Mohon tunggu...
surya darwin
surya darwin Mohon Tunggu... Lainnya - Aku orang Papua peranakan melayu yang peduli dengan manusia dan alam Papua

Saya bergabung di media ini bertujuan untuk membagi tentang upaya menjaga alam yang alami di Papua maupun pulau lain di Indonesia tanpa merusakinya. Sebagai orang Papua peranakan, saya sangat peduli terhadap orang asli Papua dan alamnya.

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama

Indonesia Lagi Buat G20 di Bali, Papua Barat Lagi Tidak Aman

14 November 2022   18:47 Diperbarui: 15 November 2022   11:33 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulih Bersama. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pendahuluan 

G20 atau group of twenty merupakan kumpulan dari 19 negara yang menjuluki negara-negara yang perekonomian terbesar dunia dan satu kumpulan besar uni Eropa. Kelompok tersebut didirikan bertujuan untuk menghimpun secara sistematis agar membangun ekonomi melalui pembahasan isu penting perekonomian dunia yang didirikan di Berlin 15 - 16 desember 1999.

Pada saat ini, negara Indonesia menjadi tuan rumah melaksanakan kegiatan G20 yang sedang berlangsung di Bali pada 14 sampai 16 November 2022. 

Setelah Indonesia dipilih menjadi tuan rumah, selama ini kita memantau negara Indonesia dianggap negara yang berekonomi hebat dan luar biasa di mata berbagai kalangan terutama para pemimpin pemerintah maupun pihak ekonom Indonesia sendiri tanpa memikirkan berbagai persoalan yang selalu dialami  masyarakat Indonesia secara umum dan secara khusus masyarakat orang asli Papua. 

Indonesia Hebo G20 Di Bali Tapi Dimanfaatkan 

Salah satu persoalan yang selalu terjadi di kalangan masyarakat Indonesia maupun masyarakat  Papua adalah mereka selalu diintimidasi, dipenjarahkan, dibunuh, bahkan dibangun unsur rasisme tersistemik yang dilakukan oleh institusi negara namun itu pun selalu ditutupi. Seharusnya yang selalu ditutupi itu tidak perlu ditutupi bila Indonesia dianggap negara yang beradab dan layak dipercaya oleh negara-negara di dunia. 

Saya berpikir keadilan tentu tidak akan terjadi karena negara Indonesia selalu dimunculkan dan ditonjolkan di muka umum hanya hal-hal baik sekaligus dibangun perhatian publik. Memang, tidak kalah sedikit kelakuannya demikian. Ternyata para pengendali negara Indonesia ini mempunyai niat mendapatkan keberuntungan yang bukan main-main lagi dengan investasi modal asing yang terbangun lama sejak negara Indonesia hadir sampai saat ini. 

Terlihat itu, akibatnya investasi modal asing melalui berbagai sektor seperti sektor pertambangan, perminyakan, pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan terus dilakukan tanpa terbendung. Dan memang itulah tujuan dilaksanakan kegiatan G20 itu sendiri sangat mendukungnya. Sebab itu, negara-negara ekonomi kuat ini memanfatkan negara Indonesia yang mempunyai sumber daya alam yang masih dianggap utuh dan alami meskipun para pemimpin negara ini menganggap keberuntungan yang sangat besar.

Hal itu memang cukup lama dilakukan oleh sekelompok orang ekonom Indonesia yang memanfaatkan nama negara Indonesia yang selalu membuat perjanjian 'secret networking' dengan negara-negara tertentu di dunia. Itu semua orang terbaca pada investasi penanaman modal asing yang dimulai sejak 7 april 1967 sebagai pintu awalnya. Sejak itulah awal membangun hubungan kerjasama antar negara bersama Indonesia terus terjadi. Akibatnya terjadi perampasan tanah adat, hutan adat, dan pesisir akibat diinvestasi berbagai perusahaan negara-negara berekonomi kuat tadi, terutama di negeri bangsa Papua. 

Saat ini, kita semua melihat dan memantau para pemimpin negara Indonesia ini sedang memukul dada tinggi (dianggap hebat) dengan dipercayakan pelaksana atau tuan rumah G20 yang sedang berlangsung di Bali. Namun, selama persiapan kegiatan  G20 maupun selagi dilaksanakan G20 orang asli Papua lagi tidak merasa aman dalam kehidupan mereka di atas negeri ahli warisnya sendiri. 

Selagi G20 Masyarakat Papua Tidak Aman

Sejak Indonesia dipilih menjadi tuan rumah G20, bahkan sejak Jokowi menjadi presiden sampai saat ini segala sendi hidup orang asli Papua terganggu dan selalu tidak aman. Selalu tidak aman akibat kekerasan negara Indonesia melalui militer, polisi, dan BIN sengaja menciptkan konflik yang diawali mengganggu fisikologi orang asli Papua agar tujuan mereka menanam investasi perusahan-perusahan itu berjalan baik dan terlaksana. 

Silakan baca ini juga : Kebijakan Jakarta berunsur rasis mengganggu kehidupan manusia dan alam Papua 

Sejak Joko Widodo menjadi presiden sampai saat ini banyak kasus pelanggaran HAM yang terjadi bahkan hidup orang asli Papua menjadi tidak baik-baik saja. Saat itu, faktanya Jokowi mengambut dengan 4 pelajar di Enarotali Paniai yang ditembak mati oleh militer Indonesia dan kasus itu Jokowi pernah janji akan menyelesaikannya tetapi sampai saat ini proses penyelesaiannya tidak membuktikan keadilan kepada keluarga korban dan orang asli Papua.

Bukan hanya itu, selama Jokowi menjadi presiden masyarakat orang asli Papua seperti Nduga, Intan Jaya, Yahukimo mengungsi ke hutan sampai hari ini tidak aman bahkan tidak kembali ke kampungnya sendiri. Kematian anak-anak di Asmat dan  Paniai-Tigi Barat terjadi dan banyak yang telah gugur bahkan masyarakat Maybrat mengungsi ke hutan-hutan sampai saat ini mereka tidak  aman. Masyarakat di Timika juga bermigrasi ke kota-kota akibat konflik yang sengaja diciptakan militer saat-saat diperpanjang KK Freeport sampai 2041 itu. 

Di Intan Jaya, seorang pendeta, namanya Nehemia Sanambani ditembak mati oleh anggota militer yang bertugas di sana, dan 2 orang  berusia 15 dan 18 tahun ditembak mati pula oleh militer Indonesia di wilayah tersebut. Belakangan kasus mutilasi terjadi di Timika yang dipermainkan oleh Institusi militer secara sistematis, bahkan kasus ini pernah disinggung dan ditegur  juga oleh anggota DPR RI kepada militer dalam sidang tahunan MPR Indonesia. Namun, kasus tersebut proses penyelesaiannya belum jelas sampai saat ini.

Pada beberapa hari yang lalu seorang aktivis Papua merdeka tanpa kekerasan Bapak Filep Karma ditemukan mayatnya dalam keadaan tidak bernyawa di pantai Base G di Jayapura, Papua dengan kronologis yang tidak jelas. Bukan hanya itu, saat ini selagi Indonesia melaksanakan G20 di Bali, mahasiswa Papua di Universitas Sains dan Teknologi Jayapura dilaksanakan peringatan hari kematiannya Theys H.Eluay pada 10 November 2022 polisi masuk dalam kampus dan ditangkap lalu dibawa ke markas polisis Jayapura. Saat ini pula, terjadi kekerasan terhadap warga asli yang pada awalnya seorang anak kecil ditabrak truk lalu mati di tempat mengakibatkan pengiriman militer dan Brimob dari Nabire ke Kabupaten Dogiyai dalam jumlah yang sangat banyak. Lalu militer menggunakan senjata api mengeluarkan peluru ke arah masyarakat secara brutal mengakibatkan banyak orang asli Papua yang korban, lalu terjadi pembakaran beberapa kantor dan kios di Moanemani, Kabupaten Dogiyai, Papua. Itulah opini penulis terkait kasus-kasus yang terjadi selama Jokowi menjadi Presiden sampai saat ini. 

Prediksi Dengan G20 Indonesia Akan Mengganggu Papua

Sebagai anak tiri orang Indonesia sekaligus orang Papua peranakan bangsa Melayu, saya memprediksikan bahwa tentu kedepan pemerintah negara Indonesia akan mengganggu Papua yang sangat mengkwatirkan setelah usai dilaksanakan G20 di Bali. Tentu melalui iven G20 Indonesia akan mendapatkan banyak kebanggaan dari negara lain yang berekonomi kuat melalui kesepakatan pemulihan ekonomi dunia. Tentu Indonesia akan dihormati sebagai negara yang membawa perdamaian dunia dalam penyelamatan ekonomi dunia. Dan memang itu tujuan dalam kegiatan G20 itu sendiri. Pada hal dilihat dari dimensi kehidupan sosial itu tidak akan membawa keuntungan bagi masyarakat kelas bawah, terutama masyarakat Papua.

Jadi, para pemimpin negara Indonesia harus berkaca diri bahwa bagaimana menjaga dan melindungi rakyat kelas paling bawah dan alam sebagai habitat yang selama ini dipinggirkan dan dihancurkan oleh negara sendiri melalui sistem kolonialisme yang baru secara sistematik. 

Di Papua persoalannya sangat besar yang sudah dan akan dihadapinya. Apalagi selama ini Indonesia sendiri secara paksa perpanjang otonomi khusus jilid dua, perpanjangan KK Freeport, perusahaan minyak, kelapa sawit, Block Wabu, pemekaran propinsi baru dari propinsi yang sebelumnya maupun segala kebijakan negara yang tidak kontekstual dan tidak proteksi masyarakat adat Papua.

Karena itu, saya prediksi tentang masa depan kehidupan orang asli Papua di Indonesia akan terganggu dalam segala sendi hidup mereka. Kedepan tentu tidak akan membawa keberuntungan bagi orang asli Papua dari segala kebijakan negara Indonesia. Orang asli Papua tentu akan tidak berdaya dan punah di atas negerinya sendiri dengan segala kebiadaban negara Indonesia secara sistematik. 

Maka, saya menyampaikan, kalau memang Indonesia sebagai negara demokrasi sesuai ungkapan promosinya selama ini di dunia coba buktikan kepada bangsa Papua sebagai manusia yang perlu dilindungi dan dibebaskan bahkan dihargai sebagai sebuah bangsa yang layak diakui sebagai sebuah negara yang merdeka sendiri. Kalau solusinya tidak seperti itu, tentu orang asli Papua akan punah di Indonesia lalu negerinya pun akan diwarisi bangsa melayu-Indonesia. 

***

Saya menyimpulkan bahwa ini opini saya sebagai orang Papua peranakan Indonesia yang perlu jujur menyampaikan secara terbuka di media ini agar saudara-saudara saya dan negeri Papua perlu diselamatkan sebelum terlambat. Sebab, saat ini Indonesia sedang melakukan G20 dengan penuh gembira di Bali, tetapi saat ini orang asli Papua tidak baik-baik saja di atas negeri ahli warisnya. 

Penulis adalan orang Papua berdarah Melayu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun