Mohon tunggu...
Gerry M
Gerry M Mohon Tunggu... Atlet - Ada

Menulis itu indah sayang. Sepintar apapun kita, kita tidak menulis maka kita akan hilang di telan waktu.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mele dan Wana

24 Juni 2021   08:54 Diperbarui: 13 Juli 2021   20:48 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar, (Dok Pribadi GM  Wenput).

Oleh: Jemat Pinggiran

 
MELE...! Bahasa daerah merupakan salah satu unsur budaya penting selain sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, kesenian, sistem mata pencaharian, dan sistem teknologi dan peralatan.  

Bahasa terbentuk akibat keperluan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya dan untuk melambangkan segala sesuatu baik yang ada di dalam realita maupun dunia konseptual agar dapat disebutnya dalam interaksi. Sebagai makhluk petanda, manusia cenderung membuatkan lambang semua hal dan peristiwa yang terjadi di dalam dunianya.

Bahasa harian dianggap penting karena budaya pada dasarnya adalah kristalisasi interaksi manusia dengan alam, dengan makhluk lain, dan Sang Pencipta dalam kehidupan sehari-hari yang aktualisasinya dapat dirasakan dalam perilaku manusia itu dalam kehidupan sehari-hari.
Wana dan Mele, bahasa yang sedang menjadi tren di Yahukimo dan Jayapura saat ini. Bukan hanya di Yahukimo dan jayapura tetapi di kabupaten lain marag seperti wamena, Monokwari.

Mungkin teman-teman sudah tahu dari mana bahasa tersebut berasal, Karena seiring kata MELE & WANA diucapkan, hampir setiap orang baik pengguna bahasa mek atau tidak, akhirnya menjadi ungkapan yang khas dan menjadi tren serta di ikuti oleh berbagai kalangan dan lapisan masyarakat. Meskipun kita tidak merasa bahwa ungkapan tersebut merupakan ungkapan menjadi khasnya, karena biasa diucapkan di setiap kita melakukan sesuatu, apapun selalu diucapnya dengan kata Mele. Dan sebenarnya saya juga tidak tahu yang memulai bahasa ini dan saya tidak ulas itu karena takut salah sebut orang, tetapi inti dari ini adalah istilah bahasa gaul yang sedang treen dan saya salah satu pengguna klu kawan ko bagaimana......?

Dua Istilah kata dalam Bahasa asli Mek. Mek merupakan suatu suku yang terletak di tengah antara suku yali dan suku Una ukam tepatnya, kemudian ketika kita bicara suku maka otomatis didalmnya sudah memiliki bahasa dan budaya sendiri, artinya bahwa suku ini juga merupakan satu dari sekian banyak suku dan bahasa yang tersebar di kabupaten Yahukimo. 

Tetapi suku ini juga adalah yang terkecil dari semua suku yang ada diyahukimo, sehingga nama suku ini tidak terkenal di kalangan masyarakat luas dan hanya orang-orang tertentu atau tetangga suku disekitarnya saja yang mengetahui keberadaan suku mek itu sendiri. Dan suku ini masih istilakan sebagai sub suku yang dibawahi dari suku Yali, tetapi kita kembali ke Bahasa dan budaya maka suku ini tidak bisa ada sebagai sub suku dari yali karena sudah jelas memang dari nenek moyang suku ini tidak pernah bergabung ke suku yali, dengan pertimbangan beberapa hal tadi.

Ayo kita coba pikir kawan...!! saya sengaja bawa dua kata ini menjadi satu judul dalam sebuah cerita pendek saya ini. Supaya kita sama-sama pikir untuk ulas sedikit terkait penggunaan dua istilah kata diatas ini sesuai dengan pendapat saya..!

Wana berasal dari bahasa MEK dengan huruf awal W dan terdiri atas 4 huruf.  Kata Wana memiliki pengertian, definisi, maksud atau makna bisa digunakan artinya Hati, bisa juga Jantung, atau juga bisa digunakan sebagai kata ganti sayang. WA: yang berarti terima/terima kash dan Na: yang berarti Saya, dan digabung menjadi WANA. 

Maka dibaca atau terjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah (terima kasih saya) dan kegunaannya ini lebih dekat kepada seseorang baik itu perempuan atau laki-laki yang punya hubungan emosional dekat, misalnya bagi mereka yang sedang perpacaran kata ini bisa digunakan sebagai ucapan Cinta atau kasih sayang kepada seseorang yang mereka cintai dan sayang, dan kata ini tidak hanya mereka yang perpacaran saja tetapi ini bisa digunakan oleh setiap orang pengguna bahasa mek itu sendiri. Artinya yang tidak perpacaranpun boleh gunakan bahasa ini tetapi tergantung pada individu setiap orang atas dasar saling sayang dan rindu/saling cinta enta kepada teman sekolah, kampus atau ayah & ibu ataupun keluarga yang paling sayang. ucapan ini diberikan kepada seorang Laki-Laki / Perempuan dan sebaliknya.

MELE.!

Mele, kata ini berasal dari bahasa Mek dengan huruf awal M dan terdiri atas 4 huruf. (Me) artinya Anak atau seorang anak kecil, dan (Le) artinya jangkirik, dan kita gabungkan jadi MELE maka sebutan dengan bahasa indonesia adalah (Anak Jangkirik) dan kata mele memiliki pengertian, definisi, maksud atau makna bisa digunakan sebagai Pasword atau sapaan yang dikhususkan kepada pengguna bahasa mek, Mele artinya kawan, sahabat, bisa juga saudara/i dan ketika orang-orang di suku ini datangi tamu atau antara mereka dengan mereka yang saling ketemu. 

Saat itu karena hari lain sibuk dengan kesibukan atau aktivitas mereka, maka kata ini sekaligus menjdi serba fungsi artinya bisa digunakan untuk memanggil seseorang atau juga menyapa dan memberikan ucapan salam, selamat datang,  selamat pergi kepada sesorang yang hendak mau pergi keluar menginggalkan rumah atau tempat tinggalnya dan juga kepada seseorang yang hendak datang atau datangi maka mereka akan ucapkan mele, dan itu menandahkan bahwa mereka senang atas kedatangan seseorang atau juga pergi. 

Dan orang-orang sesuku ini mereka sudah seperti begini adanya dari nenek moyang, adat isti adat dan budaya atau kebiasaannya tidak sama dengan suku yang lain di kabupaten Yahukimo, Mengapa...? Karena memang orang-orang di suku ini, adat atau kebiasaan mereka tidak pernah memberikan salam dengan cara saling perpegang tangan, jabat tangan dan saling perbeluk seperti suku lain itu sama sekali tidak bisa bahkan memberikan senyum. 

Kepada sesama  saja dilarang dari adat mereka, dan disini saya tidak menjelaskan mengapa adat melarang orang di suku ini tidak memberikan salam dengan saling jabat tangan atau memberikan senyum kepada orang-orang dari suku lain, karena terkaid itu karena saya belum punya data. 

Ok kembalii ke topik, karena memang nenek moyang mereka di suku ini seperti itu dan kita tidak mengatakan itu salah karena memang ini bukan kesalahan orang-orang dari suku ini tetapi kita mengakui dan bangga bahwa adat dan kebiasaan di setiap suku Itu Unik.

Mari melestarikan bahasa daerahmu agar kelak jangan hilang.
sumber cerita dari para orang tua di Honai, kampung saya Wenput


(Penulis Adalah: Jemat Pinggiran Penikmat Debu Jalanan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun