Mohon tunggu...
Inovasi

Yakin Jaringan Permanen Membelah?

24 September 2017   02:16 Diperbarui: 24 September 2017   08:04 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo para pembaca kompasiana artikel kali ini mengenai jaringan permanen tumbuhan.

           Jaringan tersusun dari  sekumpulan sel yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama. Berdasarkan sudah tidaknya jaringan tersebut berdiferensiasi, jaringan tumbuhan terbagi menjadi dua yaitu jaringan meristem atau embrional dan jaringan permanen atau dewasa.

            Pada jaringan meristem selnya aktif membelah dan belum berdiferensiasi.  Adapun ciri - ciri meristem seperti, selnya aktif membelah ciri ini merupakan ciri utama pada jaringan meristem. Karena selnya aktif membelah, maka yang dibutuhkan untuk membelah adalah tenaga seperti protein. Pada sintesis protein bahan - bahan yang diperlukan berasal dari sitoplasma. Sehingga ciri berikutnya adalah memiliki banyak sitoplasma. Selanjutnya berpacu pada ciri utama, kita dapat menemukan ciri lainnnya yaitu ukuran selnya kecil,  ukuran nukelus yang besar dan organel lain kecil (vakuola).

           Berdasarkan asalnya jaringan meristem dibagi menjadi dua yaitu jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder. Jaringan meristem primer adalah jaringan yang selnya bersifat promeristematik, tumbuhnya ke atas dan ke bawah teletak di ujung akar dan batang. Sedangkan jaringan sekunder merupakan jaringan dewasa yang berubah sifat menjadi meristematik, arah tumbuhnya ke samping dan terletak pada kambium.

         Berdasarkan lokasinya, jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu lateral yang terletak pada korteks batang, interkaler yang terletak diantara jaringan dewasa, dan apikal yang terletak pada ujung batang dan akar.

         Selanjutnya jaringan permanen merupakan jaringan yang disusun oleh sel sel dewasa yang telah berdiferensiasi, namun dalam kondisi tertentu dapat bersifat meristem kembali. Berdasarkan fungsinya, jaringan permanen dibagi menjadi empat yaitu pelindung, dasar, vaskuler, dan gabus.

        Jaringan pelindung yaitu jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari gangguan luar. Ciri jaringan epidermis antara lain, terletak di luar, dinding selnya tebal, susunan selnya rapat, berbentuk persegi panjang atau kotak, dan tidak ada klorofil.

        Jaringan dasar disebut dasar karena berada hampir di seluruh bagian tumbuhan. Pada jaringan dasar terbagi menjadi dua yaitu jaringan penyokong dan jaringan pengisi. Pada jaringan penyokong, berdasarkan bentuk dan sifatnya dibagi menjadi dua yaitu kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim  disusun oleh sel hidup yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Pada sel ini terdapat sitoplasma,  dinding selnya tipis yang melakukan penebalan di ujung ujung, tersusun dari senyawa selulosa, lignin dan pektin, sering dijumpai di organ muda. 

Sedangkan jaringan kolenkim merupakan jaringan yang disusun dari sel mati, tidak terdapat sitoplasma, dinding selnya tebal yang mengalami penebalan merata atau menyeluruh, disusun oleh senyawa lignin, sering dijumpai pada organ tua. Pada jaringan pengisi yaitu jaringan parenkim yang tersusun dari sel hidup dan aktif, terdapat pada akar, batang, daun dan buah, dinding selnya tipis, terdapat ruang antar sel, banyak mengandung kloroplas.

       Jaringan vaskuler dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air dari akar menuju daun. Xilem tersusun dari sel mati, dinding selnya tebal, bersifat impermeabel,  disusun oleh senyawa lingnin, elemen penyusunnya yaitu unsur trakea, serat xilem, dan parenkim xilem. Sedangkan floem berfungsi mengangkut amilum dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Floem tersusun dari sel hidup dan sel mati, dinding selnya tipis, besifat permeabel, disusun oleh selulosa.

       Dan yang terakhir adalah jaringan gabus yang terbagi menjadi dua yaitu felem dan feloderm.

       Sekarang mari kita ke topik utamanya yaitu sejauh manakah kalian setuju bahwa jaringan permanen melakukan pembelahan. Banyak dari berbagai buku atau sumber internet yang menulis bahwa jaringan permanen tidak melakukan aktivitas perbanyakan diri. Namun sebenarnya bukan tidak lagi melakukan pembelahan, tapi masih melakukannya hanya saja terbatas. Jaringan permanen melakukan aktivitas pembelahan dalam kondisi tertentu saja. Untuk mengetahui lebih lanjut mari simak berikut ini.

     Jaringan permanen yang melakukan pembelahan adalah jaringan parenkim, kolenkim dan feloderma pada jaringan gabus. Berikut beberapa alasan mengenai pembelahan yang terjadi pada ketiga jaringan tersebut.

parenkim-dan-kolenkim-59c703046c139e59f50582a2.jpg
parenkim-dan-kolenkim-59c703046c139e59f50582a2.jpg
     Alasan yang pertama adalah pada jaringan parenkim. Pada jaringan parenkim hampir semua tugas dilakukan olehnya.  Seperti fotosintesis pada parenkim asimilasi, penyimpan cadangan makanan pada parenkim penimbun, menyimpan air pada pada parenkim air, menyimpan udara pada parenkim udara, berfungsi pengangkut pada parenkim pengangkut, dan yang terakhir menutup luka pada parenkim penutup luka. Pada fungsi yang menutup luka itulah menjadi alasan mengapa jaringan parenkim dikatakan bersifat meristematik yang artinya selnya dapat membelah bahkan sampai dewasa untuk regenerasi. 

Namun jaringan parenkim  melakukan aktivitas pembelahan diri atau bersifat meristematik hanya pada kondisi tertentu saja seperti saat terjadi luka.  Maka pada parenkim penutup luka, selnya akan melakukan pembelahan untuk menutup luka tersebut. Setelah luka tersebut menutup maka jaringan tersebut akan menjadi pasif membelah. Dari alasan pertama ini dijumpai kata regenerasi. Regenerasi tersebut merupakan menggantikan sel sel yang rusak pada tumbuhan.

     Alasan yang kedua adalah pada jaringan kolenkim. Pada jaringan kolenkim berfungsi untuk meyokong organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Lalu mengapa dapat terjadi pembelahan. Pada dinding kolenkim tumbuhan yang terkena angin lebih tebal. Dinding kolenkim yang menebal sekunder ini dapat menjadi tipis kemudian selnya akan bersifat meristematik lagi dan mulai membelah. Tetapi hal tersebut hanya dapat terjadi pada jaringan kolenkim yang membentuk felogen. Felogen merupakan kambium gabus yang terbentuk dari parenkim atau kolenkim yang berubah menjadi meristem kembali pada kondisi tertentu saja, sehingga terjadi pembelahan. Pada ukuran dan bentuk sel kolenkim, sel terpanjang terletak pada pusat untaian kolenkim. Untaian kolenkim terbentuk dari sel yang membelah setelah penebalan.

    Alasan yang ketiga adalah pada feloderm  jaringan gabus. Feloderm berfungsi untuk pertumbuhan. Dalam pertumbuhan maka sel melakukan pembelahan selain itu. Feloderm dibentuk oleh felogen ( kambium gabus ) yang membelah ke arah dalam. Feloderm tersusun dari sel  hidup. Feloderm adalah sel - sel hidup yang membentuk korteks sekunder. Pembelahan kambium gabus ini berfungsi untuk mengatasi pecahnya epidermis dan korteks akibat aktivitas kambium vaskuler dalam membentuk lingkaran tahun.

Dari ketiga alasan tersebut menjelaskan mengenai pembelahan pada jaringan parenkim, kolenkim, dan feloderm. Ketiga jaringan tersebut salah satu cirinya adalah mengandung sitoplasma. Sitoplasma berkaitan dengan pembelahan sel. Hal ini karena sel yang membelah memerlukan energi untuk melakukannya. Energi tersebut dibuat oleh ribosom.  Tetapi bukan ribosomnya yang berkaitan dengan pembelahan melainkan sitoplasma. Hal ini karena bahan bahan yang diperlukan untuk membuat enegi dibuat oleh sitoplasma. Oleh karena itu adanya sitoplasma pada jaringan tersebut memiliki kaitannya dengan pembelahan sel.

totipotensi-jpg-59c70345ea492953fc414bc3.jpg
totipotensi-jpg-59c70345ea492953fc414bc3.jpg
       Alasan yang keempat adalah mengenai totipotensi. Totipotensi merupakan kemampuan sel untuk memperbanyak diri menjadi individu baru pada tumbuhan. Kemudian kaitannya dengan pembelahan pada jaringan dewasa adalah pada jaringan dewasa ada yang bersifat totipoten. Salah satu contohnya adalah pada jaringan parenkim. Selain itu totipotensi ini juga sudah dibuktikan oleh percobaan yang dilakukan oleh F. C. Steward pada 1969  yang melakukan ekserimen dengan wortel. Ia mengambil satu sel empulur wortel, kemudian ditumbuhkan menjadi individu baru. 

Ada beberapa tahapan yang dilalui untuk menjadi tumbuhan baru. Tahapan tersebut antara lain jaringan floem akar pada tanaman wortel dipotong kecil - kecil yang masing - masing 2mg kemudian ditumbuhkan menggunakan media bernutrien. Ketika sel mengalami pembelahan akan terbentuk kalus. Selanjutnya kalus dipisahkan ke dalam media nutrisi. Kalus tersebut akan membelah membentuk embrio. Terbentuklah tanaman baru. Teknik tersebut dikenal dengan kultur jaringan.

       Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi tanaman, kemudian ditumbuhkan pada media nutrisi. Media yang digunakan dalam kultur jaringan ada dua jenis yaitu padat dan cair. Media cair  berbentuk larutan nutris dan air. Sedangkan media padat biasanya berupa gel. Berdasarkan jenis eksplan, kultur jaringan dibagi menjadi beberapa jenis antara lain meristem culture, pollen, protoplast culture, chloroplast culture, somatic cross.  Meristem culture adalah jenis kultur jaringan dengan cara mengeksplan meristem.  

Pollen adalah kultur jaringan yang mengeksplan serbuk sari. Protoplast culture adalah kultur jaringan yang mengeksplas protoplasma. Chloroplast culture adalah kultur jaringan yang mengeksplan kloroplas. Sedangkan somatic cross adalah penyilangan dua macam protoplasma menjadi satu.

     Selain jenis - jenis eksplan ada juga teknik - teknik kultur jaringan. Teknik - teknik kultur jaringan tersebut antara lain yang pertama sterilisasi maksudnya disini segala kegiatan kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril. Kedua, pembuatan media yang terdiri dari mineral, vitamin, hormon. 

Media harus disterilkan terlebih dahulu kemudian media yang sudah jadi ditempatkan pada botol - botol kaca. Ketiga, inisiasi merupakan pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang dikultur. Keempat, multiplikasi disini artinya menanam eksplan pada media. Kelima, pengakaran maksudnya fase saat tumbuh akar yang menandai bahwa kultur tersebut berjalan dengan baik. Keenam, aklimatisasi merupakan kegiatan memindahkan eksplan dari ruang antiseptik.

       Maka dari empat alasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa selama tumbuhan tersebut masih hidup, ia akan melakukan pembelahan baik itu pada jaringan meristem maupun pada jaringan permanen. Karena pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut merupakan akibat dari pembelahan sel. 

Namun yang membedakan disini adalah jika jaringan meristem pembelahannya dilakukan secara aktif. Sedangkan jaringan permanen juga dapat melakukan pembelahan tetapi tidak aktif seperti jaringan meristem, ia hanya terjadi pada kondisi terntentu saja seperti yang sudah dijelaskan pada alasan - alasan diatas. Selain itu juga dapat disimpulkan biasanya jaringan yang terdapat sitoplasmanya, maka jaringan itu kemungkinan dapat melakukan pembelahan karena pada pembelahan sel diperlukan tenaga yang bahannya diproduksi oleh sitoplasma. 

Tidak hanya berdasarkan itu tetapi alasan - alasan ini juga sudah dikuatkan dengan adanya teori totipotensi yang dibuktikan oleh F. C. Steward dengan melakukan eksperimennya. Pada eksperimennya ia melakukan pengambilan empulur wortel untuk ditumbuhkan menjadi individu baru. Selain itu dijelaskan juga mengenai kultur jaringan karena kultur jaringan tersebut  ada kaitannya dengan teori totipotensi yang menjadi alasan keempat topik kali ini. Sehingga dengan keempat alasan tersebut dapat membuat para pembaca sekalian paham tidak hanya tau tetapi juga mengerti alasan - alasan mengapa sel permanen dapat membelah.

     Sekian penjelasan mengenai artikel saya kali ini yaitu pembelahan pada jaringan permanen atau dewasa. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian.

Terima kasih

Sumber

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta.Penerbit Erlangga.

https://books.google.co.id/books?id=2bPXe2S4gxoC&pg=PA8&lpg=PA8&dq=pembelahan+sel+pada+feloderm&source=bl&ots=gghQjF23Ee&sig=l7m3QDJahtdQ1c5Bd8Zc6-ig_ww&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjPjPuB2LvWAhUgSI8KHVtlBOYQ6AEIXTAS

https://books.google.co.id/books?id=OopMpWAiUloC&pg=PA139&lpg=PA139&dq=pembelahan+sel+feloderm&source=bl&ots=CFhfaJPKtG&sig=FJIvrYPYCH0RGMR9tO4JBxj_gVs&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiCkMyL1rvWAhXBRo8KHcqZA9QQ6AEIXTAP#v=onepage&q=pembelahan%20sel%20feloderm&f=false

http://www.dosenpendidikan.com/9-ciri-ciri-jaringan-kolenkim-beserta-jenis-jenisnya/

http://biologimediacentre.com/jaringan-pada-tumbuhan-2-jaringan-dewasa/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun