[caption id="attachment_211600" align="aligncenter" width="465" caption="Ilustrasi: Media Indonesia/Tiyok/wt"][/caption]
1 Desember yang dianggap sebagai tanggal ‘keramat’ bagi kelompok aktivis pendukung Papua merdeka akan segera tiba. Berbagai isu telah tersebar seputar momentum 1 Desember itu. Bahwa akan ada pengibaran bendera Bintang Kejora, ada ibadah syukur, ada aksi demonstrasi menuntut referendum ulang, dan seterusnya.
Sementara itu, di wilayah Kabupaten Lany Jaya dini hari tadi (Selasa, 27/11/2012) sekitar pukul 05.00 WITA terjadi penyerangan terhadap Mapolsek Pirime oleh sekelompok orang bersenjata api. Dua anggota Polisi dikhabarkan tewas dan satu lainnya hilang, masih dalam pencarian. http://www.antaranews.com/berita/345493/mapolsek-diberondong-peluru-dua-polisi-tewas
Di wilayah Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, kelompok OPM pimpinan Goliath Tabuni dikhabarkan tengah menggelar konferensi tingkat tinggi selama empat hari (26-30 November 2012) dengan agenda utama mengukuhkan Goliath Tabuni menjadi Panglima Tertinggi OPM. Ia telah mengutus kurirnya menyampaikan surat kepada Kapolres Puncak Jaya AKBP Marselis yang meminta aparat keamanan agar tidak mengganggu jalannya konferensi itu.http://bintangpapua.com/headline/28952-opm-minta-aparat-tak-ganggu-ktt-tpnopm
Menanggapi isu-isu yang berkembang serta aktivitas dan insiden yang tengah terjadi, sejumlah tokoh Papua dan pimpinan otoritas keamanan angkat bicara yang intinya mau menenangkan warga agar tidak terpancing dan tetap beraktivitas seperti biasa.
Di antara tokoh-tokoh itu adalah Thaha Alhamid (Sekjen Presidium Dewan Papua/PDP) yang meminta warga Papua, khususnya di wilayah Kab. Biak Numfor agar tidak panik dengan aktivitas 1 Desember. Pihaknya sudah mengeluarkan edaran kepada semua elemen masyarakat Papua agar tidak melakukan gerakan tambahan pada 1 Desember, sebab akan berhadapan dengan aparat keamanan. http://www.bisnis-kti.com/index.php/2012/11/warga-biak-diimbau-tidak-panik-hadapi-1desember/
Dari Jayapura, Wakil Ketua DPRP Yunus Wonda, SH juga mengingatkan pihak-pihak tertentu untuk tidak mengibarkan bendera Bintang Kejora. Kepada aparat Polri Wonda meminta agar perlu dilakukan pendekatan persuasif dan menghindari pendekatan kekerasan dan represif seperti menembak mati dan menghilangkan nyawa warga sipil yang tak berdosa.
Himbauan yang sama juga datang dari Alex Baransano dari organisasi Satgas Port Numbay. Ia menyerukan agar semua pihak dapat memandang momen 1 Desember dengan baik walau di dalamnya menyangkut banyak kepentingan, termasuk kepentingan politik. Ia meminta masyarakat Papua tidak mengotori 1 Desember dengan aksi anarkis atau pun pengibaran bendera.
“Kami tidak mau orang Papua berkelahi di dapurnya sendiri, dan kami mengajak semua pihak untuk menyukseskan PILGUB agar putra Papua yang terpilih nantinya bisa membawa perubahan,” tegas Alex.
Sementara Kapolsek Jayapura Utara AKP KR Sawaki, SE memberikan jaminan pada 1 Desember tak ada pengibaran bendera Bintang Kajora di wilayahnya. Bila ada pihak yang mengibarkan Bintang Kejora adalah provokator. Dan itu tetap disikapi secara serius oleh masyarakat adat baik secara hukum, budaya dan adat. http://bintangpapua.com/headline/29056-1-desember-sakral-jangan-dikotori
Himbauan-himbauan itu adalah sesuatu yang positif dan patut dihargai, sekaligus juga untuk menjaga bangsa kita ini agar tetap utuh dan satu.Suka atau tak suka, NKRI adalah harga mati. Negara wajib melindungi warga negaranya dari upaya kelompok-kelompok kepentingan tertentu yang memiliki tujuan lain. Himbauan tokoh-tokoh itu adalah bagian dari keinginan orang Papua dalam mendapatkan hak perlindungan Negara. Negara harus benar-benar memastikan keamanan di Papua dan kalaupun ada gangguan keamanan dapat segera diatasi dan mereka yang mengganggu keamanan segera ditindak secara hukum. Jangan lagi ada kasus seperti Timor Leste yag lepas dari Indonesia. Itu adalah kesalahan terbesar kita sebagai bangsa, sepanjang segala masa. Kita berharap, Pemerintah terus giat membina setiap daerah dengan sama baiknya agar tidak ada lagi kelompok yang berpikir untuk memisahkan diri lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H