Pada kesempatan itu, Benny menyerahkan petisi yang diklaim telah ditandatangani oleh dua juta penduduk Papua untuk meminta pemerintah Indonesia menggelar referendum penentuan status Papua dengan dua opsi: apakah tetap menjadi provinsi di dalam kerangka Republik Indonesia atau berdiri sendiri sebagai suatu negara berdaulat.
Langkah Vanuatu tersebut mengejutkan banyak pihak. Topik tentang Papua tidak ada dalam agenda pertemuan dengan Bachelet yang sejatinya adalah untuk sesi konsultasi menyangkut Universal Periodic Review (UPR) HAM.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri juga langsung mengecam tindakan Vanuatu yang disebut tidak berlandaskan asas niat baik dalam praktik hubungan diplomatik. Nota protes diplomatik resmi dilayangkan oleh Indonesia kepada Vanuatu.
Di tahun-tahun sebelumnya, Vanuatu juga kerap mengusik Indonesia tentang isu Papua di forum-forum internasional seperti misalnya pada Sidang Majelis Umum PBB bulan September 2016. Mereka melemparkan bola panas ke forum berupa serangkaian tuduhan pelanggaran HAM dan penindasan kultural atas orang Papua yang dilakukan oleh pemerintah pusat di Jakarta.
Vanuatu juga merupakan negara yang paling sengit menentang keanggotaan Indonesia pada Melanesian Spearhead Group (MSG), organisasi negara-negara dengan penduduk ras Melanesia.
Status keanggotaan Indonesia di MSG meningkat dari yang sebelumnya Observer menjadi Associate Member berdasarkan hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) MSG ke-20 di Honiara, Kepuluaun Solomon, yang diselenggarakan pada 24-26 Juni 2015. Hal itu mengecewakan Vanuatu karena menurutnya bukan Indonesia melainkan ULMWP yang seharusnya lebih berhak mewakili aspirasi orang-orang Papua sebagai bagian dari keluarga besar ras Melanesia yang dipayungi oleh MSG.
Pesan Politik dalam Laga Sepak bola Indonesia - Vanuatu
Dengan melihat situasi hubungan bilateral antara Indonesia dengan Vanuatu di atas, maka bisa dibilang pertandingan persahabatan FIFA besok Sabtu akan menjadi sesuatu yang lain daripada lainnya. Biasanya dalam laga seperti ini, Indonesia bertanding melawan negara yang punya kedekatan kerjasama baik di bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya.
Jika betul pertandingan sepakbola ini menjadi medium diplomasi Indonesia terhadap Vanuatu, lalu bagaimana prosesnya?
Seperti yang jamak kita ketahui, terdapat pesan yang disampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung, terang-terangan maupun simbolis dalam diplomasi antara satu negara dengan negara lainnya. Melalui pesan tersebut, diharapkan terbangun suatu pemahaman atau tersalurkannya informasi penting.
Ada beberapa pesan yang sepertinya coba disampaikan oleh Indonesia saat bertindak sebagai tuan rumah untuk kehadiran Vanuatu akhir pekan ini.