Seberkas cahaya tampak merambat menuju mata. Hei kamu, aku sering menatapmu dari balik jendela, rona putih itu terpancar dan menyilaukan mata. Bila esok kubuka mata, kuharap lukisan bayanganmu ada disana. Aku ingin merekam setiap warna yang terdispersi pada paras wajahmu. Senja yang menggenang di telaga mataku seketika akan sirna, sebab bayanganmu jadikanku nyata.
Saat mata tertutup semua tampak gelap, ketika mata terbuka semua tampak berwarna. Begitulah cinta, merambat lurus ke mata, lalu dipantulkan menuju hati.
Aku adalah bayangan semu, terperangkap oleh serangkaian hukum-hukum alam.
"Bantu aku, pecahkan mantranya !"
Palembang, 29 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!