Setelah kuputuskan mengunduh Chrome Flex OS lalu menyimpannya di Flaskdisk, saya mencobanya di laptop kangkangku, ACER. Hasilnya mulus. Beberapa aplikasi bawaan Google kucoba. Lancar jaya, seperti menggunakan smartphone cuma di layar yang lebih besar dengan pengalaman mengetik yang lebih memuaskan.
Sampai tahap ini saya yakin jika tanpa  Microsoft Officepun urusan ketik-mengetik, hitung-menghitung  tetap bisa kuselesaikan. Apalagi kalau hanya urusan internetan, sosial media atau nonton film. Semua software atau aplikasi itu semua ternyata punya versi web. Peramban Chrome kurasa cukup.  Belum lagi biaya langganannya Microsoft Office 365 tidak sanggup kubayar sejak lama.  Kalau ada yang gratis kenapa harus bayar?
Benar adanya untuk menjalankan Chrome Flex OS butuh internet, tapi saya punya cara hemat. Saat ini saya menggunakan pada paket data selular yang volume based. Untuk mengakali penggunaan data yang besar saya gunakan internet saat log in ke akun google dan membuka aplikasi atau website yang saya perlukan.
Selengkapnya begini caranya.
Disclaimer: Kebutuhan saya adalah untuk menulis blog. Langkah hemat yang saya lakukan adalah sebagai berikut.
Booting Chrome Flex OS dari Flashdisk, setelah terbuka hubungkan ke internet dari hotspot smartphone. Log in ke akun Google, lalu cari aplikasi Google Doc atau Google Keep. Setelah terbuka, mulailah ketik sebaris lalu matikan internet. Jangan refresh browsernya, ketik terus sampai selesai. Setelah cukup, sambungkan lagi internet. Biarkan sebentar sampai ketikan anda diupload dan di save.
Nah, itu salah satu cara hemat untuk menggunakan Chrome Flex OS. Jika kalian sedang tidak dalam mode "hemat" seperti ku, silahkan terus terhubung dengan internet. Dijamin, kencang prosesnya. Bahkan untuk nonton film di Disney Hotstar lancar mantap. Saya belum mencoba Netflix. Belum bisa berlangganan saat ini.
Kembali ke DELL Inspiron tuaku. Seingatku laptop itu masih nyala cuma sistem operasi Windowsnya yang tidak bisa jalan. Setiap kali tombol power ditekan yang muncul cuma layar hitam dengan logo DELL dua pilihan di sudut kanan bawah layar, F2 untuk setup dan F12 untuk boot. Saya pikir jika Chrome Flex OS bisa berjalan di laptop tuaku ini maka saya tidak perlu beli Chromebook Samsung impianku. Bukankah Sistem operasinya terletak di Flasdisk?
Yang saya butuhkan adalah menekan F2 atau F12. Ternyata bukan cuma itu. Saya masih perlu beli charger baru karena yang lama  sudah hilang entah di mana.
Di toko computer saya meminta penjaga toko untuk mencoba dulu chargernya. Laptopnya masih menyala, dengan dua pilihan di sudut kanan bawah. Â Kubilang pada yang jaga kalau saya coba boot Chrome Flex OS dari flasdisk. Tidak berhasil, saya mulai kecewa. Untung si pramuniaga ambil alih.
Akhirnya, Logo Chrome dengan tulisan Chrome muncul di layar. Senang aku bukan kepalang. Dia membolehkanku terhubung ke wifi toko mereka. Alih-alih log in ke akun Googleku, saya memilih mode guest untuk mengaktifkan browser. Â Saya takut jangan sampai situs dewasa yang saya kunjungi di smartphoneku muncul di sana.
Setelah membayar charger seharga Dua Ratus Ribu Rupiah, aku pulang. Terbayang olehku betapa beruntungnya aku telah menghemat sangat banyak uang, walaupun kutahu harga charger di Tokopedia lebih murah. Tak apalah, rasa senangku saat itu terasa lebih penting.
Di rumah saya langsung beraksi. Di situ aku tahu, ternyata battery laptopku sudah tidak bisa menyimpan arus. Saat terputus dari colokan listrik laptopnya langsung mati. Online marketplace menjual harga battery baru hampir mendekati 200 ribu.