Mohon tunggu...
Hendra Etri Gunawan
Hendra Etri Gunawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ketua BEM FEM IPB 2008/2009; Menteri Kebijakan Daerah BEM KM IPB 2010; Koordinator BEM se Bogor 2010; Trainer dan Fasilitator Rumah Peradaban Leadership Community; Direktur Eksekutif Institut for Regional Investment and Development Studies (IRIDS)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membangun Eskalasi Gerakan: Progresif Berkelanjutan (Bagian 1)

28 Juli 2011   07:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:18 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


  1. Informasi yang tidak jelas sumbernya tetapi indikator kebenarannya bisa dilihat. Informasi ini dianalogikan seperti “kentut”, tidak jelas siapa sumbernya tetapi baunya ada. Dalam dunia gerakan, informasi ini banya berkeliaran. Informasi ini biasa dikenal dengan istilah rumor. Rumor adalah adalah bagian dari strategi gerakan psy-war, biasanya sangat bersifat politis. Informasi ini didapatkan apabila memiliki jaringan lobby dan informasi.
  2. Informasi dari media massa baik cetak maupun elektronik, seperti: Koran, televise, majalah, internet, dll. Informasi ini merupakan informasi publik yang mudah diakses. Untuk media cetak, kita dapat membuat kliping pemberitaan atau liputan yang relevan terhadap isu yang diangkat. Sehingga ada rekam jejak perkembangan isu dari hari ke hari, sekaligus sebagai bahan bukti penguat argumentasi apabila diperlukan.
  3. Informasi dari sumber terpercaya melalui penelitian-penelitian atau investigasi yang komprehensif. Informasi ini dapat diperoleh dari lembaga-lembaga terkait, seperti LSM, Instansi Pemerintahan, Tokoh, dll. Informasi-informasi dari instansi pemerintah bisa kita dapatkan melalui audiensi. Selain menyampaikan aspirasi atau hasil dari kajian informasi yang sudah kita dapatkan, audiensi juga bisa digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan informasi-informasi dari instansi yang didatangi. Informasi-informasi tersebut digunakan sebagai pengaya atau pembading dari informasi yang sudah ada. Lakukan kunjungan dan berdiskusi dengan tokoh-tokoh atau pengamat terkait isu. Dari tokoh atau pengamat tersebut kita akan mendapatkan pengetahuan, bukan sekedar informasi. Mereka akan memberikan gambaran penggunaan informasi, sehingga gerakan kita dalam mendongkrak isu akan menjadi lebih tepat.


(Berlanjut...)

Daftar Pustaka

Sangkala. 2007. Knowledge Management. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hendra Etri Gunawan

Kordinator BEM se Bogor 2010.

Direktur Eksekutif Institute for Regional Investment and Development Studies (IRIDS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun