Mohon tunggu...
Geosa Dianta
Geosa Dianta Mohon Tunggu... wiraswasta -

dreamer! hobi beli buku dan menulis tentang hal-hal sosial dan psikologi manusia . \r\nsila longok-longok blogku di bukulife.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Siapa Orang Paling Beruntung??

9 Februari 2012   06:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:52 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1328768241767366651

[caption id="attachment_169681" align="aligncenter" width="300" caption="picsourse:google"][/caption]

Orang bodoh dikalahkan oleh orang pintar Orang pintar dikalahkan oleh orang licik Orang licik dikalahkan oleh orang yang beruntung Semua orang pasti mau beruntung, kalo perlu terus saja beruntung, tapi Bagaimana caranya menjadi orang yang beruntung? Beruntung bukan sebuah kebetulan tetapi beruntung itu lebih dekat pada sikap-sikap kemuliaan atau berbuat baik. Faktor "kebetulan" yang biasa kita alami itu sangat menghina skenario Tuhan, karena segala sesuatunya sudah diatur dan direncanakan. Seperti hukum kekekalan energi Einstein, energi itu tak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya berubah bentuk, sama halnya dengan kebaikan-kebaikan yang kita tanamkan. Jadi beruntung itu merupakan hasil melalui proses yang disiapkan lewat kebaikan-kebaikan kecil yang terkadang kita sepelekan. Nah, Keberuntungan akan terjadi bila tabungan energi kebaikan kita sudah penuh dan banyak seperti halnya bunga bank. lalu, Apakah Orang yang beruntung itu selalu orang yang baik? Kebanyakan kita selalu melihat sesuatu dari sisi materi. Jika ada orang yang merusak energi kebaikan kita tergantung pada kita mengijinkannya. Kita bisa jadi hancur karena orang lain karena kita mengizinkannya padahal Nasib kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Kitalah yang memiliki diri. Kita adalah pemain utama yang punya peran penuh menentukan arah hidup kita nantinya.

Bagaimana jikakebaikan itu beruntun datang pada seseorang?

Yaa, Anggap aja itu sebagai DP yang harus dibayar dengan kebaikan yang lebih besar.Dalam hidup, kita bisa menjadikan sesuatu itu sebagai ujian atau berkah, tergantung pada sudut pandang kita menilainya. Tanda-tanda orang hidup adalah punya harapan. Harapan akan tinggal harapan jika kita tak berbuat. Dan jangan dilihat pada level materi. Masukkanlah sisi manusia kita itu pada level energi, bukan pada level materi. Jarang sekali kita mensyukuri nikmat-nikmat keberuntungan yang bukan UANG. Apa yang kita dapatkan sekarang bisa jadi merupakan hasil dari perbuatan 5-10 tahun yang lalu atau bisa jadi kebaikan kita belum mencukupi saldo awal kebaikan.

kita ambil Sebuah contoh Pemikiran linear= kita menolong seseorang kemudian kita berharap orang itu membalas kebaikan kita, maka saat itu kebaikan kita impas. namun jika kita ingin berpikir dengan Pemikiran tangensial = kita menolong orang tanpa berpikir mereka akan membalas kita, boleh jadi akumulasi kebaikan itu bisa terjadi 10-50 tahun mendatang atau berpindah pada orang lain dan merekalah yang membalas kebaikan kita.

Yang pasti Kita tak pernah bisa mengambil keberuntungan itu kapan saja dan dimana saja tetapi akan keberuntungan itu akan keluar disaat kita membutuhkannya. So kitakudu positive thinking dunk!

Bagaimana cara untuk Mempertahankan keberuntungan ? Kita tak boleh sekedar mempertahankan namun kita tingkatkan, bergulung seperti bola salju. Seperti pepatah ,Hari kemarin itu adalah cek yang sudah tak dapat kita cairkan, hari esok adalah cek kosong yang belum kita tulis, dan hari ini adalah hadiah. Orang yang percaya diri adalah orang yang bisa menerima dirinya apa adanya. Level kebahagiaan itu naik dari hari kehari. Kesempatan berbuat baik itu selalu muncul di hadapan kita tergantung bagaimana kita menyikapinya. So, ayo berbuat baik untuk keberuntungan kita. siapa tau anda manusia paling beruntung!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun