Di masa-masa awal pemerintahan Presiden Jokowi, banyak orang yang meragukan kemampuan Ibu Iriana menjalankan diplomasi ala ibu negara seperti halnya yang dulu dilakukan oleh Ibu Ani Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini dikarenakan oleh kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki oleh Ibu Iriana tidak sebagus Ibu Ani.
Namun hal itu tampaknya perlahan mulai ditepis oleh Ibu Iriana seiring bertambahnya pengalaman beliau sebagai seorang ibu negara. Meskipun selalu didampingi oleh seorang penerjemah resmi dari Kementerian Luar Negeri, namun Ibu Iriana tidak kalah aktif dalam berdiplomasi dengan para istri kepala negara.
Ibu Iriana bahkan beberapa kali mengambil inisiatif untuk mencairkan suasana seperti saat beliau mengajak ibu-ibu negara lainnya berfoto bersama saat berkunjung ke situs warisan dunia Hoi An di Vietnam dalam spouse program KTT APEC minggu lalu. Dalam foto yang dirilis oleh Sekretariat Kabinet, Nampak penerjemah resmi beliau, Marlisa Soepeno dimintai tolong untuk mengambil gambar Ibu Iriana yang berpose dengan istri perdana menteri dari Singapura, Thailand dan Papua Nugini.
Selain itu, Ibu Iriana juga menceritakan tentang kegiatan sosial yang selama ini menjadi perhatiannya di Indonesia seperti masalah pencegahan kanker serviks dan pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD). Hal ini kemudian ditimpali oleh cerita serupa dari para istri kepala negara lainnya sehingga kemudian muncul diskusi dan tukar pengalaman diantara mereka. Bukan tidak mungkin bila kemudian berkembang rencana kerjasama bilateral atau multilateral untuk isu-isu sosial tersebut.
3. Memamerkan Gestur Penuh Makna
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kehadiran para first lady di luar negeri tak luput dari sorotan kamera para wartawan. Mereka mengikuti langkah-langkah para perempuan yang konon sering berperan sebagai penasehat pribadi bagi suami-suami mereka dalam menjalankan roda pemerintahan ini.
Entah disadari  atau tidak, Ibu Iriana sering melakukan beberapa hal yang mengisyaratkan makna tertentu. Bagi sejumlah orang yang jeli, beberapa gestur Ibu Iriana ini kemudian diterjemahkan menjadi suatu hal yang bukan cuma kebetulan.
Sebagai contoh adalah pada saat KTT ASEAN ke-29 di Vientiane, Laos tahun lalu. Ibu Iriana tampak sangat akrab dengan Madam Rosmah Mansor, istri Perdana Menteri Malaysia. Keduanya bahkan bergandengan tangan saat berjalan memasuki gedung. Hal ini berbeda dari biasanya karena Ibu Iriana tidak melakukan hal serupa dengan first lady dari negara-negara ASEAN lainnya.
Demikianlah beberapa hal yang dapat menjadi contoh bagaimana sosok ibu negara di saat mendampingi perjalanan dinas presiden ke luar negeri. Semoga diplomasi yang sudah dan akan terus dijalankan oleh Ibu Iriana di forum global itu dapat memberikan kontribusi yang bermakna bagi upaya Indonesia menjalin kerjasama dan persahabatan dengan negara-negara lain.