Kasus lainnya yang menghebohkan dunia yaitu terjadi pada tahun 2007. Waktu itu, Timothy Ray Brown yang sedang menderita HIV bisa disembuhkan dari penyakit HIVnya yang sudah diderita bertahun -- tahun. Sembuhnya penyakit HIV dari Brown ini akibat dari sel punca yang memproduksi sel darah baru yang lalu dapat menyingkirkan virus HIV.
Saat ini teknik terapi transplantasi sel sendiri ada tiga teknik, autologos yaitu menggunakan sel punca dari pasien sendiri, allogeneic yaitu menggunakan sel punca orang lain, dan xenotransplantasi yaitu menggunakan sel punca dari binatang. Ketiga teknik terapi ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing -- masing. Teknik autologos keuntungannya tidak ada potensi penolakan dari tubuh tetapi pasien merasa kurang nyaman karena harus melalui proses pengambilan sel punca sendiri. Teknik allogeneic keuntungannya pasien lebih nyaman karena tidak melalui proses pengambilan sel punca tetapi ada resiko penolakan dari tubuh pasien. Dan teknik yang ketiga, xenotransplantasi masih menimbulkan perdebatan di Indonesia, karena sel punca dari binatang mungkin bisa menyebabkan efek samping pada manusia ketika keduanya membentuk sel baru. Teknik ini sendiri bisa terjadi karena adanya kesamaan sel punca antar sel punca hewan dengan sel punca manusia.
Untuk perkembangannya terutama di Indonesia, sudah ada 11 rumah sakit yang diberi izin untuk melakukan terapi menggunakan sel punca. Kesebelas rumah sakit itu yaitu Rumah Sakit Cipta Mangun Kusumo, RS Sutomo, RS M Djamil, RS Persahabatan, RS Fatmawati, RS Dharmais, RS Harapan Kita, RS Hasan Sadikin, RS Kariadi, RS Sardjito dan RS Sanglah. Penyakit-penyakit yang diatasi oleh 11 rumah sakit menggunakan terapi sel punca umumnya adalah penyakit jantung dan radang sendi. Pasien yang ingin berobat dengan menggunakan terapi sel punca ini juga jumlahnya tidak sedikit.
Meskipun begitu masih ada berbagai kendala dalam melakukan terapi sel punca untuk mengobati penyakit degeneratif. Beberapa kendala -- kendala itu yaitu, tentunya kendala biaya yang sangat besar, selain itu juga kesulitan dalam melakukan kultur atau pembiakan sel punca embrionik karena harus dilakukan dengan sangat hati -- hati dan proses sel punca seorang pasien hanya dapat dilakukan dalam satu laboratorium saja. Selain itu, juga ada potensi penolakan sel punca pada tubuh pasien jika sel punca itu diambil dari luar tubuh pasien sendiri.
Selain transplantasi sel punca, sekarang makin banyak dikembangkan juga cara lain yaitu terapi stem cell oral. Terapi stem cell oral ini sedikit demi sedikit menggantikan terapi sel punca dengan menggunakan injeksi atau transplantasi karena terapi ini mampu menekan biaya dan lebih praktis dalam aplikasinya. Walaupun begitu, terapi stem cell oral ini belum dapat benar -- benar menggantikan terapi metode injeksi atau transplantasi. Harapannya kedepan, terapi sel punca ini dapat berkembang menjadi lebih aman, mudah dan cepat dilakukan sehingga bisa mengobati berbagai penyakit yang sebelumnya tidak bisa diobati. Â
Ada juga perdebatan mengenai penelitian dari sel punca embrionik sendiri, pihak yang kontra menyatakan keraguannya jika pengumpulan sel punca embrionik yang berlebihan bisa membunuh potensi dari kehidupan. Tetapi para peneliti tetap melakukan beberapa perbaikan berkaitan dengan hal tersebut, walaupun belum menemukan titik kesuksesan.Â
Pihak yang pro dengan penelitian sel punca embrionik ini berpendapat jika manfaat yang diberikan oleh sel punca tersebut jauh lebih bermanfaat dibandingkan potensi kehidupan. Hal lain yang menimbulkan perdebatan adalah kurangnya transparansi dari proses penelitian. Jika proses penelitian berlangsung lebih transparan dan keuntungan dari penelitian ini jelas terlihat, mungkin akan ada perubahan dari persepsi publik mengenai penggunaan sel punca.
Karena keunikan sel punca untuk dapat berdiferensiasi menjadi sel apapun yang termasuk dalam lapisan embrional yaitu lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm, secara tidak langsung sel punca juga bisa meregenerasi jaringan -- jaringan maupun organ -- organ dalam tubuh yang sudah rusak. Dalam dunia medis, sudah ada beberapa rumah sakit yang menerapkan terapi menggunakan sel punca. Tetapi sel punca ini masih bisa dibilang dalam tahap yang awal dan masih bisa mengalami banyak perkembangan untuk kedepannya.Â
Keuntungannya untuk pembaca yang mungkin akan menggunakan terapi sel punca ini yaitu tidak ada efek samping dari pengobatan terapi sel punca ini karena sel punca sendiri bukan obat maupun bahan kimia yang diciptakan melainkan memang dari tubuh makhluk hidup sendiri. Tetapi selain keuntungan juga ada kerugiannya yang mungkin semakin kedepan akan berkurang atau bahkan tidak ada lagi seperti biaya yang cukup besar, proses kultur sel punca yang harus hati -- hati, potensi penolakan dari tubuh, dan lainnya.
Cukup sekian artikel dari penulis, terimakasih sudah membaca artikel penulis kali ini tentang sel punca. Semoga artikel ini dapat membantu pembaca dan juga menambah luas wawasan para pembaca. Jika ada kesalahan atau masukan silahkan beri comment sehingga artikel berikutnya bisa lebih baik dari artikel ini. Saya penulis mohon pamit dan selamat berjumpa kembali di artikel penulis berikutnya.
Sumber :