Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ibu Negara yang Tak Sekadar Mendampingi Presiden

13 November 2017   05:18 Diperbarui: 13 November 2017   05:32 3106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Iriana saat mengikuti 'spouse program' di KTT ASEAN ke-30 di Manila. Sumber foto: detik.com.

Di masa-masa awal pemerintahan Presiden Jokowi, banyak orang yang meragukan kemampuan Ibu Iriana menjalankan diplomasi ala ibu negara seperti halnya yang dulu dilakukan oleh Ibu Ani Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini dikarenakan oleh kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki oleh Ibu Iriana tidak sebagus Ibu Ani.

Namun hal itu tampaknya perlahan mulai ditepis oleh Ibu Iriana seiring bertambahnya pengalaman beliau sebagai seorang ibu negara. Meskipun selalu didampingi oleh seorang penerjemah resmi dari Kementerian Luar Negeri, namun Ibu Iriana tidak kalah aktif dalam berdiplomasi dengan para istri kepala negara.

Ibu Iriana bahkan beberapa kali mengambil inisiatif untuk mencairkan suasana seperti saat beliau mengajak ibu-ibu negara lainnya berfoto bersama saat berkunjung ke situs warisan dunia Hoi An di Vietnam dalam spouse program KTT APEC minggu lalu. Dalam foto yang dirilis oleh Sekretariat Kabinet, Nampak penerjemah resmi beliau, Marlisa Soepeno dimintai tolong untuk mengambil gambar Ibu Iriana yang berpose dengan istri perdana menteri dari Singapura, Thailand dan Papua Nugini.

Ibu Iriana berpose bersama para istri kepala negara lainnya. Sumber foto: Sekretariat Kabinet.
Ibu Iriana berpose bersama para istri kepala negara lainnya. Sumber foto: Sekretariat Kabinet.
Dalam suatu wawancara dengan media, Marlisa Soepeno yang sudah lebih dari setahun menjadi penerjemah resmi bagi presiden mengungkapkan bahwa Ibu Iriana sering memanfaatkan kesempatan spouse program untuk mempromosikan keindahan destinasi pariwisata Indonesia seperti Bali dan Raja Ampat kepada para first lady lainnya. Harapannya, mereka dapat tertarik untuk berkunjung kesana bersama keluarga atau meneruskan informasi tersebut ke orang-orang lain di negara masing-masing.

Selain itu, Ibu Iriana juga menceritakan tentang kegiatan sosial yang selama ini menjadi perhatiannya di Indonesia seperti masalah pencegahan kanker serviks dan pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD). Hal ini kemudian ditimpali oleh cerita serupa dari para istri kepala negara lainnya sehingga kemudian muncul diskusi dan tukar pengalaman diantara mereka. Bukan tidak mungkin bila kemudian berkembang rencana kerjasama bilateral atau multilateral untuk isu-isu sosial tersebut.

3. Memamerkan Gestur Penuh Makna

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kehadiran para first lady di luar negeri tak luput dari sorotan kamera para wartawan. Mereka mengikuti langkah-langkah para perempuan yang konon sering berperan sebagai penasehat pribadi bagi suami-suami mereka dalam menjalankan roda pemerintahan ini.

Entah disadari  atau tidak, Ibu Iriana sering melakukan beberapa hal yang mengisyaratkan makna tertentu. Bagi sejumlah orang yang jeli, beberapa gestur Ibu Iriana ini kemudian diterjemahkan menjadi suatu hal yang bukan cuma kebetulan.

Sebagai contoh adalah pada saat KTT ASEAN ke-29 di Vientiane, Laos tahun lalu. Ibu Iriana tampak sangat akrab dengan Madam Rosmah Mansor, istri Perdana Menteri Malaysia. Keduanya bahkan bergandengan tangan saat berjalan memasuki gedung. Hal ini berbeda dari biasanya karena Ibu Iriana tidak melakukan hal serupa dengan first lady dari negara-negara ASEAN lainnya.

Ibu Iriana dan Madam Rosmah nampak mesra bergandeng tangan di KTT ASEAN 2016. Sumber foto: tempo.com.
Ibu Iriana dan Madam Rosmah nampak mesra bergandeng tangan di KTT ASEAN 2016. Sumber foto: tempo.com.
Gestur ini terasa lebih bermakna karena masyarakat di Indonesia dan Malaysia hampir tidak pernah lepas dari sentimen yang bahkan berujung pada tensi panas, mulai dari isu klaim budaya, persaingan sengit di kompetisi olahraga, hingga kisruh tenaga kerja dan tapal batas. Gandengan tangan kedua ibu negara seolah ingin mengirimkan pesan melalui jepretan kamera jurnalis internasional bahwa Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang serumpun dan bersahabat sehingga hal-hal yang memicu perselisihan diantara keduanya pun harus bisa diselesaikan dengan cara yang baik.

Demikianlah beberapa hal yang dapat menjadi contoh bagaimana sosok ibu negara di saat mendampingi perjalanan dinas presiden ke luar negeri. Semoga diplomasi yang sudah dan akan terus dijalankan oleh Ibu Iriana di forum global itu dapat memberikan kontribusi yang bermakna bagi upaya Indonesia menjalin kerjasama dan persahabatan dengan negara-negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun