Ada satu hal menarik yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan pada pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia 2017, yang dilangsungkan di Jakarta Convention Center (JCC), tanggal 2 Februari 2017 lalu. Menurut beliau, bangsa Indonesia punya suatu karakter yang membedakan dengan bangsa lain. Hal itu terkait dengan seni budaya yang disebut sebagai ‘DNA bangsa Indonesia’.
Menurut pengertian ilmiah, DNA merupakan singkatan dari deoxyribonucleic acid atau dalam Bahasa Indonesia disebut asam deoksiribonukleat. DNA menyimpan segala informasi biologis yang unik dari setiap makhluk hidup. Molekul-molekul DNA di tubuh manusia tersusun dalam paket-paket yang disebut kromosom. Selanjutnya, kromosom tersusun dalam segmen-segmen pendek DNA yang disebut gen. Manusia memiliki sekitar 25.000 gen yang kemudian menentukan ciri fisik, sifat khusus dan talenta seseorang.
Dengan demikian, Presiden Jokowi bermaksud menyampaikan bahwa bangsa Indonesia dikaruniai keunggulan alamiah di bidang seni budaya oleh Tuhan. Talenta itu telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dilahirkan ke dunia karena memang terpatri di DNA. Pertanyaannya, seberapa benar klaim pada pernyataan tersebut?
Seni budaya terdiri dari berbagai bentuk, mulai dari tari, musik, seni rupa, seni pertunjukan, arsitektur, dan masih banyak lagi. Dalam rangka Hari Musik Nasional yang jatuh pada tanggal 9 Maret lalu, penulis menelusuri bagaimana musik sebagai salah satu produk seni budaya itu berada di ‘DNA bangsa Indonesia’. Berikut ini beberapa hal yang menjadi bukti mengapa bangsa Indonesia punya keunggulan dalam bermusik.
Aneka ragam alat musik tradisional di Indonesia
Bangsa Indonesia punya alat musik tradisional dalam jumlah yang banyak dan beraneka ragam. Hampir setiap provinsi memiliki cirinya masing-masing, mulai dari Talempong di Sumatera Barat, Sasando di Nusa Tenggara Timur hingga Tifa di Papua. Beberapa alat musik menjadi kekhasan yang dikembangkan oleh suatu suku sehingga dapat ditemui di berbagai provinsi seperti Sampe yang berasal dari Suku Dayak dan dapat ditemui di provinsi-provinsi yang terletak di Pulau Kalimantan.
Salah satu alat musik tradisional dari Indonesia yang sudah sangat terkenal di dunia internasional adalah gamelan. Ensembel musik ini terdiri dari sejumlah instrument yaitu kendang, bonang, saron, kenong, gong, dan lain-lain. Selain itu, di Bali dan Sunda (Jawa Barat) juga terdapat gamelan yang meskipun namanya sama dengan yang ada di Jawa Tengah/Yogyakarta/Jawa Timur, namun punya perbedaan yang unik.
![Pertunjukan gamelan Bali oleh anak-anak. (sumber foto victorytravel.sk)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/03/11/victorytravel-sk-58c36908517a612a5e2a8700.jpg?t=o&v=770)
Sejak dahulu, alat-alat musik tradisional telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Alat-alat tersebut dimainkan dalam berbagai kesempatan, seperti upacara adat, penyambutan tamu, maupun hiburan rakyat. Kita dapat melihat adanya alat musik tradisional tersebut dalam penggambaran kehidupan masyarakat Indonesia di lukisan atau foto-foto yang telah diproduksi puluhan tahun bahkan beberapa abad lalu
Untuk mendukung preservasi alat musik tradisional sebagai warisan budaya, pendidikan baik formal maupun informal menjadi sarana yang efektif. Anak-anak diajarkan untuk memainkannya di sekolah, sanggar seni atau bahkan oleh keluarganya di rumah. Pada tingkat pendidikan tinggi, terdapat program studi yang secara khusus menekuni alat-alat musik tersebut di sejumlah institut seni dan universitas. Dengan demikian, alat-alat musik tersebut masih bisa bertahan di tengah masyarakat modern hingga saat ini.
Keindahan lagu-lagu daerah di Indonesia
Selain punya kekayaan budaya berupa alat musik tradisional, bangsa Indonesia juga sangat suka menyanyi. Hal ini dibuktikan oleh adanya ratusan lagu-lagu daerah di berbagai provinsi di Indonesia. Lagu-lagu tersebut sudah diciptakan sejak dulu, mungkin usianya setua eksistensi bahasa lokal yang digunakan pada liriknya. Bahkan, beberapa lagu daerah tidak diketahui nama penciptanya karena hanya diturunkan lintas generasi secara verbal, tanpa ada catatan sejarah tertulis.
Lagu-lagu daerah di Indonesia umumnya memiliki pesan moral dan nilai filosofis yang medalam. Tujuan dinyanyikan lagu tersebut juga bermacam-macam: ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, nasehat orang tua kepada anak, ekspresi percintaan, hingga duka cita. Sejumlah lagu punya asal-usul yang berdasarkan pada peristiwa nyata yang dialami oleh suku bangsa tersebut di masa lalu.
![Menyanyi lagu adalah bagian hidup bangsa Indonesia. (sumber foto: travelplusindonesia)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/03/11/travelplusindonesia-58c3693e517a61f95d2a86fe.jpg?t=o&v=770)
Lagu-lagu daerah secara tak disadari berperan sebagai pintu bagi bangsa Indonesia yang multikultur ini untuk dapat saling belajar bahasa dari daerah lainnya. Misalnya orang Jawa yang jadi tahu beberapa kosa kata dalam Bahasa Minangkabau setelah mendengarkan lagu ‘Injit Injit Semut’. Di lain sisi, lagu ‘Suwe Ora Jamu’ dari Jawa Tengah juga memperkenalkan bahasa Jawa kepada orang-orang yang tinggal di luar Pulau Jawa. Melalui bahasa daerah, bangsa Indonesia ditunjukkan akan indahnya keberagaman yang dimiliki.
Prestasi mengagumkan anak bangsa di pentas musik dunia
Berbicara tentang prestasi di bidang musik, bangsa Indonesia tak kalah dengan negara-negara lain. Ada banyak penyanyi asal Indonesia yang punya suara emas dan karya-karyanya telah diakui di dunia internasional, seperti misalnya Anggun, Daniel Sahuleka, Sandy Sandoro, Agnes Monica, dan lain-lain. Lagu-lagu dari Indonesia juga mendapat sambutan yang sangat besar di Malaysia dan Singapura.
Pada tahun 2016 lalu, pianis jazz dari Indonesia yang usianya baru 12 tahun, Joey Alexander menjadi buah bibir dimana-mana karena dua karyanya dinominasikan dalam Grammy Awards yang merupakan ajang penghargaan karya musik paling prestisius. Meskipun belum berhasil menang, namun nominasi karyanya yaitu "Giant Steps" pada kategori Best Improvised Jazz Solo dan “My Favorite Things” pada kategori Best Jazz Instrumental Album telah membanggakan kita semua. Di tahun 2017, karya bocah kelahiran Bali ini kembali masuk nominasi Best Improvised Jazz Solo yaitu “Countdown”.
![Joey Alexander, wonderkid dari Indonesia. (sumber foto: rappler.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/03/11/rappler-com-58c369cc957e61b1085d3e61.jpg?t=o&v=770)
Menariknya, kelompok paduan suara Indonesia yang meraih banyak penghargaan di luar negeri ini hampir selalu memasukkan lagu-lagu daerah dari Indonesia dalam penampilan mereka. Tentunya lagu tersebut telah secara kreatif digubah dengan format paduan suara sebelumnya. Dalam babak final kompetisi di Italia, TRCC membawakan lagu asal Papua 'Yamko Rambe Yamko' yang diaransemen oleh Agustinus Bambang Jusana . Sedangkan sebelumnya di babak seminal, mereka memukau seluruh juri dan penonton dengan lagu daerah dari Aceh "Bungong Jeumpa" sebagai salah satu dari empat lagu yang dibawakan.
Masih sangat panjang daftar pencapaian lain yang diraih oleh orang Indonesia di pentas musik dunia. Yang disebutkan di atas hanyalah beberapa contoh untuk mewakili. Selain menunjukkan pengakuan dari publik internasional akan talenta dan kreativitas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, prestasi-prestasi tersebut diharapkan juga semakin menginspirasi anak-anak Indonesia untuk terus berkarya dan meraih cita-cita setinggi mungkin.
![TRCC yang mengharumkan nama Indonesia di Italia. (sumber foto: okezone.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/03/11/okezone-com-58c36a066823bd6108adee91.jpg?t=o&v=770)
Selamat Hari Musik Nasional!