Schizophrenia adalah salah satu gangguan mental kronis dengan sindrom yang kompleks dengan gejala baik gejala positif maupun negatif yang mempengaruhi perilaku, cara pikir, dan emosional penderita. Dikutip dari Twitter @KemenkesRI, schizophrenia adalah gangguan penilaian realitas yang dicirikan dengan halusinasi, pembicaraan yang tidak nyambung, merasa berbeda, dan disertai perilaku agresif berbahaya seperti merusak dan melukai orang lain.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2018, menunjukkan, prevalensi Schizophrenia di Indonesia sebanyak 6,7 per 1000 rumah tangga. Artinya, dari 1.000 rumah tangga terdapat 6,7 rumah tangga yang mempunyai anggota rumah tangga (ART) pengidap schizophrenia dengan DKI Jakarta sebagai prevalensi tertinggi. Indonesia juga menempati DALY rate penderita schizophrenia terbanyak didunia dengan angka mencapai 321 dicatat berdasarkan usia per 100.000 penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki angka yang sangat tinggi penderita schizophrenia.
Kebanyakan penderita maupun lingkungan sekitar tidak menyedari gejala schizophrenia ini. Dengan mengenali gejalanya, kita dapat lebih peduli terhadap penyakit mental ini dan dapat memberikan langkah terbaik secepat mungkin. Yuk, kenali lebih lanjut bagaimana gejala dan beberapa cara pengobatannya !
Berikut beberapa gejala umum schizophrenia :
1. Penuturan kata sukar diikuti
2. Pola pikir yang tidak logis dan kacau
3. Delusi dan halusinasi
4. Cenderung menarik diri dari masyarakat/lingkungan sosial
5. Kurangnya motivasi diri
6. Keadaan emosional yang tidak stabil dan cenderung berubah-ubah
Penyebab schizophrenia sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, ada faktor yang diduga dapat meningkatkan terjadinya schizophrenia di antaranya faktor genetik dan pengaruh lingkungan. Faktor lingkungan dan sosial juga dapat berperan dalam perkembangan schizophrenia, terutama pada individu yang rentan terhadap gangguan tersebut. Menurut Lavretsky H., stres sosial, diskriminasi, trauma masa kecil, pembullyan, kesulitan ekonomi, etnis minoritas, dan isolasi sosial dapat mempengaruhi individu terhadap pemikiran delusional atau paranoid.
Sampai saat ini, belum ada obat yang dapat benar benar menyembuhkan schizophrenia. Namun, ada pengobatan yang dapat mengendalikan dan mengurangi gejala. Beberapa pengobatan tersebut dapat berupa pemberian obat antipsikotik, perawatan terapi kepada yang ahli seperti psikoterapi dan terapi elektrokonvulsif. Tak hanya itu, perawatan khusus yang terkoordinasi, pendidikan dan dukungan keluarga tak kalah penting dalam pengobatan penyakit ini.