Diawal pembahasan, kita akan membahas sedikit pengertian dari strategi aliansi itu seperti apa, resiko yang dapat terjadi apabila organisasi terlibat strategi aliansi dan bagaimana cara mengelola resiko yang ada.
Pada prinsipnya, strategi aliansi dilakukan oleh perusahaan untuk saling berbagi biaya, resiko dan manfaat. Menurut (Kuncoro, 1994, p. 30), alasan rasional ditempuhnya aliansi strategi adalah untuk memanfaatkan keunggulan sesuatu perusahaan dan mengkompensasi kelemahannya dengan keunggulan yang dimiliki partnernya.
Jadi, strategi aliansi sendiri, merupakan suatu perjanjian yang bersifat kontrak, di antara organisasi untuk menggabungkan sumber daya mereka dalam memenuhi tujuan bersama.
Dalam menjalankan strategi aliansi juga menimbulkan kontradiksi, mengapa perusahaan membutuhkan aliansi strategis di lingkungan yang bermusuhan jika mereka tidak berniat untuk berbagi sumber daya, biaya. Akan tetapi dalam strategi aliansi, pihak yang bersangkutan lebih tertarik untuk mendapatkan keuntungan yang di dapat apabila kerjasama ini terjadi, karena memang tidak dapat di pungkiri bahwa setiap organisasi memiliki kelebihan dan juga kekurangan yang perlu di perbaiki, dengan adanya kerja sama ini maka akan terciptanya simbiosis mutualisme dan pada saat yang bersamaan pula dapat memberikan kesempatan terhadap pihak yang terlibat, untuk tetap mempertahankan perspektif organisasi/perusahaannya agar dapat melangkah maju bersama.
Akan tetapi dari sekian banyaknya manfaat dari strategi aliansi, terdapat beberapa kelemahan yang tidak dapat terelakkan. Oleh karena itu, alangkah bijaknya, apabila kita mempelajari terlebih dahulu resiko yang dapat kita temui dalam menjalankan strategi aliansi, tujuan agar kita dapat mengelolah resiko yang ada, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan oleh pihak yang bersangkutan.
Berapa resiko strategi aliansi ini berkaitan dengan masalah kepemimpinan, kontribusi dengan rekan aliansi, pengawasan kontribusi, dan strategi dalam bisnis, dikutip dari buku Business Week, Corporate Odd Couples, (1986:101).
Selain itu persaingan dapat terjadi antar mitra kerja aliansi. Tidak jarang sesama mitra aliansi justru berbalik menjadi pesaing. Dalam hal ini masing-masing mitra aliansi ingin menjadi pemenang di pasar dan mengalahkan mitranya. Aliansi dapat berhasil apabila di dalam bekerja sama mempunyai tujuan untuk pemenuhan sumberdaya; memperoleh akses terhadap aset dan kemampuan yang tidak dimiliki perusahaan; atau pembagian biaya dan risiko secara umum.
Oleh karena itu, strategi ini tidak diragukan akan bisa berhasil dalam jangka panjang, karena pada umumnya pihak mitra akan memaksimalkan keuntungan yang didapat dengan mengamati dan meniru dari nilai lebih dari perusahaan aliansinya.
Resiko selanjutnya, sukar untuk mengintegrasikan pembelajaran/budaya perusahaan, karena masing-masing perusahaan memiliki karakter yang berbeda, oleh karena itu perlu adanya komunikasi yang baik antar kedua belah pihak, untuk memecahkan masalah tersebut.
Oleh karena itu, dalam pengelolaan aliansi, perlu adanya peran pemimpin untuk mengelola sumber daya secara efisien, serta membangun hubungan interpersonal antara manajer perusahaan aliansi agar saling mendapatkan kepercayaan.
Yang kemudian, dapat terciptanya komunikasi yang baik antar kedua manager perusahaan, hal ini berguna untuk membantu memecahkan masalah yang timbul dalam konteks yang lebih formal . Karena itu dalam melakukan strategi aliansi diperlukannya kepercayaan dan komunikasi yang antar aliansi, sehingga terciptanya transparansi dan juga tercapainya tujuan yang di cita-citakan oleh masing-masing pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H