Mohon tunggu...
Gerard Soeharly
Gerard Soeharly Mohon Tunggu... Seniman - Muda, beda dan berkarya.

Muda, beda dan berkarya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengintip Hidup Keturunan Prabu Siliwangi yang Tergerus Perkembangan Zaman

22 Agustus 2020   13:32 Diperbarui: 4 Juni 2021   12:24 10495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Depok, 22 Agustus 2020  

Bicara soal sejarah dan budaya Jawa Barat (Sunda), siapa yang tak kenal Raja Kerajaan Pajajaran, Prabu Siliwangi serta anaknya, Raden Kian Santang. Ayah dan anak itu, sempat bersitegang akibat Kian Santang yang mengajak sang ayah memeluk agama Islam.

Dijaman sekarang ini, keturunannya masih ada dan mempertahankan budaya leluhurnya yang nyaris tergerus perkembangan jaman. Beberapa jejak sejarah itu kini sedang diupayakan agar kelak dapat menyandang status Cagar Budaya.

Kota Depok salah satunya, perkampungan kecil di Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya terdapat situs sejarah makam 'Keramat Sambi' sekaligus menjadi saksi bisu tentang apa yang telah terjadi dimasa lampau mulai dari era penyebaran agama hingga memasuki industri era digital 4.0.

Ahmad Sastra namanya, berdasarkan garis keturunan dari Prabu Siliwangi, Ahmad merupakan generasi ke-16 dari sang raja tersebut. Aktivitas sehari-harinya kini, menjaga dan merawat makam leluhurnya yang tak lain keturunan kedelapan Prabu Siliwangi yakni Siun (Umpi Si'un, Red).

Baca juga: Mengenal Prabu Siliwangi dan Nostradamus yang Hidup Sezaman

Bagi Ahmad, melestarikan budaya leluhur adalah tugasnya sebagai keturunan, makam Umpi Si'un yang kini dikenal sebagai Situs Makam 'Keramat Sambi' saat ini sedang terancam tergusur pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).

"Tak banyak yang kami minta pada Pemerintah, kami hanya minta agar jangan sampai tergusur pembangunan UIII bahkan, kami juga berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Depok agar dapat menjadikan Situs Keramat Sambi sebagai Cagar Budaya," harap Ahmad.

Dalam 'Keramat Sambi' sendiri terdapat tiga makam yaitu, Umpi Si'un, Istri terakhir dan  pengawalnya. Selain makam tersebut, terdapat sumur tua yang sering didatangi warga untuk diambil airnya dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

"Percaya tidak percaya, memang ini warisan dari leluhur kami, kalo saya percaya kesembuhan tetap datang dari yang maha kuasa, air itu hanya perantaranya saja," ungkap Ahmad.

Raden Mohamad Choir atau yang sering disebut 'Manusia Antik' juga merupakan keturunan Prabu Siliwangi dari beda garis keturunan dengan Ahmad Sastra, menurut Choir, sudah seharusnya Pemkot Depok membuka mata dalam hal ini, agar kelestarian budaya yang tetap terjaga.

Baca juga: Pesan Prabu Siliwangi tentang Budak Angon (Al Mahdi)

Choir yang juga pengurus Sanggar Mustika Siliwangi menilai, hingga saat ini budaya mulai tergerus perkembangan jaman dan perlahan-lahan, hal yang ditakutinya adalah punahnya situs sejarah, beberapa diantaranya ada di Kota Depok.

"Salah satunya adalah rumah Belanda di daerah pekapuran, itu tidak tersentuh karena, pemimpinnya tidak memberikan tanggapan," sebut Choir.

Meski bukan keturunan Umpi Si'un, pria bertubuh besar dengan berbagai aksesoris antik ditubuhnya itu berharap agar Situs Makam 'Keramat Sambi' dapat dilestarikan.

Diiringi bunyi-bunyian dentuman besi yang beradu akibat proyek pembanguan UIII, pengurus Padepokan Satria Muda Betawi (SMB) Hendro Bagus Suherman menceritakan keresahan hatinya yang telah 5 tahun mengabdikan diri di Padepokan tersebut.

"Saya khawatir ade-ade saya, nanti tidak mengenal siapa itu Umpi Si'un, Mbah Uban, Mbah Beji," keluhnya di Malam 1 Suro.

"Kalo sejarah ini dihapus, kalo situs sejarah ini dihapus, saya gak tau deh gimana nasib anak muda selanjutnya," tambah Hendro.

Baca juga: Prabu Siliwangi dan Legenda Ajian Macan Putih

Baginya, ketika mengingat nama Umpi Si'un yang terlintas dipikirannya adalah sosok pejuang diera Pajajaran.

"Jujur awalnya aneh dengar namanya, tapi setelah didalami ternyata nama Umpi Si'un itu punya makna yang sangat mendalam," kata Hendro.

Sementara, Budayawan Putra Gara menilai, sejarah Depok terbagi 5 era, Umpi Si'un diperkirakan masuk dalam era kedua yakni Aliyah. Pasalnya, Umpi Si'un pada masanya selain dikenal sebagai pejuang, keturunan Prabu Siliwangi itu ternyata seorang Bengkong (Penyunat) dan penyebar agama Islam.

"Kalo dilihat eranya, itu masuk dalam era Aliyah, dimana Penyunat, Penghulu, Pemandi Mayat itu bukan orang sembarangan, mereka itu orang suci," jelas Gara. 

(Gerard Soeharly)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun