Dekade demi dekade berlalu seiring makin banyaknya para ahli dan praktisi musik mempelajari gamelan dan memainkannya bersama dengan kelompok mereka di negara asal. Studi tentang gamelan yang termasuk dalam ranah etnomusikologi berkembang pesat di sejumlah negara khususnya di Eropa. Mereka berdatangan ke Indonesia untuk belajar langsung ke kampus dan sanggar di Solo, Yogyakarta, Bali, dan lain-lain.
Melalui berbagai program beasiswa seperti Darmasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) dari Kementerian Luar Negeri atau beasiswa-beasiswa lainnya dari pemerintah negara asalnya, jumlah mahasiswa asing yang ikut pembelajaran gamelan di Indonesia meningkat tajam. Belajar gamelan di negeri asalnya membuat mereka kian tekun dan mahir memainkan alat musik tradisional ini.
Kini mereka "pulang kampung" ke tanah dimana gamelan yang mereka tabuh itu berasal. Festival Gamelan Internasional diharapkan mampu menjadi ajang silaturahmi di antara para pelaku gamelan seluruh dunia. Bagi sebagian besar dari mereka, ini akan menjadi pertemuan yang pertama dengan rekan-rekan yang sama-sama berkecimpung di dunia seni musik gamelan.
Silaturahmi yang terjadi melalui momen "pulang kampung" ke Solo ini membuka peluang adanya kolaborasi di antara seniman gamelan lintas bangsa itu. Kolaborasi dapat berupa undangan untuk tampil di festival di negara lain, produksi karya secara bersama, dan lain-lain. Hal tersebut pada akhirnya akan bermuara pada makin menggaungnya gamelan di seluruh dunia.
Saat ini hampir di seluruh sekolah negeri di Solo dan kota-kota sekitarnya seperti Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dll mengajarkan gamelan sebagai bagian dari muatan lokal atau ekstra kurikuler. Terdapat juga banyak sanggar gamelan di berbagai kota di Jawa Tengah.Â
Dalam acara festival di Solo baik saat pre-event maupun pelaksanaan utama, sekolah-sekolah dan sanggar-sanggar itu sudah dilibatkan. Memberikan kesempatan bagi para seniman muda untuk turut terlibat dalam festival gamelan berskala internasional ini akan menambah pengalaman mereka.Â
Di samping itu, mereka juga bakal banyak belajar dengan menyaksikan langsung bagaimana karya-karya para seniman maestro seperti Rahayu Supanggah, Djaduk Ferianto, I Wayan Gde Yudane, Â AL Suwardi dan Sumarsam ditampilkan.