Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Yuk "Ngepoin" Keraton Yogyakarta di Media Sosial

11 Mei 2017   14:08 Diperbarui: 11 Mei 2017   17:49 2574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beksan Bedhaya Tirta Hayuningrat yang ditarikan oleh para Putri Sultan Hamengkubuwono X. (sumber foto: @kratonjogja_)

Bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Kraton Yogyakarta ketika sedang ada acara khusus, maka mengikuti media sosial kraton sangat disarankan. Hal ini karena segala informasi tentang hajatan yang akan diselenggarakan oleh pihak kraton pasti diumumkan melalui media sosial. Misalnya saat akan dilaksanakan Hajad Dalem Garebeg Mulud pada Senin, 12 Desember 2016 di Kompleks Alun-alun Utara dan Kagungan Dalem Majid Gedhe, pihak kraton sudah mengunggah pengumumannya di media sosial sejak beberapa hari sebelumnya karena acara tersebut bersifat terbuka untuk umum.

Kraton Yogyakarta menginformasikan kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan melalui media sosial. (sumber foto: @kratonjogja_)
Kraton Yogyakarta menginformasikan kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan melalui media sosial. (sumber foto: @kratonjogja_)
Hajatan yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyakarta pun dapat disaksikan melalui Periscope (at) kratonjogja oleh masyarakat yang tidak dapat datang di lokasi. Hal ini tentu sangat baik karena berarti peristiwa kebudayaan yang hanya ada setahun sekali itu bisa diikuti oleh orang-orang yang berdomisili di luar Yogyakarta dan bahkan di luar negeri. Siaran melalui Periscope juga bisa dinikmati untuk melihat acara-acara yang bersifat internal bagi pihak kraton dan hanya bisa dihadiri oleh kalangan tertentu seperti Hajad Dalem Jamasan atau Hajad Kawula Dalem Mubeng Beteng.

Eksistensi Kraton Yogyakarta di media sosial adalah sesuatu yang perlu kita apresiasi. Masyarakat Indonesia baik yang tinggal di Yogyakarta atau di provinsi lainnya harapannya dapat lebih dekat dengan pengetahuan mengenai budaya Jawa. Terlebih lagi, anak-anak muda saat ini yang kurang terinformasi dengan budaya tradisional yang sebenarnya merupakan identitas dan jati dirinya. Jangankan mengetahui tentang nama-nama prajurit di kraton, banyak yang bahkan sangat asing dengan nama-nama motif batik dan makna dibaliknya.

Siapa saja yang hafal nama-nama prajurit Kraton Yogyakarta? (sumber foto: @kratonjogja_)
Siapa saja yang hafal nama-nama prajurit Kraton Yogyakarta? (sumber foto: @kratonjogja_)
Apabila di masa lalu mereka harus pergi ke perpustakaan untuk membuka-buka buku ensiklopedia atau bertanya kepada para tokoh agar bisa mempelajari makna-makna filosofis pada tradisi kraton, kini mereka sudah terbantu dengan media sosial. Mereka hanya butuh meluangkan sedikit waktu di masa senggang untuk mengakses update di gawai mereka masing-masing. Oleh karena itu, tidak ada lagi alasan untuk mengatakan bahwa tradisi kraton itu susah untuk dimengerti.

Media sosial juga bisa berfungsi sebagai sarana bagi orang tua untuk mengedukasi anak-anaknya tentang budaya Jawa yang terus dilestarikan oleh Kraton Yogyakarta. Saat ini anak-anak di bangku SMP dan bahkan SD sudah membawa smartphone dan mampu mengakses media sosial. Alih-alih secara tegas melarangnya, sebaiknya orang tua mendampingi dan mengarahkan mereka untuk membuka akun-akun media sosial yang bermanfaat bagi pengayaan pengetahuannya. Salah satunya adalah media sosial Kraton Yogyakarta ini. Bila sejak kecil mereka sudah diberi pengertian tentang budaya Jawa, maka nantinya mereka tidak merasa asing dengan budaya leluhurnya itu.

Pengenalan budaya harus dimulai sejak usia kanak-kanak. (sumber foto: @kratonjogja_)
Pengenalan budaya harus dimulai sejak usia kanak-kanak. (sumber foto: @kratonjogja_)
Dengan bekal pengetahuan yang lebih dalam tentang seluk-beluk kehidupan di Kraton Yogyakarta, masyarakat khususnya anak muda diharapkan kembali tertarik dengan budaya yang sudah turun-temurun diwariskan oleh nenek moyang ini. Pelestarian budaya tidak bisa hanya dilakukan oleh Sultan dan keluarganya beserta para abdi dalem yang tinggal di dalam tembok kraton. Masyarakat luas dapat terlibat dengan kapasitas dan caranya masing-masing.

Yuk kita sama-sama sadar budaya dan terlibat pada pelestarian budaya, dimulai dari hal simpel yaitu ngepoin media sosial Kraton Yogyakarta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun