Sejak era Reformasi, negeri ini perlahan mulai dikuasai partai politik. Parpol tumbuh bak jamur, beberapa bubar, namun banyak pula yang baru muncul.
Setelah terbukti bahwa parpol begitu menjanjikan untuk dapat berkuasa, dan tentu berarti menghasilkan duit, maka berduyun-duyunlah pengusaha dan petualang politik masuk ke partai, hingga kini, partai betul-betul dipenuhi oleh mereka, yang tentu bertujuan / berorientasi "kekuasaan dan duit".
Tidak pelak, maka parpol akhirnya membusuk, dan karena kemudian, hampir semua lembaga negara di kuasai parpol, maka negeri tak kunjung dapat mensejahterakan rakyat. Rakyat setiap hari disuguhi carut marut silang pendapat di antara mereka, tak ada habisnya.
Rakyat menjadi muak, tentu wajar saja. Rakyat bosan, tentu pula bisa dimengerti.
Teman Ahok adalah fenomena yg tampak. Dan Ahok, seorang pejabat yg tidak mau tunduk pada parpol, lalu jadi fenomenal pula.
Kini, akhirnya, rakyat ingin menunjukkan bahwa "kami muak, kami ingin perubahan".
Ahok yg sudah jelas bekerja bagus untuk kota Jakarta, tentu akan dipilih kembali oleh rakyat.
Yang juga tak kalah penting adalah, memilih Ahok, berarti memberi pelajaran pada parpol busuk negeri ini.
Partai Politik seperti yg ada sekarang, (banyak orang bilang mirip perusahaan, milik Bapaknya, Ibunya, lalu untuk Anaknya), harus sudah berakhir masa berlakunya.
RG. Salam NKRI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H