Mohon tunggu...
Gery Fathurrachman
Gery Fathurrachman Mohon Tunggu... -

Mahasiswa FHUI angkatan 2011, Ketua BEM FHUI 2014.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepemimpinan Mahasiswa & Perubahan Sosial

28 November 2014   21:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:35 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemuda Indonesia memiliki peranan yang mendalam dalam proses perubahan sosial di Indonesia. Dalam hal, ini gerakan pemuda selalu lekat dengan identitas intelektual dan idealis. Hal tersebut terbukti lewat catatan panjang sejarah Bangsa Indonesia yang melibatkan gerakan kaum pemuda dari masa ke masa. Sebut sajalah gerakan Budi Utomo, yang melalui kaum pemuda mampu menggerakan semangat nasionalisme melalui peran aktif dalam dunia perpolitikan tanah air, sumpah pemuda di tahun 1928 yang melahirkan semangat berkebangsaan Indonesia ataupun bahkan pada saat proklamasi kemerdekaan di tahun 1945.

Semenjak era orde lama, Pemuda Indonesia sering diidentikan dengan golongan Mahasiswa dimana Mahasiswa merupakan perwujudan dari pemuda Indonesia yang memiliki intelektualitas dalam berfikir dan bergerak. Gerakan Mahasiswa semakin menunjukan taringnya pada era tahun 1966 dimana Mahasiswa turut berperan dalam penggulingan era orde lama.Mahasiswa juga memiliki peran penting dalam kejatuhan rezim orde baru pada masa reformasi tahun 1998.

Gerakan-gerakan mahasiswa tersebut tidaklah diinisiasi dan dilakukan oleh orang-perorangan semata. Dalam membangun gerakan-gerakan tersebut mahasiswa selalu berkumpul dan berhimpun dalam organisasi-organisasi untuk merealisasikan gerakan tersebut. Kesimpulan tersebut dapat kita tarik dari napak tilas organisasi-organisasi mahasiswa yang telah memiliki sejarah panjang dalam mendorong perubahan sosial di Indonesia seperti : Boedi Oetomo, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), GMNI, Senat Mahasiswa, dll. Organisasi-organisasi mahasiswa tersebut memiliki ideologi, visi dan misi yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan dari organisasi. Organisasi-organisasi pergerakan tersebut tentulah tidak terlepas juga dari orang-orang yang berada didalamnya sebab orientasi dan visi organisasi sangat lekat dengan tujuan dari orang-orang tersebut.

Sebagai sebuah wadah dari banyak individu, kemampuan dalam memimpin (leadership skill) dibutuhkan bagi orang-orang yang berada didalamnya untuk mengatur organisasi tersebut. Kemampuan untuk memimpin merupakan hal yang wajib dimiliki oleh pengurus dari sebuah organisasi. Tanpa adanya kemampuan untuk memimpin, sebuah organisasi akan berjalan tanpa arah dan kehilangan identitas. Sebagai kaum muda yang memiliki idealisme dan intelektualitas, mahasiswa tentu berkewajiban memiliki kemampuan ini sebab dalam mendorong perubahan sosial, organisasi mahasiswa harus terlebih dahulu mampu memimpin dirinya sendiri lewat leadership skill yang baik.

Setelah memahami peran organisasi mahasiswa ataupun mahasiswa secara individu di kehidupan bermasyarakat, tentunya lahir sebuah kewajiban bagi mahasiswa untuk menjalankan peran tersebut. Sebagai golongan masyarakat yang tercerahkan oleh pendidikan, mahasiswa berkewajiban untuk mampu menjadi agen yang mendorong terjadinya gerakan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Kewajiban tersebut lahir karena tujuan dari penyelenggaraan pendidikan tinggi itu sendiri, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian Masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi). Dalam hal ini, mahasiswa tidak hanya harus menjadi insan intelektual melalui proses pendidikan dan penelitian akan tetapi mahasiswa juga harus mampu turun ke masyarakat (pengabdian masyarakat) untuk mendorong pembangunan masyarakat yang adil & makmur melalui gerakan-gerakan sosial.

Mendorong terjadinya perubahan sosial di masyarakat tentunya bukan lah hal yang mudah. Untuk memicu perubahan sosial di masyarakat, mahasiswa harus membutuhkan proses yang panjang. Banyak aspek sosial yang harus disentuh untuk menjadikan masyarakat lebih baik antara lain: karakter, budaya, pola perilaku hingga pola pikirnya juga harus kita sentuh untuk benar-benar menciptakan sebuah masyarakat yang beradab. Mahasiswa harus turun ke masyarakat untuk menyentuh aspek-aspek sosial tersebut secara kontinual dan konsisten.

Turun ke masyarakat secara bersamaan memiliki arti bahwa mahasiswa harus melepaskan “identitasnya” dan berbaur dengan masyarakat demi memahami masyarakat itu sendiri. Selain dengan melepaskan identitas dan berbaur dengan masyarakat, mahasiswa juga harus mampu mengadvokasi permasalahan-permasalahan di masyarakat kepada pemangku kebijakan.

Namun demikian, rasanya mahasiswa saat ini sudah mulai lupa dengan posisi serta perannya dari masyarakat. Tuntutan zaman memaksa mahasiswa untuk tinggal di menara gading universitas untuk menuntut ilmu sehingga seolah-olah menampikan kewajiban bagi mahasiswa untuk berhimpun, berorganisasi dan turun ke masyarakat untuk mendorong terjadinya perubahan sosial di Indonesia. Oleh karena itu, bila kita percaya bahwa pemuda lah yang dapat mengubah bangsa maka bergeraklah saat ini juga. Berkumpul lah mahasiswa-mahasiswa dalam himpunan-himpunan. Suarakan lah suara-suara yang tidak terdengar. Sebarkan gagasan-gagasan intelektual yang berlandaskan pembelajaran dan penilitan yang empirik kepada masyarakat. Dengan demikian, maka keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia bukanlah hanya sebuah rapalan, akan tetapi sebuah keniscayaan.

Referensi :

Denny Januar Ali, Gerakan Mahasiswa dan Politik Kaum Muda era 80an (Jakarta: Lkis,2006)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun