Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

3 Alasan Serunya Nobar Piala Dunia dengan Keluarga

15 Juni 2018   20:39 Diperbarui: 15 Juni 2018   20:53 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bebas teriak-teriak di ruang keluarga. Foto: Pinterest.

Saat yang ditunggu-tunggu oleh pecinta sepakbola pun akhirnya tiba. Ajang empat tahunan yaitu putaran final Piala Dunia resmi kembali bergulir di Rusia minggu ini. 32 tim dari 5 konfederasi siap berjuang habis-habisan di lapangan hijau untuk memperebutkan supremasi juara dunia.

Meskipun tim nasional Indonesia tidak tampil di turnamen kasta tertinggi ini, namun euforia Piala Dunia di Indonesia tidak pernah turun sedikitpun. Masyarakat Indonesia yang memang gila bola pasti hanyut dalam gegap gempita Rusia 2018. Apalagi pertandingan-pertandingan Piala Dunia tahun ini bisa disaksikan gratis di layar televisi seperti edisi-edisi sebelumnya.

Dalam menonton pertandingan Piala Dunia melalui siaran langsung televisi, masyarakat Indonesia sangat menyukai momen nonton bareng (nobar). Hal itu mulai dari di rumah bersama keluarga, di kafe bersama teman atau bahkan massal bersama ratusan orang di tempat terbuka. Piala Dunia adalah kesempatan asyik untuk nobar.

Menurut penulis, nobar Piala Dunia yang paling seru adalah dengan keluarga kita tercinta di rumah. Mengapa? Berikut ini tiga alasannya:

Pertama. Bersama orang-orang yang sudah menularkan kecintaan pada sepakbola.

Nobar adalah momen merayakan kebersamaan. Tentu hal ini sangat pas dilakukan bersama dengan orang-orang yang menyebarkan virus gila bola pada kita. Keluarga umumnya adalah lingkungan kita yang pertama dalam mengenal sesuatu, termasuk sepakbola.

Anak laki-laki atau perempuan mulai diperkenalkan dengan sepakbola karena saat kecil sering menemani ayahnya nonton siaran langsung liga-liga Eropa. Demikian juga dengan istri yang jadi paham sepakbola karena suaminya sering mengajak quality time dengan duduk berdua di sofa sambil nonton bola. Adik diajari kakaknya bermain sepakbola untuk mengisi waktu luang sepulang sekolah.

Banyak anak yang gemar nonton bola karena mengikuti hobi sang ayah. Foto: Pinterest.
Banyak anak yang gemar nonton bola karena mengikuti hobi sang ayah. Foto: Pinterest.
Seiring dengan kondisi stadion-stadion di beberapa daerah di Indonesia yang membaik, semakin banyak ayah dan ibu yang merasa nyaman dan aman mengajak anaknya nonton pertandingan langsung di stadion. Dari situlah maka kegemaran orang Indonesia pada sepakbola secara turun temurun diwariskan.

Menikmati keseruan Piala Dunia bareng keluarga bisa dibilang sebagai bentuk terimakasih kita juga pada ayah, ibu, suami, istri, kakak atau siapapun yang telah membuat kita melek pada sepakbola. Tanpa pengaruh dari mereka, bisa jadi kita tidak tahu betapa asyiknya menonton aksi ciamik Cristiano Ronaldo bersama Portugal atau kehebatan Jerman yang spesialis turnamen besar.

Kedua. Bisa bebas berekspresi mendukung tim jagoan tanpa malu-malu.

Saat menonton siaran langsung pertandingan Piala Dunia terutama yang melibatkan tim jagoan kita, pasti ada banyak emosi yang tercurah. Emosi bahagia, gemas dan sedih itu tidak perlu dipendam, justru wajib diekspresikan. Nonton bola memang sewajarnya ekspresif.

Kita berteriak saat gol disarangkan si jagoan. Kita kesal saat peluang emas di depan gawang gagal berbuah jadi gol. Kita marah saat wasit membuat keputusan kontroversial dengan menganulir gol, menghadiahkan penalti pada lawan atau mengeluarkan kartu merah. Kita sedih saat tim jagoan kalah dan tersingkir dari turnamen.

Bebas teriak-teriak di ruang keluarga. Foto: Pinterest.
Bebas teriak-teriak di ruang keluarga. Foto: Pinterest.
Tiada tempat paling bebas untuk bisa berekspresi sedemikian rupa selain ruang keluarga di rumah kita. Kita juga tidak perlu malu karena ekspresi kita hanya disaksikan keluarga sendiri. Kalaupun kekonyolan ekspresi kita ditertawakan oleh mereka, tentu itu hal biasa dan tidak sampai membuat kita minder.

Ketiga. Satu selera cemilan pendamping nonton bareng.

Apa aktivitas yang biasa dilakukan saat nobar di rumah dengan keluarga? Tentu duduk nyaman di sofa ruang keluarga sambil mengudap cemilan. Tiap keluarga punya cemilan yang jadi kesukaan. Selera itu biasanya diwariskan dari generasi ke generasi.

Cemilan yang paling favorit di keluarga Indonesia dan sangat pas untuk pendamping nobar Piala Dunia tentu adalah kacang. Selain rasa, kelebihan kacang adalah penyajian dan cara makan yang praktis serta harganya yang cocok di kantong. Kacang kulit, kacang atom, kacang panggang atau kacang telur, semuanya pas di lidah.

Di keluarga penulis, Kacang Garuda sudah turun temurun menemani nobar Piala Dunia sejak edisi tahun 1998 di Perancis hingga 2018 di Rusia dan seterusnya. Slogan "Jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda" pun seperti sudah tertempel di dinding samping televisi.

Tak lupa penuhi stok Kacang Garuda untuk teman nobar Piala Dunia sebulan penuh. Foto: potretbisnis.com.
Tak lupa penuhi stok Kacang Garuda untuk teman nobar Piala Dunia sebulan penuh. Foto: potretbisnis.com.
Dengan selera cemilan yang sama, maka ibu atau istri tidak perlu bingung-bingung menyediakan apa agar suasana nobar Piala Dunia dengan keluarga jadi meriah. Cukup belikan Kacang Garuda saja, maka dijamin semua anggota keluarga betah nonton di depan TV berjam-jam sambil asyik ngemil sampai lupa sudah habis berapa kemasan.

Selamat nonton bareng Piala Dunia bersama keluarga! Ingat, jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun