Kini anak-anak muda yang senang mendengarkan lagu 'Dek Lastri' jadi terdorong untuk setidaknya mengenal bahasa Jawa, dan bukan tidak mungkin bila lalu ingin mempelajarinya lebih lanjut. Bisa dibilang bahwa lagu itu seolah menjadi media belajar bahasa Jawa yang gaul, kekinian, dan menarik. Hal ini unik karena sebelumnya anak-anak muda itu rata-rata punya kesan 'jadul (jaman dulu)' dan 'kurang gaul' terhadap lagu-lagu berbahasa Jawa.
Fenomena ini sebenarnya mirip dengan yang ditimbulkan oleh lagu asal muasal 'Dek Lastri' yaitu 'Despacito' di Eropa dan Amerika. Setelah kehebohan lagu itu, banyak orang Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis dan beberapa negara lainnya yang menyatakan bertambah minatnya untuk mendalami bahasa Spanyol. Lagu 'Despacito' yang gembira dan asyik diputar untuk 'teman' berjoged disebut-sebut telah membuka mata mereka akan sisi eksotis yang dimiliki oleh bahasa Spanyol.
Harapannya, lagu 'Dek Lastri' juga akan membuka mata banyak orang Indonesia, khususnya anak-anak muda, baik yang berasal dari Jawa maupun bukan, untuk turut melestarikan bahasa daerah ini. Bahasa Jawa adalah bagian dari kekayaan dan keberagaman budaya di Indonesia dan sekaligus menjadi identitas bagi bangsa ini. Berawal dari sebuah lagu 'Dek Lastri', kita punya harapan agar penggunaan bahasa Jawa di kalangan anak muda bisa lebih meningkat kuantitas maupun kualitasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H