Oleh : Muhammad Indra Jayawan
Kalau kita berbicara tentang filsafat ekologi yaitu filsafat lingkungan hidup maka kita akan menjumpai pertanyaan yang fundamental, "mengapa hidup itu memiliki nilai? dan mengapa hidup itu harus di lestarikan? Dalam hal ini saya menjelaskan/ mengupas perdebatan begitu banyak aliran terkait dengan aliran filsafat ekologi ini.
Dalam pembicaraan filsafat ekologis atau filsafat lingkungan hidup ini kita berbicara tentang seperti apa yang seharusnya kita lakukan atau etisnya apa yang seharusnya kita lakukan sehingga lingkungan hidup ini bisa berkelanjutan atau tidak mengalami kerusakan atau kepunahan, Tapi ini di dasari oleh problem filsafat ekologi misalnya kebijakan emisi karbon harus di berlakukan sehingga es di kutub utara tidak mencair, sebetulnya ini di landasi oleh nilai filosofis yang tidak bisa di gali lebih jauh/radikal
Pertanyaannya sederhananya apa yang membuat hidup ini bernilai dan apa yang membuat pelestarian hidup itu harus di lakukan jawaban standarnya adalah alam ini bernilai karna dia memiliki nilai buat manusia, bahwa manusia  memerlukan kelangsungan alam demi kelangsungan hidupnya sebagai spesies. argumen ini di sampai kan oleh filsuf jhon pasmore ada dua bentuk manusia memandang alam yang pertama dengan cara yg bermasalah atau despotic view yaitu cara pandang yang tiran atau diktator di lingkungan sekitar, bahwa alam adalah objek alat untuk kebutuhan manusia, Sedangkan ada pandangan kedua yaitu dengan cara Responsible dominion view suatu cara pandang atau pengolahan secara bertanggung jawab dengan memerhatikan kelestarian alam itu tidak semua di eksploitasi atau di tebang tapi gimana manusia bisa mereboisasi atau penanaman kembali alam  demi menjaga kelestariannya, jadi itulah dua hal yang di bedakan oleh jhon pasmore sebagai wakil dari filsafat ekologi pada umumnya.
 Namun sekitar tahun 70 an berkembang pendekatan filsafat ekologi yg berbeda yang mengkritik pendekatan konvensional seperti jhon pasmore pendekatan yang kedua ini di sebut ekologi dalam atau deep ekologi aliran ini di cetuskan oleh Arne Naes yaitu seorang filsafat Skandinavia dan juga Val Plumwod seorang filsafat ekologi dari Australia. Keduanya ini memberikan satu pendapat baru yang mengubah cara pandang kita dalam melihat hubungan manusia dan alam, menurut val plumwod pandangan jhon pasmore bermasalah karna ada banyak banyak ketimpangan yang terjadi pada saat manusia melihat alam hal yang semacam itu yang ingin di ubah oleh aliran filsafat Deep ekologi atau ekologi kedalam ingin melakukan transisi paradigma dari yang semulaantroposentris  menjadi ekosentrisme, antroposentrisme sebenarnya adalah tesis filsafat bahwa prinsip-prinsip etis kehidupan manusia ditentukan oleh kepentingan manusia terhadap alam landasan pengukurnya adalah kepentingan manusia jadi sesuatu itu baik kalau itu mengacukan atau memenuhi kepentingan manusia.
Antroposentrisme ini bisa di pilah dari satu pandangan lain yaitu Biosentrisme yaitu prinsip-prinsip etis itu di turunkan dari kepentingan seluruh organisme yang ada di bumi, tapi ini nggak cukup dalam penganut ekologi dalam di perlukan prinsip ketiga yaitu ekosentrisme prinsip etisnya itu tidak hanya dari organisme tapi yang tidak hidupun yang menunjang kehidupan organisme artinya kepentingan disini bukan hanya kepentingan flora atau fauna aja tapi dilihat dari lanskap geografis seperti gunung, laut, danau, seungai, lembah dan seterusnya di lihat dari satu ekosistem penunjang organisme, jadi ekologi kedalam menarik pada kesimpulan yang holistik melibatkan bukan hanya manusia tapi semua organisme dan seluruh unsur tak hidup unsur non organik yang mendukung keberadaan organisme tersebut. Oleh karena itu para penganut ekologi dalam ini mengusung satu prinsip yaitu Egalitarianisme biosfer yaitu prinsip menjunjung kesetaraan baik manusia, organisme maupun unsur yang tak hidup
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H