulan, mereka bisa sembuh kok.