Mohon tunggu...
Geofakta Razali
Geofakta Razali Mohon Tunggu... Dosen - Nata Academy

Pemerhati Postmodernisme dan Komunikasi Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Agama dan Sekolah dalam Mengkomunikasikan Perbedaan

27 Juni 2022   07:00 Diperbarui: 27 Juni 2022   07:12 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingin membawa sebuah essay ini pada titik yang penuh dengan rasa plural dan damai. Saya merasa bahwa ternyata apabila sebuah keluarga memiliki keyakinan agama yang kuat, tidak selalu menjadi masalah untuk menyekolahkan anak pada sekolah umum. 

Kita mengetahui di Indonesia begitu banyak pilihan sekolah swasta dari sekolah dasar hingga menengah dengan basis agama yang kuat. Tentu ini juga pilihan yang sangat bagus. Namun, mari kita melihat standpoint lain dimana kita nantinya akan dapat menemukan setiap orang-orang beriman terbiasa hidup di dunia dengan banyak sudut pandang agama yang berbeda. 

Bukankah sejatinya Indonesia begitu? Membangun interaksi dan komunikasi antara orang-orang dari berbagai sistem kepercayaan menurut saya adalah satu hal yang sehat dan menjadi pilihan baik lainnya. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, tampaknya banyak sekali perbedaan penafsiran terhadap prinsip kebebasan beragama. 

Kebebasan beragama bukan berarti bebas dari agama. Jadi pertanyaan yang harus dihadapi bukanlah apakah anak anda bisa hidup di sekolah sekuler di mana ada orang yang tidak menyukai agama atau kepercayaan lain. Tapi, ini adalah bagian dari melatih anak anda seumur hidup untuk bisa menjadi diri mereka sendiri yang mungkin berbeda dari orang lain. 

Masalah sebenarnya justru bukan pada keputusan keluarga, namun apakah  tingkat administrasi sekolah mengarah pada sistem "menindas" agama yang berbeda, atau memaksa orang beriman lainnya yang berbeda keyakinan untuk menyembunyikan nilai-nilai agama dan memaksa masuk pada keyakinan yang diyakini oleh satu sekolah.

Dari sudut pandang orang tua dari keluarga beriman, keputusan tentang apakah anak dapat menikmati semua manfaat sekolah umum dengan tetap mempertahankan iman mereka dengan integritas tertentu tentu dapat sempurna dengan keragaman akademik yang lebih kuat karena ada lebih banyak siswa untuk berdialektika. 

Ini semua adalah nilai tambah yang besar untuk anak-anak anda. Pada dasarnya juga, anak-anak tidak selalu menyukai gagasan dipisahkan dari populasi lainnya hanya karena mereka memiliki keyakinan agama yang berbeda dari mereka. 

Pada proses psikologisnya, seperti sedang ada penyakit kusta atau entah bagaimana tidak dapat diterima karena agama mereka tanpa alasan yang rasional. Seharusnya, pesan inilah yang dapat disosialisasikan pada setiap sekolah agar anak-anak dan kaum muda taat pada keyakinan mereka tetapi juga menjalankan keyakinan itu tanpa rasa malu.

Ada beberapa nilai baik juga untuk sekolah swasta berbasis agama yang perlu dipertimbangkan juga. Jenis sekolah ini sering menawarkan berbagai kelas berbasis agama yang baik di mana anak anda bisa mendapatkan kredit untuk mempelajari dokumen agama atau mempelajari unsur-unsur agama seperti ibadah atau studi musik keagamaan, dan kajian kitab suci. 

Dan karena sekolah itu swasta, maka doa dan latihan terbuka agama tidak hanya dianjurkan, tetapi juga dimasukkan dalam kurikulum di kelas, di majelis dan di setiap aspek kehidupan sekolah. Tetapi selanjutnya tentu pilihan tetap pada anda, bahwa memilih sekolah umum, atau swasta berbasis agama akan sama baiknya. 

Asalkan, nilai yang dianut sekolah dapat merepresentasikan nilai moral kebaikan dalam keanekaragaman agama. Sebab, akan berpengaruh terhadap perkembangan psikologis anak kedepannya, apabila mereka sudah tidak bersama anda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun