Pemerintah Belanda telah menetapkan suatu kebijakan yang secara khusus fokus untuk menciptakan ruang bagi partisipasi beberapa stakeholder dalam membangun kehidupan yang lebih berkelanjutan. Selain melibatkan beberapa stakeholder secara aktif, pemerintah Belanda juga mengakomodasi suara dari setiap masyarakat, termasuk yang terpinggirkan untuk didengar. Akan tetapi, beberapa kelompok mengkritik pendekatan ini. Kelompo-kelompok tersebut berasumsi bahwa tidak semua pihak memiliki pengetahuan, pemahaman dan kesadaran yang sama terhadap suatu hal yang baik maupun buruk bagi lingkungan.
Penggabungan Antara Pendidikan Lingkungan, Komunikasi dan Partisipasi
Sosiolog lingkungan Belanda Gert Spaargaren, didasarkan pada teori strukturasi Gidden untuk membuat model yang menghubungkan pendekatan yang berorientasikan aktor dengan pendekatan yang berorientasikan struktur (Spaargaren, 2003). Spaargaren melakukan proses ini dengan meletakkan praktik sosial di pusat, di mana manusia dimediasi oleh gaya hidup. Model Spaargaren ini bisa juga dianggap sebagai jembatan antara instrumental klasik, sikap lingkungan dan pendekatan perilaku yang lebih emansipatoris. Pada saat yang sama, model ini memperhitungkan pengaruh (dalam konteks teknologi) struktur sosial terhadap perilaku (Spaargaren et al., 2006).
Pemerintah Belanda semakin menyadari pentingnya dalam menangani praktek sosial ini dan gaya hidup, daripada hanya berfokus pada merubah sikap dan perilaku masyarakat, terutama dalam program pendidikan kesehatan dan komunikasi. Berangkat dari perspektif penguasaan, model praktik sosial ini menunjukkan penekanan kuat pada partisipasi masyarakat secara aktif di dalam pemerintahan. Martens dan Spaargaren (2005) berpendapat bahwa perubahan politik yang terjadi di Belanda pada saat ini merupakan hasil dari kerja pemerintah itu sendiri, bukan dari aktor atau kelompok lain.
Dalam prosesnya, pendekatan ini muncul dan terus ditingkatkan hingga sekarang dan mulai mendapat sedikit perhatian dari kalangan pendidikan lingkungan. Masih terlalu dini untuk mencoba mengartikulasikan atau berusaha menggabungkan pandangan antara pendukung dan "lawan" terkait pendekatan campuran ini.
Refrensi
Arjen E. J. Wals et.al, 2008. All Mixed Up? Instrumental and Emancipatory Learning Toward a More Sustainable World: Considerations for EE Policymakers. Considerations for EE Policymakers. UK : Routledge.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H