Mohon tunggu...
Georgius Titian
Georgius Titian Mohon Tunggu... Aktris - Masinis

Saya adalah human yang ingin mengungkapkan karya di atas awan bersamanya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jabatan Tinggi Bukan Segalanya

28 Januari 2024   20:29 Diperbarui: 28 Januari 2024   20:51 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di siang nan terik menembus awan, aku terbangun dari tidur setengah sadar. lelaki itu memanggil namaku dengan keras Sigit...! Aku melihat ke arahnya dan ternyata itu Pak Barto, Kenapa kau tidak membantu teman-temanmu! ucap pak Barto dengan kesalnya. Aku bergegas keluar dari meja dan membantu teman-teman yang jauh disana. Git... Git... Sigit... Tolong bantuan aku  memotong kardus ini untuk properti kita nanti, dengan malasnya Aku terpaksa bergerak untuk memotong kardus kardus itu. Sudahlah put aku lelah dengan semua ini, dengan wajah galaknya dia menatap ku, ini kan properti untuk kita nanti, dan ini juga kan pekerjaaan mu Git!, dengan malasnya aku pun melanjutkan pekerjaanku. Akhirnya jadi juga, nahkan kalau malas mu itu di paksa jadi juga kan properti kita, ucap Putri.

Keesokan harinya di hari jumaat aku dan teman teman melanjutkan kegiatan yang tentu  membosankan tetapi penting yaitu P5. Terdengar ada yang membuka pintu dari luar kelas, ternyata bu Mega  yang datang untuk menenami kita latihan di siang hari itu, teman-teman hari ini kita latihan tari ya!, ucap putri dengan lantang, Semua anak menyabut okee..., di tengah latihan sang sutradara kelompok menyampaikan bahwa alur cerita drama telah selesai dibuat, ini untuk alurnya sudah selesai ku buat, ucap sentot. Teman-teman bagaimana menurut kalian alur cerita yang sudah dibuat pak sutradara ini, ucap putri dengan bercanda. Menurutku ini kurang sebuah  puisi serta cerita yang tidak sesuai dengan tema. Dengan wajah kesalnya Sentot menanggapi saran dari Windy, emangnya kamu bisa membuat alur ceritanya, bukannya aku tidak suka dengan cerita mu itu, tapi kan harus sesuai tema yang di tentukan, ucap Windy. Sentot mendobrak pintu kelas dan keluar dari kelas tanpa mengucapkan sepatah katapun. Masak gitu saja marah, kita kan hanya memberitahu yang benar, ucap ku. Akhirnya latihan tari pun tidak di lanjutkan sementara. Lalu aku dan teman teman yang lain menghampiri Sentot sekaligus membujuknya agar dia mau untuk membantu kita.

Tetapi semua cara sudah kita keluarkan sepenuhnya dan ujung-ujungnya malah dia tidak mau lagi menjadi sutradara, bagaimana ini apakah kita rancang sendiri alur itu!, ucap Windy dengan sedikit kesalnya akibat tidak bisa membujuk Sentot untuk bergabung lagi. Semua anak pun bersedia merancang ulang alur tersebut, akhirnya dihari itu juga kita memikirkan bagaimana nanti alur cerita tersebut, dimalam harinya Piyan sang ketua kelompok telah selesai membuat cerita drama tersebut dengan bantuan Iyok asisten sutradara, akhirnya bertemu hari Jumaat lagi waktunya kita latihan P5 ucap ku, tiba-tiba Piyan menghampiri ku dengan mengatakan bahwa ceritanya sudah usai dibuat.

Wah keren ini keren sih temanya seperti perang beneran, ucap ku dengan senangnya. Lalu ku beritahukan keteman-teman dan mereka sangat setuju dengan ide Pian dan juga Iyok, akhirnya mereka semua pun melanjutkan latihan menari serta belajar drama yang sudah di buat tanpa adanya Sentot , bel istirahat terdengar sampai telingaku, aku pun bergegas ke kantin untuk membeli jajanan, di tengah lari ku tersebut aku tersandung oleh kaki Sentot yang sedang memikirkan sesuatu, woi hati-hati dong! Ucap sentot dengan marahnya, maaf Tot aku buru-buru, lalu aku lanjut menuju kantin tanpa menghiraukan apa kata selanjutnya yang akan Sentot ucapkan. Bel masuk berbunyi aku memasuki kelas dan lanjut untuk berlatih lagi, akhirnya pulang juga ya Git, ucap Iyok. Iya yok ayo kita bergegas pulang.

Di hari kamis  hamin 3 Sebelum menjelang puncak acara P5, tiba-tiba entah apa yang merasukinya Sentot pun bergabung dengan kita untuk latihan bersama. Kita semua pun senang akan kehadirannya kembali bersama kita, lalu kita pun melanjutkan latihan dengan serius untuk mencapai hasil yang baik. Semua properti yang telah aku buat dengan teman-teman telah selesai, maafkan aku ya teman-teman aku tidak ikut latihan bersama kalian karena sikap ku yang egois, ucap sentot dengan penuh penyesalan, iya Tot kami semua paham mungkin kamu tidak terima kalau cerita mu itu kami ubah, kami juga minta maaf ya?, iya teman-teman. Di hari-hari berikutnya kita semua pun latihan dengan sungguh-sungguh dan akhirnya semua tarian dan drama menjadi lebih hafal.

Pada saat hari H kita pun sudah siap, yan aku kok kaya demam panggung ya ucap ku, biasalah itu mah sering terjadi Git yakinlah kamu pasti bisa ucap Pian, kita pun melanjutkan bersiap siap di ruang ganti untuk menunggu giliran kelas kita tampil. Kita sambut penampilan berikutnya kelas D dan C, ayo -- ayo kita tampil ucap Putri dengan senang, penampilan kelas kita pun berjalan dengan lancar walau ada blunder sedikit akibat aku salah belokan saat menari. Dan akhirnya setelah kita tampil dan evaluasi kita pun merasa lega dan bangga, wahh keren parah sih ini aku bangga banget terimakasih ya teman- teman, kata windy. Bu mega pun sangat bangga dan salut sama kita semua.

Pesan yang dapat diambil dari cerita ini adalah jangan hanya kita tidak menerima pendapat orang lain, kita langsung menyerah dan putus asah, tetap harus semangat dan pantang menyerah untuk mencapai keberhasilan yang ingin di gapai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun