Desa Soropaten, Klaten (11/8/21) -Â
Kegiatan budidaya ikan lele memang tidak asing lagi bagi masyarakat pada umunya dibuktikan sudah banyak yang membuka usaha budidaya lele baik daerah kora maupun desa, karena pembudidayaan lele mempunyai prospek uyang sangat baik. Banyaknya pembudidaya lele tidak memperhatikan lingkungan sekitar sehingga menyebabkan pencemaran akibat limbah yang tidak dikelola dengan baik.ÂAda dua alternatif yang dapat diajukan yang pertama membuang limbah dengan tepat dan aman dan yang kedua mengelola dan memnfaatkan limbah air budidaya menjadi bermanfaat. Mendaur ulang limbah organik jauh lebih menguntungkan daripada tindakan yang pertama.
Kegiatan tersebut  sangat berhubungan dengan Program SDG's (sustainable development goals) pada point 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab. Ada beberapa target hingga tahun 2030 salah satunya yaitu meraih manajemen ramah lingkungan dari bahan kimia dan limbah lainnya dan mengurangi pelepasan bahan tersebut ke tanah dalam rangka meminimalisir dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Air limbah lele berasal dari sisa-sisa pakan dan kotoran dan didalamnya mengandung bahan organik dan anorganik. Efisensi penggunaan pupuk anorganik harus ditingkatkan karena harganya yang semakin tinggi dan ketersedian yang langka menjadi penghambat bagi petani sayur sederhana untuk mendapatkannya.. Kandungan unsur hara nitrogen rata-rata 1.32, pshospor 2,64, dan kalium 0,35, serta bahan lainya adalah C-Organik 0,63 Ph 7-8.Â
Unsur hara tersebut  sangat dibutuhkan oleh tanaman sayur dan sudah memenuhi perstarayan teknis pupuk oranik menurut permentan No 28 tahun 2009. Angka C-Organik masih rendah sehingga perlu ditambahkan bahan lainnya untuk menunjung seperti molase dan tetes tebu.Â
Sehingga sangat besar Peluang mahasiswa perikanan UNDIP mengolah limbah air lele menjadikan produk manfaat PULETA (Pupuk cair lele untuk tanaman) yang dikemas dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan oleh petani sayuran atau masyarakat setempat yang lebih ekonomis.edukasi kepada masyarakat agar ikut mencoba memanfaatkan limbah air lele dan menyuburkan tanamaan sayur ditengah kondisi PPKM darurat hingga PPKM level.
Proses penyaluran pupuk cair organik lele dilakukan kepada warga dan ibu PKK dan dilakukan pembagian brosur terkait cara pembuatan produk dengan protokol covid-19 yang ketat tujuannya untuk memberikanDengan adanya kegiatan KKN ini diharapkan masyarakat dapat membuat produk puleta yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman sayuran atau juga bisa dikembangkan kembali dengan baik sehingga dapat dipasarkan.Â
Penulis : Gerbi Yuliana Martanti/ Akuakultur/ Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lokasi: Dusun Pandanan RT 4 RW 2 Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten
DPL : dr. Akhmad Ismail, M.Si. Med
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H