Pada tahun 2018 ini, selain Edy ada setidaknya tujuh orang ketua umum federasi olahraga nasional yang juga punya jabatan penting lainnya baik di bidang militer, pemerintahan maupun ekonomi. Beberapa diantaranya adalah:
- Wiranto: Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan sekaligus Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
- Airlangga Hartanto: Menteri Perindustrian sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI).
- Basuki Hadimuljono: Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Ketua Umum Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI).
- Rosan Perkasa Roeslani: Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sekaligus Ketua Umum Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI).
- Utut Adianto: Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bidang Akuntabililitas Keuangan Negara dan Badan Urusan Rumah Tangga sekaligus Ketua Umum Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi).
- Johanis Asadoma: Wakil Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina).
- Rildo Ananda Anwar: Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian PUPR sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (Pelti).
Apakah mereka berhasil atau gagal dalam membawa induk olahraganya meraih prestasi?
Hasilnya beragam. Ada yang sukses dan konsisten meraih prestasi di ajang internasional seperti bulutangkis, ada yang pada Asian Games lalu menunjukkan peningkatan pencapaian dibandingkan periode sebelumnya seperti wushu, angkat besi dan tenis, ada juga yang biasa-biasa saja karena belum menghadirkan gelar bergengsi.
Try Soetrisno yang memimpin PBSI pada periode 1985-1993 merangkap sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), Sutiyoso (2004-2008) sekaligus sebagai Gubernur DKI Jakarta, Djoko Santoso (2008-2012) juga bertugas sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Gita Wirjawan (2012-2016) yang menjadi Menteri Perdagangan.
Di bawah kepemimpinan para ketua umum tersebut, prestasi PBSI memang naik turun. Bulutangkis Indonesia tidak selalu berada di atas dalam persaingan dengan negara-negara kuat seperti Tiongkok, Korea, Denmark, dan lain-lain.
Namun pebulutangkis kita tidak pernah nihil gelar di setiap tahun kalender turnamen. Selalu ada trofi dan medali yang berhasil diraih meskipun jumlahnya tidak selalu sama.
Lalu apa yg menyebabkan ketua umum yang merangkap jabatan itu bisa berhasil atau gagal? Tentu saja ada banyak faktor baik eksternal maupun internal yang mempengaruhi.
Meskipun demikian, penulis berpendapat bahwa ada beberapa prinsip yang harus dipunyai oleh mereka yang ingin sukses dalam memimpin federasi olahraga nasional sembari mengurus tugas di birokrasi.
Pertama, mereka wajib punya kemampuan manajerial multitasking yang bagus.
Kedua, mereka harus bisa memilih orang-orang yang tepat untuk dipercaya mengorganisasi hal-hal teknis dan rutin di federasi karena ketua umum tidak setiap saat hadir di pusat pelatihan.