Mohon tunggu...
Healthy

Yakin Diapedesis Hanya Granulosit?

25 November 2017   01:22 Diperbarui: 25 November 2017   17:22 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo para pembaca  kompasiana pada artikel kali ini mengenai  diapedesis pada sel darah putih (leukosit).

Leukosit merupakan sel yang membentuk komponen darah. Leukosit hanya berumur maksimal 1 hari saja di dalam darah kemudian akan terbentuk lagi di sumsum tulang. Berdasarkan ada tidaknya granula, ada 2 kelompok leukosit yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit atau sel polimorfonuklear merupakan leukosit yang memiliki granular. 

Berdasarkan pewarnaan Wright, granulosit sendiri masih terbagi menjadi 3 jenis yaitu basofil, neutrofil dan eosinofil. Sedangkan agranulosit merupakan leukosit yang tidak memiliki granula. Dalam granulosit juga masih terbagi menjadi 2 jenis yaitu limfosit dan monosit.  

Selanjutnya mengenai  fungsi  leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat - zat asingan. Ketika vikositas darah meningkat dan aliran lambat leukosit mengalami marginasi, yakni bergerak ke arah perifer sepanjang pembuluh darah. Kemudian melekat pada endotel dan melakukan gerakan amuboid. 

Hal tersebut dapat dilakukan leukosit melalui proses diapedesis. Selain melakukan diapedesis dan bergerak ameboid adapun sifat - sifat lain seperti, kemotaksis dan fagositosis. Fagositosis merupakan kemampuan leukosit untuk menelan mikroorganisme, benda asing  dan eritrosit yang rusak. Sedangkan kemotaksis merupakan pelepasan zat kimia pada jaringan yang rusak sehingga leukosit bergerak menjauhi atau mendekati sumber zat.

Pada penjelasan mengenai leukosit diatas disebutkan mengenai diapedesis. Diapedesis merupakan kemampuan leukosit untuk menembus keluar dari dinding pembuluh darah kapiler. Kemudian alasan mengapa leukosit melakukan diapedesis karena seperti yang ita ketahui bahwa umur leukosit itu singkat yaitu maksimal 1 hari. Oleh karena itu leukosit perlu berpindah menuju jaringan dimana jaringan tersebut dapat membuat leukosit bertahan hidup melalui diapedesis.

Sebagian orang percaya bahwa yang melakukan diapedesis adalah leukosit jenis granuler.  Apakah itu benar berikut mengenai penjelasannya. Pada teori - teori diatas sudah sedikit kita singung mengenai diapedesis yang tak lain adalah kemampuan leukosit untuk menembus keluar dinding pembuluh darah kapiler menuju jaringan lain agar dapat bertahan hidup. 

Diapedesis tidak terjadi sesuka leukosit, melainkan ada faktor yang memicu hal tersebut. Pemicu terjadinya diapedesis pada leukosit adalah karena adanya luka contohnya seperti luka goresan. Saat terjadi luka, leukosit itu bagaikan dokter kita yang dengan sigap langsung menuju tempat yang sakit lalu mengobatinya.

Mengenai proses penyembuhan luka akan dibahas setelah ini. Pada leukosit tidak sembarangan semua jenis leukosit langsung bekerja bersamaan. Namun  berdasarkan masing - masing fungsi yang dimiliki tiap - tiap jenis leukosit ada tahapannya dalam proses penyembuhan luka. Berikut proses penyembuhan luka oleh leukosit. Pada awalnya saat terjadi luka, zat asing akan memasuki tubuh kemudian terjadi peradangan. Dengan peradangan tersebut terjadilah sinyal kimia yang akan memberitahu monosit. 

Namun yang pertama dilakukan leukosit adalah leukosit akan mengirimkan neutrofil terlebih dahulu sebagai pertolongan pertama sebelum monosit. Neutrofil  akan menembus dinding pembuluh darah dan menuju jaringan yang rusak. Pengiriman neutrofil tersebut tidak sesukanya melainkan ada maksud dibalik itu. Neutrofil dikirim pertama kali karena dari semua jenis leukosit, neutrofillah yang tersedia melimpah, jumlahnya sekitar 50% - 60%.  Dengan kata lain jadi neutrofil merupakan garis depan pada pertahanan seluler terhadap invasi jasad renik dan melakukan fagositosit partikel kecil secara aktif seperti fungsinya yaitu fagositosit kuat.

Langkah berikutnya adalah monosit yang bertindak. Setelah neutrofil kewalahan mengatasinya kemudian leukosit juga langsung mengirimkan monosit ke jaringan yang rusak tersebut. Alasan mengapa leukosit mengirim monosit setelah neutrofil kewalahan karena monosit juga merupakan fagositosit kuat. Monosit juga akan melakukan diapedesis untuk menuju jaringan yang rusak itu. Sebagai fagositosit kuat, kemudian monosit juga akan menghabisi zat asing tersebut bersama neutrofil dan menghasilkan sitokin yang berfungsi membangkitkan demam. 

Demam inilah yang menjadi indikasi bahwa dalam tubuh kita sedang terjadi peperangan terhadap zat asing dan juga selain untuk indikasi juga untuk mempercepat penyembuhan. Pada peperangan ini  menimbulkan kematian neutrofil. Namun kematiannya tidak sia - sia, karena pada saat mati terbentuklah nanah yang menjadi salah satu pertahanan yang berguna untuk menghambat timbulnya infeksi. Kemudian monosit yang bermigrasi dari pembuluh darah selanjutnya menjadi histiosit (makrofag) yang berumur panjang dalam jaringan.

Seperti yang dikatakan sebelumnya yaitu terjadi demam, saat sakit inilah makrofagus akan mengirimkan bagian tubuh kuman yang mati kepada limfosit T memory. Kemudian oleh limfosit T memory akan diingat. Dengan limfosit T memory, ia akan membantu mengenali antigen yang ditemui sebelumnya. Limfosit T memory hanya akan bekerja selama sakit saja. Sehingga setelah itu Limfosit T memori memungkinkan akselerasi respon imun apabila imun teranjan untuk kedua kalinya ke imunogen yang sama walaupun dalam interval yang lama dari pajanan awal. Selajutnya limfosit B yang akan beraksi.

Setelah limfosit T memory sudah selesai melakukan tugasnya, selanjutnya leukosit mengirimkan limfosit B. Pada limfosit B merupakan limfosit yang memainkan peranan penting pada imunitas humoral. Limfosit B bekerja dengan menghasilkan antibodi untuk merespons antigen tertentu. Sehingga dapat dikatakan bahwa limfosit B berfungsi menghasilkan kekebalan tubuh humoral. 

Dapat diumpamakan limfosit B adalah tim forensik yang mengembangkan antibodi berdasarkan data serangan kuman yang pertama guna mengatasi serangan berikutnya. Limfosit B adalah komponen sistem imun adaptif. Jenis antibodi yang dihasilkan salah satunya adalah Ig M yang merupakan antibodi pertama yang diproduksi ketika tubuh ada infeksi (bakteri). Ig M berfungsi sebagai garis depan pada limfosit B terhadap bakteri.

Apabila ketika sudah pada tahap limfosit B juga masih tidak bisa menangani atau dapat dikatakan luka tersebut sudah terlanjur terinfeksi maka selanjutnya limfosit T killer yang beraksi. Ketika limfosit B mengeluarkan antibodi,  sel - sel tersebut saling bertukar informasi melalui getaran sebelum antobodi diluncurkan. Selain itu mereka juga medapat bala bantuan dari kelompok sel pembunuh alami yang siap membasmi mutasi sel. Limfosit T killer akan bekerja untuk menekan antigen dengan cara menonaktifkan sel - sel yang terinfeksi.

Setelah sel - sel yang terinfeksi sudah hilang, selanjutnya limfosit T supressor yang akan bekerja. Limfosit T sepressor akan mengendalikan limfosit T killer supaya tidak lepas kembali, Karena setelah sel - sel yang terinfeksi sudah hilang maka tidak ada lagi yang perlu dilakukan limfosit T killer untuk menonaktifkan sel karena sudah tidak ada yang terinfeksi. Oleh karena itulah limfosit T supressor bekerja untuk menekan Limfosit T killer. Maka dengan ini fungsi limfosit T supressor untuk membatasi dan menjaga sistem imun supaya tidak lepas kendali. Apabila tidak ada limfosit T supressor, maka limfosit T killer akan lepas kendali dan justru dapa menyerang tubuh kita sendiri.

Pada tahap tahap diatas yang belum disebutkan ialah mengenai eusinofil dan basofil. Pada tahap penyembuhan luka ini Basofil dapat menjadi garis depan atau bekerja pertama kali sebelum neutrofil tetapi juga dapat bekerja di saat pertengahan yaitu monosit . Tergantung dari reaksi apa yang ditimbulkan. Apabila sakit maka basofil terlebih dahulu yang bekerja namun jika hanya luka maka yang bekerja langsung neutrofil. 

Jika basofil yang bekerja setelah monosit itu berguna untuk mendaangkan monosit monosit lainnya dengan cara menghasilkan histamin yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke jaringa yang cedera dan antikoagulan heparin untuk membantu mencegah penggumpalan darah intravaskuler. Sehingga selama masih ada luka, basofil akan terus menerus dikeluarkan oleh tubuh supaya menghasilkan histamin dan membuka jalan bagi monosit untuk masuk.

Sedangkan eusinofil berfungsi sebagai fagositosit lemah. Eusinofil bekerja memakan bangkai , pembuangan racun penyebab radang pada jaringan yang cedera dan membersihkan antigen yang mati. Sebagai tambahan informasi pada proses penyembuhan luka limfosit tidak akan pernah bekerja apabila hanya sekedar luka biasa. Disini dimaksudkan bahwa limfosit hanya bekerja ketika luka tersebut sudah terkena virus atau terinfeksi. Jai juka hanya luka biasa tahapannyanya hanya sampai limfosit B yang menghasilkan antibodi. Sedangkan apabila lukanya sudah terlanjur terinveksi barulah limfosit T killer bekeja, tetapi jika tidak terinfeksi maka limfosit T killer juga tidak akan bekerja.

Dari penjelasan mengenai penyembuhan luka oleh leukosit merupakan bukti bahwa pada leukosit yang dapat melakukan diapedesis tidak hanya jenis granulosit namun juga dilakukan oleh jenis agranulosit. Sebagai contoh seperti pada tahap kedua proses penyembuhan luka yaitu pada saat monosit dikirim leukosit, maka monosit juga melakukan diapedesis untuk tiba di jaringan yang rusak. Dalam penjelasan teori yang tadi sudah dituliskan monosit termasuk dalam leukosit jenis agranulosit.

Maka dapat disimpulkan bahwa semua jenis leukosit dapat menembus pori - pori dinding pembuluh darah yang disebut dengan diapedesis. Selain itu diapedesis hanya terjadi ketika ada pemicunya seperti luka goresan. Untuk diapedesis pada leukosit jenis granulosit contohnya adalah ketika neutrofil dikirim oleh leukosit menuju jaringan yang rusak. Untuk menuju jaringan yang rusak tersebut neutrofil melakukan diapedesis. Sedangkan untuk contoh leukosit jenis agranulosit yaitu ketika monosit yang dikirim leukosit untuk menuju ke jaringan yang rusak. Pada saat itu monosit juga melakukan diapedesis agar sampai ketempat dimana jarangan tersebut rusak.

Oleh karena itu ketika kita mengalami luka harus segera dicuci dengan air bersih kemudian bari diberi obat antiseptik dengan cara mengoleskannya di bagian pinggir atau tepi luka jangan pada daerah lukanya karena dapat membuat bakteri tersebar. Sedangkan jika kita memberinya di pinggir saja maka akan membatasi pergerakan bakteri sehingga secara tidak langsung kita telah membantu mempermudah kerja leukosit dalam menyembuhkan luka pada tubuh kita dengan menjaga agar daerah  tersebut tetap steril.

Jadi rawatlah tubuhmu sendiri, karena salah satu yang peduli dengan kita adalah tubuh kita sendiri. Buktinya ketika luka kita memang merasakkan rasa sakit tetapi kita tidak tahu bahwa sebenarnya rasa tersebut merupakan tanda jika didalam tubuh kita sedang terjadi perang melawan antigen supaya luka kita sembuh dengan begitu kita dapat tetap terjaga kesehatannya.

Sekian artikel saya kali ini mengenai diapedesis pada leukosit. Terima kasih telah membaca artikel  saya pada kali ini. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian dan untuk kedepannya semoga saya juga dapat memberikan informasi - informasi lainnya. Mohon maaf apabila ada kesalahan seperti dalam pengetikan.

Terima kasih,

Sumber :

artikelsiana

wikipedia

wikipedia

artikelbermutu.com

scribd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun