Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menantang Anak Remaja Naik Pesawat Seorang Diri

17 Mei 2017   21:09 Diperbarui: 17 Mei 2017   22:18 3552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka juga punya kemungkinan besar untuk berkomunikasi dengan orang yang sama sekali tidak dikenal yaitu dengan orang yang duduk bersebelahan di bangku ruang tunggu atau sebaris pada kursi pesawat. Tak hanya dalam bentuk perbincangan, komunikasi juga bisa berupa gestur permintaan tolong atau pemberian bantuan.

Pada keadaan ini, anak-anak remaja akan memiliki kesempatan untuk menerapkan ajaran dari orang tua tentang bagaimana bersikap secara proporsional dengan orang asing. Tidak semua orang asing punya niat yang jahat, demikian juga tidak semua dari mereka punya tujuan yang baik. Maka, anak remaja kita harus mulai bisa membaca keadaan dan berhati-hati dalam bergaul.

Pergi sendirian akan mengajarkan anak remaja untuk berani berkomunikasi dengan orang asing. (sumber foto: cupofjo.com)
Pergi sendirian akan mengajarkan anak remaja untuk berani berkomunikasi dengan orang asing. (sumber foto: cupofjo.com)
Saat bepergian sendirian, mereka tidak punya teman untuk ngobrol atau orang tua yang siap sedia membantu jika ada kesulitan. Oleh karena itu, mereka perlu untuk berani berkomunikasi dengan orang lain saat membutuhkan bantuan. Mereka juga harus lebih luwes untuk terlibat pembicaraan basa-basi dengan orang asing, misalnya tahu bagaimana membuka percakapan ringan dan sadar akan batas hal-hal yang perlu dibicarakan dengan orang yang baru saja berkenalan.

Kemampuan untuk bisa bersosialisasi dengan orang asing akan menjadi bekal penting bagi anak remaja saat mereka bergaul di tahap dewasa. Mereka tidak boleh terlalu kaku karena sikap yang pendiam itu tidak baik. Pergaulan dengan individu dari berbagai latar belakang dibutuhkan untuk membuka jaringan dengan banyak orang yang berkemungkinan mendukung dunia akademik dan karir mereka nantinya.

Sebaliknya, sikap yang terlalu supel dan banyak bicara dengan orang yang baru dikenal juga tidak baik. Mereka harus berhati-hati untuk tidak membuka data terkait keluarga dan pribadi yang sifatnya rahasia. Dengan skill menempatkan diri secara proporsional, mereka akan lebih percaya diri namun tetap mawas diri saat menghadapi pergaulan yang semakin luas saat ini.

Demikianlah tiga manfaat yang bisa didapatkan dari memberikan tantangan untuk naik pesawat sendirian pada anak remaja. Pembelajaran menuju kedewasaan harus dilakukan dengan praktek langsung dan perlu dilakukan di luar lingkungan tempat tinggal.

Jadi, apakah anak remaja Anda siap ditantang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun