Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Belajar Ambisius dari Lin Dan dan Lee Chong Wei

9 April 2017   20:04 Diperbarui: 10 April 2017   04:00 1701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lin Dan dan Lee Chong Wei, dua pemain hebat yang sangat ambisius. (sumber foto: themalaymailonline.com)

Di usia 28 tahun, Lin Dan sudah melengkapi status “Super Grand Slam” karena memenangi semua kompetisi bergengsi di cabang bulutangkis: Olimpiade, Kejuaraan Dunia, Piala Thomas, Piala Sudirman, Super Series Masters Finals, All England Open, Asian Games, dan Kejuaraan Asia. Tidak ada pemain tunggal putra lain yang sanggup menyamai pencapaian ini sampai sekarang. Namanya sudah terukir manis dalam semua catatan sejarah di dunia bulutangkis.

Tapi seperti yang disampaikan di awal tulisan ini, pemain yang ambisius tidak pernah kenal kata puas. Lin Dan masih ingin mengejar prestasi dan memecahkan rekor-rekor penting di usianya yang sudah 33 tahun. Bagi pecinta bulutangkis, mungkin banyak yang bertanya-tanya dan mencoba menebak apa lagi kejayaan yang ingin direngkuh oleh seorang Lin Dan.

Lin Dan masih berdiri sejajar dengan Park Joo-bong (pemain ganda putra dan ganda campuran dari Korea) dan Zhao Yunlei (pemain ganda putri dan ganda campuran dari Tiongkok) sebagai peraih medali emas terbanyak di Kejuaraan Dunia, yaitu lima kali. Park Joo-bong sudah tidak mungkin lagi bermain. Ia sekarang menjadi pelatih tim Jepang. Zhao Yunlei telah pensiun pasca Olimpiade 2016 lalu dan kini fokus meneruskan kuliah. Peluang Lin Dan untuk mematahkan rekor dan menjadi “the most successful players ever” akan terbuka lebar. Bila ia juara di Glasgow pada bulan Agustus besok, predikat itu akan ia sandang dengan bangga.

Apakah pria yang menikah dengan sesama pebulutangkis, Xie Xingfang ini masih berambisi tampil di Olimpiade 2020 seperti Lee Chong Wei? Kenapa tidak? Ia pernah mengatakan bahwa melampau rekor Zhang Ning, Gao Ling/Zhang Jun, Ge Fei/Gu Jun dan Fu Haifeng sebagai pemain yang telah meraih dua medali emas Olimpiade adalah hal yang luar biasa untuk dilakukan. Belum pernah ada pemain bulutangkis manapun yang sanggup naik podium tertinggi di ajang olahraga empat tahunan itu sebanyak tiga kali atau lebih. Lin Dan jelas tertarik untuk mencoba mematahkan rekor tersebut.

Lin Dan, masih punya banyak daftar rekor untuk dipatahkan. (sumber foto: people.com)
Lin Dan, masih punya banyak daftar rekor untuk dipatahkan. (sumber foto: people.com)
Khusus untuk pertandingan final di Malaysia Open Super Series pada hari Minggu, tanggal 9 April 2017 ini, Lin Dan berhasil mendapatkan sesuatu yang baru baginya. Tidak banyak yang menyadari bahwa ia ternyata belum sekalipun jadi kampiun di turnamen Super Series yang dihelat di Asia Tenggara (Malaysia Open, Indonesia Open dan Singapore Open). Kini ia sudah juara di Malaysia dengan mengalahkan lawan sekaligus sahabatnya, Lee Chong Wei. Pada bulan Juni besok, ia siap mengincar genggaman trofi pemenang di Indonesia Open untuk kali yang pertama.

Lalu apa yang bisa dipelajari dari karir penuh ambisi yang dijalani oleh Lin Dan dan Lee Chong Wei? Setidaknya ada tiga hal sebagai berikut:

  • Motivasi berprestasi yang terus menyala. Walaupun sudah meraih prestasi yang tinggi, mendapat berbagai bonus hadiah dan hidup dalam puja-puji oleh fans, seorang atlet tidak boleh lantas berpuas diri. Ia harus tetap menjaga permainannya di level tertinggi dan berusaha mengejar prestasi lain. Bercita-citalah setinggi langit. Ini harus diingat oleh para atlet muda yang saat ini prestasinya sedang merekah seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Pelajaran ini juga berlaku bagi pemain-pemain yang sedang meniti karir dan menjadi darling bagi penikmat bulutangkis seperti Jonatan Christie, Anthony Ginting dan Ihsan Maulana Mustofa. Jangan sampai pujian-pujian karena mereka pernah kalahkan para pemenang medali Olimpiade lantas membuai diri mereka. Banyak hal yang masih perlu dibuktikan oleh para pebulutangkis berjulukan Fantastic 3 (F3) yang digadang-gadang menjadi penerus Taufik Hidayat ini.
  • Konsekuen dengan keinginan. Bermimpi yang indah itu mudah, namun mewujudkannya yang susah. Apabila punya keinginan yang besar, maka pengorbanan yang besar adalah konsekuensi logis yang menyertainya. Lin Dan dan Lee Chong Wei masih berambisi meraih banyak hal di bulutangkis. Untuk itu, mereka pun lalu siap berkorban banyak. Kita bisa meneladani bagaimana pengorbanan keduanya dalam membagi antara waktu latihan keras bersama pelatih dengan waktu beristirahat santai bersama istri dan anak-anak mereka. Menjaga kebugaran tubuh di usia yang sudah masuk kepala tiga juga butuh usaha lebih ekstra dibandingkan pemain-pemain di usia 20-an yang masih produktif.
  • Konsistensi sikap juara. Walaupun selalu bersifat ambisius, namun Lin Dan dan Lee Chong Wei tetap bersikap seperti seorang juara. Mereka menampakkan sosok yang arogan dan kelaparan ketika sedang berduel. Namun setelah pertandingan usai, mereka akan menyalami dan memeluk lawannya, serta bahkan tak jarang terlibat dalam pembicaraan santai yang bersahabat. Ketika mereka dikalahkan oleh pemain yang lebih muda atau berperingkat lebih rendah, mereka sportif mengakui kekalahan tersebut dan lalu tak sungkan memberi pujian pada lawan.

Lee Chong Wei dan Lin Dan, lawan berat sekaligus kawan baik. (sumber foto: vulkanpost.com)
Lee Chong Wei dan Lin Dan, lawan berat sekaligus kawan baik. (sumber foto: vulkanpost.com)
Sifat ambisius telah mengantar Lin Dan dan Lee Chong Wei menjadi dua pemain hebat yang prestasinya membuat pebulutangkis lain iri. Prestasi dan rekor-rekor lain masih akan mereka rengkuh di tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Pecinta bulutangkis siap menunggu duel sengit berikutnya di antara kedua pemain ini di bulan-bulan ke depan. Dari sifat ambisius mereka pula, pebulutangkis lain harus banyak belajar bagaimana menjadi seorang juara sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun