Mohon tunggu...
Inovasi

Masih Terpercayakah Lingkaran Tahun Batang?

24 September 2017   18:47 Diperbarui: 24 September 2017   18:52 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai para pembaca setia kompasiana! Kembali lagi bersama saya, Cornellio Geordie Setianto di artikel saya yang kedua ini. Pada kali ini saya akan membahas hal yang sedikit berbeda dari artikel pertama saya, namun yang pasti masih berada dalam lingkup biologi! Stay tuned!

            Kalian pasti sering mendengar lingkaran tahun batang yang digunakan untuk menentukan usia suatu tumbuhan. Tapi apakah kalian tahu bahwa sekarang ini, lingkaran tahun batang tidak bisa dipercaya lagi sebagai penentu usia suatu tanaman. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda. Sebelum menuju ke faktor -- faktor tersebut, mari kita pelajari dulu lingkaran tahun pada tumbuhan tersebut.

Lingkaran Tahun adalah lingkaran konsentris akibat pertumbuhan sekunder yang tampak berlapis-lapis akibat pergantian keadaan lingkungan.

            Lingkaran tahun terbentuk karena aktivitas pembelahan sel -- sel kambium yang dipengaruhi oleh musim. Pada musim penghujan air cukup banyak tersedia sehingga aktivitas sel -- sel kambium meningkat. Pada musim kemarau air yang tersedia lebih sedikit sehingga aktivitas sel -- sel kambium berkurang. Jadi, faktor utama terbentuknya lingkaran tahun ini adalah adanya pergantian musim dari musim penghujan dan musim kemarau. Sel kambium yang berperan dalam pembentukan lingkaran tahun ini adalah kambium gabus, yang merupakan bagian dari jaringan sekunder.

            Kalian pasti daritadi merasa bingung, banyak sekali istilah -- istilah yang asing di telinga orang awam. Apa itu sel kambium? Apa hubungan banyaknya air dengan meningkatnya aktivitas sel? Apa itu jaringan sekunder? Pertanyaan -- pertanyaan seperti itu muncul di pikiran kita saat membaca artikel ini. Maka dari itu, supaya kita tidak kebingungan, mari mengenal seluk beluk tumbuhan itu sendiri.

            Tumbuhan atau dalam istilah biologi disebut Plantae terdiri dari sel -- sel yang kemudian membentuk jaringan, sistem organ, organ, hingga menjadi sebuah organisme. Yang akan  kita selidiki lebih dalam untuk menjawab bahasan kita dalam artikel kali ini adalah mengenai jaringan tumbuhan.

            Berdasarkan aktivitas pembelahan sel yang terjadi selama masa pertumbuhan dan perkembangan, jenis jaringan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem (jaringan embrional) dan jaringan permanen (jaringan dewasa).

  • Jaringan Meristem

Jaringan Meristem atau jaringan embrional adalah jaringan yang sel -- selnya aktif membelah diri secara mitosis. Hal itu berarti selnya akan membelah menghasilkan dua sel anakan yang serupa secara genetis. Kemampuan jaringan meristem bermitosis secara terus menerus menyebabkan terus bertambahnya sel -- sel baru sehingga tumbuhan mengalami pertambahan tinggi dan volume.

Jaringan Meristem memiliki sifat -- sifat antara lain  yaitu tersusun oleh sel -- sel muda yang aktif membelah dalam fase pertumbuhan dan perkembangan, tidak memiliki ruang antarsel, sel mengandung banyak protoplasma, vakuola sel kecil, dan masih banyak sifat lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Jaringan Meristem ini dikelompokkan menjadi dua macam lagi yaitu jaringan meristem primer dan meristem sekunder.

Meristem primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel -- selnya masih aktif membelah. Meristem primer menyebabkan perumbuhan primer, yaitu pertumbuhan vertical yang mengakibatkan perpanjangan batang. Meristem ini berasal dari sel -- sel yang disebut promeristem. Meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari sell -- sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi sel -- sel meristematik. Contoh dari jaringan meristemsekunder ini adalah kambium gabus (felogen). Kambium gabus inilah yang menjadi faktor utama pembentukan lingkaran tahun pada batang tumbuhan. Asal muasalnya adalah karena kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder sehingga batang menjadi bertambah besar dan muncul lingkaran -- lingkaran pada batang.

  • Jaringan Permanen

Jaringan permanen atau jaringan dewasa adalah jaringan yang berasal dari pembelahan sel -- sel meristem primer maupun sekunder yang telah berdiferensiasi atau mengalami perubahan bentuk sesuai dengan fungsinya. Jaringan permanen bersifat tidak aktif membelah, tidak tumbuh, dan tidak berkembang lagi. Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibedakan menjadi empat macam, yaitu jaringan pelindung (epidermiss), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut  (vaskuler).

Jaringan epidermis adalah jaringan yang tersusun dari lapisan sel -- sel yang menutupi permukaan organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang merugikan. Jaringan dasar atau jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel -- sel hidup dengan struktur morfologi yang bervariasi. Jaringan dasar dapat dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan. Beberapa fungsi dari jaringan parenkim antara lain berperan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan, tempat melakukan fotosintesis, dan masih banyak lagi lainnya.

Jaringan penyokong adalah jaringan yang menunjang bentuk tubuh tumbuhan. Jaringn penyokong memiliki dinding sel yang tebal dan kuat. Jaringan penyokong memiliki beberapa fungsi, antara lain yaitu untuk menegakkan batang dan menguatkan daun, melindungi tumbuhan dari gangguan mekanis, dan melindungi jaringan pengangkut. Sedangkan golongan jaringan permanen yang terakhir, yaitu jaringan pengangkut atau jaringan vaskuler adalah jaringan pada tumbuhan tingkar tinggi yang berfungsi mengangkut air dan gara -- garam mineral, serta zat makanan hasil fotosintesis. Jaringan pengangkut ada dua macam, yaitu xilem yang berfungsi mengangkutair dan garam -- garam mineral dan floem yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat makanan hasil fotosintesis.

            Begitulah  kira -- kira seluk beluk jaringan -- jaringan yang ada pada tumbuhan. Sekarang kita menjadi semakin tahu mengenai tumbuhan itu sendiri. Maka dari itu, mari kita kembali ke topik pembahasan utama pada artikel kita kali ini. Apakah benar bahwa lingkaran tahun pada batang suatu tumbuhan sudah tidak dapat dipercaya untuk menentukan usia suatu tumbuhan?

            Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, lingkaran tahun batang yang digunakan untuk menentukan usia suatu tumbuhan terbentuk karena pertumbuhan jaringan sekunder, lebih tepatnya kambium gabus. Sedangkan pertumbuhan jaringan sekunder tersebut hanya terbentuk saat banyak air dan unsur hara yang terserap oleh suatu tumbuhan. Hal tersebut berarti umumya terjadi hanya saat musim penghujan saja, di mana jumlah air yang tersedia lebih banyak dibandingkan dengan saat musim kemarau.

            Perlu kita ketahui pula bahwa tidak setiap tumbuhan memiliki lingkaran tahun pada batangnya. Hal ini disebabkan karena tidak semua tumbuhan memiliki jaringan kambium atau meristem sekunder. Lingkaran tahun hanya terbentuk pada batang yang memiliki jaringan kambium. Sementara kelompok tumbuhan yang memiliki jaringan kambium adalah tumbuhan yang berasal dari beberapa kelompok gymnospermae terutama kelompok tumbuhan dikotil. Adapun mekanisme terbentuknya lingkaran tahun disebabkan karena jaringan kambium yang membelah ke dalam secara bertahap akan membentuk xilem -- xilem sekunder dan yang memberlah ke luar secara bertahap akan membentuk floem -- floem sekunder.

             Pada umumnya, suatu pohon di Indonesia memproduksi cincin dua warna setiap tahunnya. Cincin yang lebih tipis disebut floem dan cincin yang lebih lebar disebut xilem. Cincin yang lebih tipis menggambarkan tahun yang lebih dingin dan cincin yang lebih tebal menggambarkan tahun yang lebih hangat. Namun, pada zaman sekarang ini, hal tersebut tidak berlaku secara akurat.

            Di Indonesia ada dua musim utama yang terbentuk yaitu musim penghujan yang disebabkan oleh angin muson barat dan musim kemarau yang disebabkan oleh angin muson timur. Musim penghujan yang terdapat di wilayah Sumatera dan Kalimantan relatif lebih lama jika dibandingkan dengan musim penghujan yang ada di wilayah Nusa Tenggara. Dengan demikian musim kemarau di Sumatera dan Kalimantan dapat terjadi hanya beberapa bulan saja, tetapi di Nusa Tenggara bisa berlangsung lebih dari setengah tahun. Di wilayah Sumatera, musim penghujan hampir berlangsung sepanjang tahun dan hanya ada dua hingga tiga bulan musim kemarau. Hal tersebut berbeda dengan di wilayah Jawa dan Nusa Tenggara, di mana musim kemarau berlangsung lebih lama daripada musim penghujan.

            Atas dasar tersebut, kita dapat menemukan salah satu faktor yang menguatkan bahwa lingkaran tahun batang tidak akurat untuk menentukan usia suatu tumbuhan. Suatu pohon yang ditanam di Pulau Sumatera akan memiliki lingkaran tahun batang yang relatif lebih banyak daripada suatu pohon yang ditanam di Nusa Tenggara dengan tempo waktu yang sama, walaupun cara penanamannya sama dan dirawat dengan cara yang sama pula. Dengan demikian, lingkaran tahun batang tidak akurat untuk menentukan usia suatu tanaman, karena dengan ditanam di wilayah yang berbeda, jumlahnya akan berbeda pula.

            Faktor lain yang sangat kuat pengaruhnya terhadap pembentukan lingkaran tahun batang pada suatu tumbuhan adalah tanah tempat tumbuhan tersebut berdiri. Suatu pohon yang ditanam di atas tanah yang sangat subur pasti akan memiliki lingkaran tahun batang yang relatif lebih banyak daripada suatu pohon yang ditanam di atas tanah yang gersang. Sekarang, kita menemukan lagi salah satu faktor yang menunjukkan bahwa lingkaran tahun batang tidak akurat untuk menentukan usia suatu tumbuhan.

            Perubahan iklim dan cuaca di Indonesia semakin kacau dan tidak dapat diprediksi. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ada 5 fenomena utama yang memperngaruhi perubahan iklim di Indonesia. Kelima fenomena tersebut yaitu El Nino dan La Nina, dipole mode,sirkulasi monsun Asia -- Australia, daerah pertemuan angin antar tropis (ITCZ), serta suhu permukaan laut di wilayah Indonesia. Pada tahun 2016, 67,5% wilayah di Indonesia mengalami kemajuan pada awal musim  hujan jika dibadingkan terhadap rata -- rata awal musim hujan selama 30 tahun yaitu tahun 1980 sampai dengan tahun 2010, sedangkan 9,6% mundur terhadap rata -- rata dan sisanya, yaitu 19,3% sama terhadap rata -- rata. Pada tahun 2017, 39,2% wilayah di Indonesia diprediksi mundur awal musim hujannya jika dibandingkan dengan rata -- rata, sedangkan 22,5% maju terhadap rata -- rata serta 38,3% sama terhadap rata -- rata. Hanya dalam waktu satu tahun sudah terjadi perubaha yang begitu drastis dan sangat signifikan pada iklim kita ini.

            Bagaimana? Sangat mengejutkan iklim kita ini sekarang. Kemajuan dan kemunduran sangatlah kacau dan tidak dapat diprediksi. Hal itu menyebabkan kekacauan pada terbentuknya lingkaran tahun batang pula. Lingkaran tahun batang yang biasaya dapat terbentuk dua cincin, yaitu cincin tebal dan cincin tipis setiap tahunnya sekarang dapat membentuk lebih dari dua cincin tiap tahunnya, ataupun bahkan kurang dari dua cincin. Seperti dengan cuaca sekarang yang tidak dapat diprediksi, lingkaran atau cincin yang terbentuk pada batang juga tidak dapat diprediksi. Dengan demikian, sudah tidak akurat jika kita menentukan usia suatu tumbuhan atau pohon dengan melihat banyaknya lingkaran tahun yang terdapat pada batang pohon tersebut.

            Sudah terjawablah topik pembahasan pada artikel kita kali ini. Pada zaman sekarang ini, lingkaran tahun pada batang suatu tumbuhan sudah tidak dapat dipercaya untuk menentukan usia tumbuhan tersebut. Hal ini disebabkan karena tiga faktor utama yaitu wilayah penanaman, tanah tempat penanaman, serta perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi. Maka dari itu, mari kita lebih peduli terhadap lingkungan kita agar hal -- hal merugikan seperti ini tidak terus menerus bermunculan serta untuk memberikan anak cucu kita warisan tempat tinggal yang terbaik bagi mereka. Terima kasih telah membaca artikel kedua saya ini, sampai jumpa di artikel -- artikel selanjutnya!

Sumber

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun