Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mengenal Tipe-tipe Penonton Bulu Tangkis di Indonesia Open

16 Juni 2017   22:48 Diperbarui: 17 Juni 2017   11:49 2768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehebohan penonton bulutangkis di Indonesia Open. (sumber foto: Badminton Photo)

Indonesia Open punya reputasi sebagai turnamen bulu tangkis yang paling heboh sedunia karena ramainya para penonton. Ajang yang termasuk dalam kalender Super Series yang dijalankan oleh Badminton World Federation (BWF) ini memang tidak pernah sepi oleh riuh-rendah suara para penonton yang datang mendukung atlet-atlet Indonesia dan negara lain. Hal tersebut bahkan seolah telah menjadi ciri khas dari turnamen yang tahun ini menyediakan total hadiah uang paling besar dibandingkan turnamen Super Series lainnya.

Bagi para pemain, kehebohan penonton di Indonesia Open menjadi daya tarik yang menempatkan turnamen ini sebagai salah satu yang paling mereka favoritkan. Suasana pertandingan di Indonesia Open tidak mereka temui saat bertanding di negara lain, di mana penonton biasanya lebih kalem dan tidak seatraktif di Indonesia. Pasangan ganda campuran dari Inggris, Chris dan Gabrielle Adcock yang memiliki banyak penggemar di Indonesia bahkan mengatakan bahwa pertandingan bulutangkis di Indonesia Open terasa lebih 'hidup' dan membuat atlet lebih bersemangat saat berduel.

Suasana JCC saat pertandingan Indonesia Open berlangsung. (sumber foto: @widihandoko01)
Suasana JCC saat pertandingan Indonesia Open berlangsung. (sumber foto: @widihandoko01)
Meskipun tahun ini digelar di arena yang baru yaitu Jakarta Convention Center, kehebohan penonton di Indonesia Open tidak menghilang. Jumlah penonton mungkin lebih sedikit daripada saat ajang ini dihelat di Istora Senayan yang legendaris itu. Tapi yel-yel dukungan dan gemuruh tepukan balon stik dari para suporter tetap menggema menyertai pertandingan-pertandingan di Indonesia Open sejak hari pertama kompetisi yaitu tanggal 12 Juni 2017.

Secara resmi, penonton di Indonesia Open 2017 dibagi menjadi tiga tipe. Hal itu mengacu pada kategorisasi tiket yaitu VVIP, VIP A dan VIP B. Penonton yang membeli tiket VVIP tentu mendapat fasilitas untuk duduk di kursi pada tribun temporer yang letaknya paling dekat dengan lapangan. Sementara itu penonton VIP A dan VIP B duduk di kursi pada tribun permanen yang jaraknya dari lapangan tidak dekat namun kursinya sama-sama nyamannya dengan di VVIP.

Tapi sebenarnya penonton di Indonesia Open terbagi dalam tipe yang lebih beragam daripada sekedar jenis tiket yang mereka beli. Berikut ini beberapa tipe penonton Indonesia Open yang dapat ditemukan di arena pertandingan baik Istora Senayan maupun JCC:

1. Datang berkelompok atau sendirian

Banyak penonton yang datang bersama dengan teman, kekasih, saudara, atau keluarga. Mereka akan duduk bersebelahan dan bahkan bergerombol di satu sisi tribun bila jumlahnya banyak. Penonton yang datang berkelompok ini biasanya akan menikmati jalannya pertandingan sambil asyik bercakap-cakap tentang pemain yang sedang bertanding, hal-hal lain terkait bulutangkis atau bahkan yang tidak ada hubungannya dengan olahraga tepok bulu ini.

Datang ramai-ramai untuk menyapa para pemain. (sumber foto: Instagram Kim Astrup)
Datang ramai-ramai untuk menyapa para pemain. (sumber foto: Instagram Kim Astrup)
Di sisi lain, ada banyak penonton yang datang sendirian saja. Mereka umumnya menonton dengan fokus, sambil sesekali mengecek media sosial atau chat di telepon pintar mereka. Tapi jangan salah, banyak juga dari mereka yang kemudian akrab dengan penonton yang duduk di sebelah kanan atau kirinya. Dua orang yang awalnya asing karena belum pernah bertemu itu lalu jadi terlibat perbincangan hangat karena disatukan oleh kesamaan hobi pada bulu tangkis.

2. Pengikut setia bulu tangkis atau bukan

Tidak semua yang datang di stadion untuk nonton Indonesia Open adalah fans bulu tangkis yang memang aktif mengikuti semua perkembangan seputar olahraga yang telah dipertandingkan di Olimpiade sejak tahun 1992 ini. Beberapa dari mereka sebenarnya awam atau hanya tahu hal-hal dasar tentang bulu tangkis. Kehadiran mereka adalah karena ikut-ikutan teman/pacar/saudara mereka, dapat hadiah tiket nonton gratis, atau iseng-iseng penasaran pengin merasakan kehebohan Indonesia Open.

Kita bisa mengenali penonton yang memang pecinta bulutangkis sejati saat mereka berbincang-bincang dengan rekan nonton mereka. Isi omongan mereka berbobot tentang bulu tangkis, mulai dari strategi permainan yang seharusnya diterapkan oleh pemain, statistik pertemuan diantara kedua pemain yang sedang bertanding, catatan prestasi yang ditorehkan oleh pemain, hingga profil unik atau kebiasaan khas yang dimiliki oleh pemain saat sedang di lapangan. Mungkin pengetahuan mereka sudah hampir setara dengan para pengamat dan komentator siaran pertandingan bulu tangkis di televisi.

Sedangkan penonton yang memang tidak terbiasa update dengan bulu tangkis akan sering terlihat bertanya kepada rekan nonton mereka. Jangankan peringkat dunia dan status unggulan dari pemain yang sedang bertanding, terkadang mereka pun tidak mengenal atlet-atletnya. Misalnya saja, mereka tidak bisa membedakan antara Della Destiara Haris dan Rosyita Eka Putri Sari saat pasangan ganda putri itu bermain. Selain itu, bagi yang baru pertama kali nonton langsung bulu tangkis di stadion, mereka akan dilanda kekaguman pada kecepatan permainan raket dan kekuatan smash para atlet dunia itu.

3. Ekspresif atau datar-datar saja

Penonton bulu tangkis di Indonesia dikenal ekspresif. Mereka akan menepuk-nepuk balon stik sambil berteriak yel-yel "IN-DO-NE-SIA" untuk menyokong atlet Indonesia yang sedang berjuang melawan atlet dari negara lain. Tak jarang mereka akan ramai menyoraki para pemain ketika terlibat reli-reli yang panjang atau saat pemain Indonesia dirugikan oleh keputusan wasit/hakim garis yang dinilai tidak adil. Teriakan kekecewaan pun tidak dapat mereka sembunyikan apabila pemain jagoan mereka kalah dan harus tersingkir dari turnamen.

Penonton yang ekspresif akan berinisiatif tampil sebagai koordinator yel-yel. Mereka adalah yang pertama kali memimpin teriakan "IN-DO-NE-SIA" untuk kemudian diikuti oleh penonton lain dengan menepuk balon stik. Dalam beberapa kesempatan seperti saat jeda diantara set atau interval di poin 11, penonton tipe ini tak malu-malu melemparkan celetukan untuk memberi suntikan semangat seperti misalnya "fokus..fokus!", "ayo masih bisa", "sabar..sabar", dan lain-lain.

Suporter Indonesiadikenal ekspresif saat memberikan dukungan. (sumber foto: Liputan6)
Suporter Indonesiadikenal ekspresif saat memberikan dukungan. (sumber foto: Liputan6)
Sementara itu, ada juga penonton yang menikmati pertandingan dengan datar-datar saja. Mereka sesekali ikut bergabung dengan penonton lain dalam meneriakkan yel-yel "IN-DO-NE-SIA" dan menepuk balon stik. Tapi itu hanya dilakukan di poin-poin penting atau saat pemain menampilkan aksi yang luar biasa saja, tidak di sepanjang pertandingan. Ekspresi yang mereka tunjukkan rata-rata tidak berlebihan, hanya tepuk tangan dan senyuman saja.

4. Selalu optimistis atau mudah pesimistis

Saat mendukung pebulutangkis Merah-Putih menghadapi lawan dari negara lain, ada dua tipe penonton yang dapat dilihat berdasarkan sikap mereka. Ada penonton yang selalu optimis sejak awal pertandingan bahwa Indonesia pasti menang. Saat pemain Indonesia dalam posisi tertinggal di papan skor, mereka tetap yakin ketertinggalan itu bisa dikejar dan bahkan dibalikkan. Demikian juga saat pemain Indonesia harus kalah di set pertama, mereka tetap yakin bahwa set kedua masih bisa dimenangkan dan kemudian berlanjut dengan keunggulan di set ketiga yang menjadi penentuan. Mereka akan tetap antusias meneriakkan dukungan pada pemain Indonesia.

Hal ini berbanding terbalik dengan penonton yang mudah pesimistis. Mereka akan cepat lesu jika pemain Indonesia sudah tertinggal dengan jarak dua poin atau lebih dari pemain lawan. Jeleknya, kadang beberapa dari mereka meneriakkan kata-kata yang bernada negatif saat pemain kita gagal meladeni permainan lawan. Hal ini sebenarnya sangat disayangkan karena penonton sebaiknya terus menyaluran energi positif kepada para pemain melalui kata-kata yang memotivasi.

5. Fanatik pada atlet atau bukan

Hampir sebagian besar penonton di Indonesia Open adalah anak muda, baik laki-laki maupun perempuan. Para penonton yang umumnya berusia di bawah 30 tahun dan bahkan banyak yang masih duduk di bangku sekolah/kuliah itu terbagi menjadi dua macam yaitu yang punya fanatisme tinggi pada atlet dan yang bukan.

Mereka yang fanatik pada atlet biasanya datang ke JCC bukan cuma untuk menonton pertandingan bulu tangkis saja. Ada hal lain yang mereka incar yaitu berfoto bersama para atlet yang jadi idola sekaligus meminta tanda tangan. Oleh karena itu, para penonton tipe ini umumnya akan hadir di arena lebih awal, saat para pemain mulai berdatangan. Mereka siaga menunggu di dekat pintu menuju ruangan yang dikhususkan bagi para atlet dan lalu siap mencegat untuk berfoto bersama dengan telepon pintar masing-masing.

Saking fanatiknya, tidak sedikit dari mereka yang lalu menunggu di lobby hotel tempat para atlet menginap atau di dekat kendaraan yang membawa atlet dari hotel ke stadion. Lebih spesialnya lagi, mereka juga bermurah hati membawakan sejumlah cinderamata sebagai hadiah untuk sang idola. Hal ini mendapat apresiasi dari para pemain yang kemudian mengunggah foto cinderamata yang mereka dapatkan dari fans itu di akun media sosial mereka.

Chen Qingchen berfoto dengan bantal hadiah dari fansnya di Indonesia. (sumber foto: Instagram Chen Qingchen)
Chen Qingchen berfoto dengan bantal hadiah dari fansnya di Indonesia. (sumber foto: Instagram Chen Qingchen)
Demikianlah tipe-tipe penonton di Indonesia Open. Walaupun berbeda-beda, tapi bisa dipastikan mereka siap mendukung perjuangan atlet-atlet Indonesia dengan cara mereka masing-masing. Harapan mereka pun sama: agar para pebulutangkis Indonesia bisa sukses meraih gelar juara di turnamen-turnamen yang diikuti.

Jadi, kalian sendiri termasuk tipe penonton yang mana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun