Siapa yang tak kenal Pramuka.? Seluruh masyarakat urban, rural bahkan dunia kenal dengan Pramuka. Yah, benar, Gerakan Praja Muda Karana, organisasi yang menjadi ujung tombak pembentukan karakter bangsa.
Rasanya tak berlebihan jika judul diatas mengatakan bahwa, aktif di pramuka merupakan upaya-upaya nyata menghidupkan kembali karakter mulia para pahlawan bangsa yang memperjuangkan negeri ini.
Mari kita tilik secara historis mengapa bisa demikian, banyak tokoh-tokoh nasional, termasuk founding father negeri ini, Ir. Soekarno menaruh perhatian besar terhadap gerakan pramuka. Singkatnya, dahulu banyak sekali organisasi-organisasi kepanduan sejenis, tapi sayang nya, tidak berbanding lurus dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu. Sadar akan manfaat besar gerakan pengkaderan ini, Presiden Soekarno meminta tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan Indonesia yang banyak itu ke Istana Negara. Pada saat itulah, Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut PRAMUKA.
Menurut penulis, ketetapan presiden tersebut jauh dari unsur kepetingan politik, mengingat tahun 1960an ketika Gerakan Pramuka dibentuk, perpolitikan Indonesia sedang bergejolak. Jadi wajar, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisisai ini, yang disebutkan dalam BAB III Pasal 7 Ayat 6 mengatakan, gerakan pramuka bersifat non-politik , bukan organisasi kekuatan sosial-politik dan bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial-politik, yang tidak diperkenankan ikut serta dalam kegiatan politik praktis.
Banyak tokoh tokoh nasional yang ikut merumuskan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, prinsip dasar, kode kehormatan, metode, kiasan dasar, motto dan banyak lagi. Diantara tokoh tersebut adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi, Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial) dan lain-lain.
Uniknya, seluruh elemen dasar gerakan pramuka sarat akan nilai-nilai nasionalisme. Diantaranya: prinsip dasar, lambing organisasi, kode kehormatan yang terdiri dari dwi satya, dwi darma, tri satya, dan dasa darma, metode, motto, kiasan dasar dan seluruh aktifitas kegiatan nya berdasarkan nilai-nilai nasionalisme tingkat tinggi.
Sebut saja satu contoh metode yang digunakan organisasi ini, yaitu sistem among yang dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara, “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Yang mengartikan kehadiran orang dewasa yang “mengemong” anak-anak pramuka lewat bimbingan, dorongan, dan dukungan. Luar biasa bukan?
Contoh selanjutnya adalah filosofi tunas kelapa yang merupakan lambang pramuka, Sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 48 dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab VII Pasal 120, lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa yang di ciptakan oleh Kak Sunardjo Atmodipuro. Beberapa filsofi nya dalah: 1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. 2. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia
Banyak hal lagi yang bisa disebutkan di tulisan ini, mengapa Aktif di Pramuka sama dengan Upaya Reinkarnasi Para Pahlawan Bangsa. Terbukti pula dengan banyak nya kader pramuka yang mengisi peran strategis pelaku pembangunan Indonesia. Salah satu nya adalah Menteri Agama Republik Indonesia, Pak Lukman Hakim Saifuddin.
Masih ragu untuk aktif di pramuka?
Damn, We love Pramuka J Salam Pramuka! (RAP_Tim siber)
sumber tulisan : dari berbagai sumber.
sumber foto: dokumentasi jambora dunia 2105 Jepang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H