Mohon tunggu...
Gerald Immanuel Simanjuntak
Gerald Immanuel Simanjuntak Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Tajamkan Ilmu, Bangsa Menanti Risetmu!

6 Agustus 2024   19:14 Diperbarui: 6 Agustus 2024   19:21 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

"Anak muda bisa apa?"

Pernah dengar pertanyaan itu? Ternyata tidak sedikit orang meragukan kemampuannya.

Sebagai anak muda, saya tidak sependapat dengan keraguan atas pertanyaan tersebut.

Sebelum merdeka, banyak anak muda berjuang untuk negeri ini. Berjuang menumbuhkan nasionalisme, membangun persatuan, hingga merebut kemerdekaan.

Setelah merdeka, anak muda juga tampil mengisi kemerdekaan dan mengharumkan nama bangsa.

Gerry Utama misalnya. Anak muda yang turut mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Sudah pernah dengar nama itu?

Akhir-akhir ini, nama Gerry banyak dibicarakan, bahkan diulas di berbagai media.

Gerry merupakan salah satu dari 70 peneliti yang melakukan perjalanan ke Antartika, untuk melakukan riset geomorfologi. Hebatnya lagi, Gerry merupakan ilmuan termuda yang berhasil menapakkan kaki di Antartika.

Gerry sesungguhnya hanya salah satu dari anak muda yang terjun dalam dunia riset. Tentu ada banyak anak muda lainnya yang terlibat aktif dalam riset.

Artinya, riset ternyata bukan sekadar milik kelompok umur tertentu. Bukan hanya milik mereka yang berkacamata tebal dengan rambut tipis karena diyakini banyak membaca, mengamati dan berpikir.

Mungkin banyak pula orang yang beranggapan, riset itu adalah pekerjaan yang berat, rumit, dan tidak dapat dilakukan semua orang. Hingga berpikir kalau riset itu hanya bisa dilakukan orang yang memiliki ketrampilan hebat saja.

Pemikiran demikian pada akhirnya membuat banyak enggan untuk melakukan riset.

Anak muda harus yakin, bahwa mereka juga dapat memberikan sumbangsih terhadap kemajuan bangsa melalui riset. Bahkan harus yakin kalau mereka juga mampu melakukan riset. Semua itu dibangun dari pengalaman ke pengalaman.

Mengingat di negeri ini ada banyak masalah yang terjadi dan dihadapi, sudah saatnya riset menjadi solusi menangani berbagai permasalahan.

Mungkin muncul pertanyaan, bagaimana dapat menemukan topik riset yang baru dan unik di tengah banyaknya topik yang sudah pernah diteliti? Bahkan, saya sendiri pernah bertanya demikian!

Beruntungnya, beberapa hari lalu (3/8/2024) hal itu pun terjawab, tepatnya ketika mengikuti kegiatan Pelatihan Menulis yang diselenggarakan Paguyuban Kusnoto dengan Vlomaya.

Menurut seorang narasumber, Adnan, PhD., menyampaikan bahwa banyak pengalaman sehari-hari yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai topik riset, meskipun kita sering tidak menyadarinya.

Saat menjalani aktivitas sehari-hari, kita mungkin pernah tidak sengaja mengalami kejadian atau fenomena yang membuat kita bertanya-tanya.

Beliau menyebut ketidaksengajaan dalam aktivitas tersebut "Serendipity" atau fenomena menemukan sesuatu yang berharga secara tidak sengaja. Hal ini dapat didokumentasikan untuk mengungkap sesuatu di alam semesta yang belum diketahui sebelumnya.

Peneliti yang aktif di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini menekankan juga bahwa penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala atau kejadian anomali.

Para peneliti zaman dahulu juga selalu bertanya-tanya tentang alam di sekitar mereka meskipun hanya menggunakan alat-alat yang terbatas, mereka berhasil menemukan hal-hal baru berkat kreativitas dan kecermatan mereka. Seperti Sir Isaac Newton, yang bertanya-tanya mengapa buah apel jatuh dari pohon, yang kemudian mengarah pada penemuan hukum gravitasi.

Sejarah di dunia ini memang penuh dengan penemuan besar yang berawal dari rasa ingin tahu yang sederhana.

Lantas, bagaimana relevansi semua ini dengan riset di Indonesia dan sumbangsihnya terhadap kemajuan bangsa?

Sebenarnya, kita semua dapat berkontribusi dalam mencari informasi baru untuk memajukan riset di negara kita. Salah satu cara adalah dengan mendokumentasikan Serendipity yang kita alami sehari-hari.

Untuk menemukan Serendipity, kita harus mencari pengalaman baru atau menggali lebih dalam pengalaman yang sering kita lakukan dengan sudut pandang yang berbeda. Hal ini mungkin membuat kita merasa tidak nyaman karena harus keluar dari zona nyaman, tetapi ini adalah langkah penting untuk inovasi.

Apa yang disampaikan Anand, PhD., diperkuat oleh narasumber lainnya, Peniwidiyanti, S.Hut., M.Si., bahwa riset itu harus bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Beliau juga menyampaikan, jika Anda tidak tertarik pada riset tertentu (mungkin karena terlalu ilmiah atau alasan lainnya), tidak masalah. Lakukan riset yang sesuai dengan minat dan bakat Anda.

Alumnus IPB ini juga menambahkan bahwa selain mengejar minat, riset juga membantu kita mengembangkan "soft skill" dan "hard skill" yang berguna di masa depan. Melalui riset, kita dapat merasa bangga dengan pencapaian diri kita setelah menghadapi berbagai tantangan, karena kita berhasil berkontribusi bagi masyarakat.

Dengan demikian, riset tidak hanya merupakan tugas yang berat, tetapi juga merupakan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Riset yang dilakukan dengan penuh semangat dan rasa ingin tahu dapat membawa sumbangsih besar bagi kemajuan bangsa. Sebagai anak muda, mari kita terlibat aktif dalam riset dan terus mencari pengetahuan baru demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun