Demam inilah yang menjadi indikasi bahwa dalam tubuh kita sedang terjadi peperangan terhadap zat asing dan juga selain untuk indikasi juga untuk mempercepat penyembuhan. Pada peperangan ini  menimbulkan kematian neutrofil. Namun kematiannya tidak sia - sia, karena pada saat mati terbentuklah nanah yang menjadi salah satu pertahanan yang berguna untuk menghambat timbulnya infeksi. Kemudian monosit yang bermigrasi dari pembuluh darah selanjutnya menjadi histiosit (makrofag) yang berumur panjang dalam jaringan.
Seperti yang dikatakan sebelumnya yaitu terjadi demam, saat sakit inilah makrofagus akan mengirimkan bagian tubuh kuman yang mati kepada limfosit T memory. Kemudian oleh limfosit T memory akan diingat. Dengan limfosit T memory, ia akan membantu mengenali antigen yang ditemui sebelumnya. Limfosit T memory hanya akan bekerja selama sakit saja. Sehingga setelah itu Limfosit T memori memungkinkan akselerasi respon imun apabila imun teranjan untuk kedua kalinya ke imunogen yang sama walaupun dalam interval yang lama dari pajanan awal. Selajutnya limfosit B yang akan beraksi.
Setelah limfosit T memory sudah selesai melakukan tugasnya, selanjutnya leukosit mengirimkan limfosit B. Pada limfosit B merupakan limfosit yang memainkan peranan penting pada imunitas humoral. Limfosit B bekerja dengan menghasilkan antibodi untuk merespons antigen tertentu. Sehingga dapat dikatakan bahwa limfosit B berfungsi menghasilkan kekebalan tubuh humoral.Â
Dapat diumpamakan limfosit B adalah tim forensik yang mengembangkan antibodi berdasarkan data serangan kuman yang pertama guna mengatasi serangan berikutnya. Limfosit B adalah komponen sistem imun adaptif. Jenis antibodi yang dihasilkan salah satunya adalah Ig M yang merupakan antibodi pertama yang diproduksi ketika tubuh ada infeksi (bakteri). Ig M berfungsi sebagai garis depan pada limfosit B terhadap bakteri.
Apabila ketika sudah pada tahap limfosit B juga masih tidak bisa menangani atau dapat dikatakan luka tersebut sudah terlanjur terinfeksi maka selanjutnya limfosit T killer yang beraksi. Ketika limfosit B mengeluarkan antibodi, Â sel - sel tersebut saling bertukar informasi melalui getaran sebelum antobodi diluncurkan. Selain itu mereka juga medapat bala bantuan dari kelompok sel pembunuh alami yang siap membasmi mutasi sel. Limfosit T killer akan bekerja untuk menekan antigen dengan cara menonaktifkan sel - sel yang terinfeksi.
Setelah sel - sel yang terinfeksi sudah hilang, selanjutnya limfosit T supressor yang akan bekerja. Limfosit T sepressor akan mengendalikan limfosit T killer supaya tidak lepas kembali, Karena setelah sel - sel yang terinfeksi sudah hilang maka tidak ada lagi yang perlu dilakukan limfosit T killer untuk menonaktifkan sel karena sudah tidak ada yang terinfeksi. Oleh karena itulah limfosit T supressor bekerja untuk menekan Limfosit T killer. Maka dengan ini fungsi limfosit T supressor untuk membatasi dan menjaga sistem imun supaya tidak lepas kendali. Apabila tidak ada limfosit T supressor, maka limfosit T killer akan lepas kendali dan justru dapa menyerang tubuh kita sendiri.
Pada tahap tahap diatas yang belum disebutkan ialah mengenai eusinofil dan basofil. Pada tahap penyembuhan luka ini Basofil dapat menjadi garis depan atau bekerja pertama kali sebelum neutrofil tetapi juga dapat bekerja di saat pertengahan yaitu monosit . Tergantung dari reaksi apa yang ditimbulkan. Apabila sakit maka basofil terlebih dahulu yang bekerja namun jika hanya luka maka yang bekerja langsung neutrofil.Â
Jika basofil yang bekerja setelah monosit itu berguna untuk mendaangkan monosit monosit lainnya dengan cara menghasilkan histamin yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke jaringa yang cedera dan antikoagulan heparin untuk membantu mencegah penggumpalan darah intravaskuler. Sehingga selama masih ada luka, basofil akan terus menerus dikeluarkan oleh tubuh supaya menghasilkan histamin dan membuka jalan bagi monosit untuk masuk.
Sedangkan eusinofil berfungsi sebagai fagositosit lemah. Eusinofil bekerja memakan bangkai , pembuangan racun penyebab radang pada jaringan yang cedera dan membersihkan antigen yang mati. Sebagai tambahan informasi pada proses penyembuhan luka limfosit tidak akan pernah bekerja apabila hanya sekedar luka biasa. Disini dimaksudkan bahwa limfosit hanya bekerja ketika luka tersebut sudah terkena virus atau terinfeksi. Jai juka hanya luka biasa tahapannyanya hanya sampai limfosit B yang menghasilkan antibodi. Sedangkan apabila lukanya sudah terlanjur terinveksi barulah limfosit T killer bekeja, tetapi jika tidak terinfeksi maka limfosit T killer juga tidak akan bekerja.
Dari penjelasan mengenai penyembuhan luka oleh leukosit merupakan bukti bahwa pada leukosit yang dapat melakukan diapedesis tidak hanya jenis granulosit namun juga dilakukan oleh jenis agranulosit. Sebagai contoh seperti pada tahap kedua proses penyembuhan luka yaitu pada saat monosit dikirim leukosit, maka monosit juga melakukan diapedesis untuk tiba di jaringan yang rusak. Dalam penjelasan teori yang tadi sudah dituliskan monosit termasuk dalam leukosit jenis agranulosit.
Maka dapat disimpulkan bahwa semua jenis leukosit dapat menembus pori - pori dinding pembuluh darah yang disebut dengan diapedesis. Selain itu diapedesis hanya terjadi ketika ada pemicunya seperti luka goresan. Untuk diapedesis pada leukosit jenis granulosit contohnya adalah ketika neutrofil dikirim oleh leukosit menuju jaringan yang rusak. Untuk menuju jaringan yang rusak tersebut neutrofil melakukan diapedesis. Sedangkan untuk contoh leukosit jenis agranulosit yaitu ketika monosit yang dikirim leukosit untuk menuju ke jaringan yang rusak. Pada saat itu monosit juga melakukan diapedesis agar sampai ketempat dimana jarangan tersebut rusak.