Salah satu media daring terkemuka di Indonesia, detik.com, berkomitmen untuk menyajikan berita secara cepat dan akurat. Akan tetapi, hal tersebut tidak mudah dilakukan. Butuh banyak kemampuan dan ketelitian yang harus dimiliki oleh setiap jurnalisnya.
Minggu lalu, saya berkesempatan untuk mendengarkan sharing dari mbak Elsa, asisten redaktur di detik.com. Beliau menjelaskan banyak hal kepada kami, terutama menjawab rasa penasaran teman-teman mengenai produksi berita yang cepat dan akurat. Bagaimana jurnalis di detik.com melakukan hal tersebut? Mbak Elsa sudah memberikan kepada kami jawabannya!
Persiapan Fisik dan Mental
Kondisi fisik dan mental yang prima wajib dimiliki oleh setiap jurnalis. Bekerja di media daring yang mengutamakan kecepatan membuat jurnalis harus siap dengan segala tekanan yang ada. Mbak Elsa mengatakan tekanan dari redaksi sangat besar. Â Jurnalis juga harus siap untuk berhadapan dengan kondisi lapangan, termasuk narasumber yang belum tentu kooperatif.
Kemampuan Multitasking
Setelah mengikuti beberapa webinar dan sharing dengan praktisi media, kini saya menyadari jika multitasking adalah salah satu kemampuan inti yang harus dikuasai oleh jurnalis masa kini!Â
Untuk memproduksi sebuah berita dengan cepat, tidak jarang jurnalis detik.com menulis berita langsung ketika peristiwa sedang berlangsung. Misalnya saat pelantikan Kapolri Tirto Karnavian oleh DPR. Mbak Elsa mengatakan ia menulis berita saat peristiwa masih berlangsung. Akan tetapi, jurnalis tetap harus melakukan perekaman. Ia bekerja sama dengan jurnalis partnernya untuk merekam dan melakukan wawancara doorstop setelah acara selesai.Â
Kemampuan Foto dan Merekam Video
Tidak hanya melakukan penulisan dan perekaman, jurnalis juga harus mampu mengambil foto dan merekam video sesuai dengan instruksi dari redaksi. Kemampuan ini harus dimiliki untuk menciptakan berita yang akurat, lengkap, dan bersifat multimedia.
Tiga hal tersebut merupakan hal yang wajib dikuasai oleh jurnalis detik.com untuk memproduksi berita cepat dan akurat, sesuai dengan nama media mereka. Namun, apa saja tahap-tahap yang harus dilalui sebelum suatu peristiwa resmi dipublikasi dalam bentuk berita?
Jurnalis detik.com akan menulis berita langsung di lokasi apabila isu yang dibicarakan penting dan memang harus diterbitkan sesegera mungkin. Namun, apabila isu yang dibawakan tidak mendesak, jurnalis akan membuat transkrip wawancara narasumber. Setelah transkrip disusun, jurnalis akan menentukan angle berita dari berbagai keterangan yang diberikan oleh narasumber. Angle yang akan ditonjolkan harus menarik dan mampu menjadi perhatian pembaca. Jika angle sudah ditentukan, artikel yang sudah disusun akan diperiksa oleh editor untuk dilakukan penyuntingan. Jika sudah dianggap layak tayang, artikel akan diterbitkan di website detik.com.
Akan tetapi, tidak jarang jurnalis hanya meliput dan memberikan file mentah. File yang diberikan oleh jurnalis tersebut akan dibawa ke redaksi dan proses penulisan akan dilakukan oleh penulis di redaksi.
Standar Penulisan di Detik.com:
-Â Judul maksimal 75 karakter. Hal ini dilakukan agar judul tidak terlalu panjang dan mudah dilacak oleh Search Engine.
- Lead terdiri dari dua kalimat. Lead harus menonjolkan inti penting dari berita dan tidak boleh diisi oleh kalimat langsung.
- Untuk berita hard news, kutipan langsung dari narasumber biasanya akan diletakkan setelah lead berita.
- Jika isu yang diberitakan terus berkembang, jurnalis akan memberikan keterangan dari berita sebelumnya di bagian akhir paragraf.
- Setiap artikel mengandung hyperlink yang memudahkan pembaca untuk mengikuti isu tersebut.
Setelah mendengar berbagai hal penting yang saya jelaskan sebelumnya, kini saya dan teman-teman tidak lagi penasaran terhadap produksi berita cepat ala detik.com. Bagaimana menurut teman-teman? Ada yang mau mencobanya melakukannya ketika liputan?
Mau dengerin versi Podcastnya? CLICK HERE!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H