Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Candu 'Sport Tourism' di Sumatera

9 Maret 2017   23:20 Diperbarui: 11 Maret 2017   00:00 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari yang lalu, ajang kejuaraan dunia motocross atau yang lebih dikenal sebagai MXGP baru saja selesai diselenggarakan di Pangkal Pinang, Bangka Belitung. MXGP adalah balapan yang digelar di permukaan tanah yang berbatu dan berlumpur serta terdiri dari rintangan dan gundukan buatan. Indonesia masuk menjadi salah satu dari 16 negara tuan rumah di musim balapan MXGP tahun 2017. Sebelumnya, Indonesia terakhir kali mengadakan MXGP pada tahun 1997 di Bandung, Jawa Barat.

Terlepas dari adanya permasalahan dengan hujan deras yang turun hingga membuat sirkuit di kompleks gelanggang olahraga Sahabudin menjadi rusak dan mengganggu kelancaran balapan, Indonesia secara umum dinilai sukses menghelat MXGP Pangkal Pinang tahun ini. Para kroser dan panitia perlombaan dari Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM) memuji keberhasilan Indonesia dalam mengatur kebutuhan-kebutuhan teknis dan menyediakan hospitality yang baikkepada semua peserta.

Menjadi tuan rumah ajang sebesar MXGP yang telah berlangsung sejak tahun 1957 tentu memberikan keuntungan bagi Indonesia. Selain mengangkat nama Indonesia di percaturan olahraga motorsport dunia, MXGP Pangkal Pinang sebagai ajang sport tourism juga memberi dampak positif di bidang pariwisata. Tak heran bila balapan yang turut mempertandingkan kelas untuk kroses perempuan ini didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama dengan Kementerian Pariwisata.

Sport tourism adalah suatu istilah yang merujuk pada penyelenggaraan ajang olahraga yang memiliki dimensi pariwisata. Melalui acara-acara olahraga bergengsi yang menyedot perhatian massa secara luas, tuan rumah memiliki kesempatan untuk ikut mempromosikan destinasi wisata yang menjadi lokasi penyelenggaraan. Promosi tidak hanya menyasar ke penonton yang datang sebagai wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri, namun juga lewat publikasi berupa siaran langsung atau pemberitaan di media cetak, media elektronik dan media sosial.

Dalam beberapa tahun terakhir, ajang berlabel sport tourism semakin banyak digelar di Indonesia, seiring dengan meningkatnya kesadaran pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mempromosikan potensi wisata melalui ajang olahraga bertaraf internasional. Selain untuk memperkenalkan nama daerah yang mungkin sebelumnya masih agak asing di telinga publik internasional, kesuksesan penyelenggaraan sport tourism juga dinilai berkontribusi menguatkan citra bahwa daerah tersebut aman untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Satu hal yang menarik dari maraknya ajang sport tourism di Indonesia adalah keaktifan yang dilakukan oleh provinsi-provinsi di Sumatera. Seolah menjadi candu, mereka sangat getol menghadirkan kompetisi olahraga tingkat internasional di daerah masing-masing. Dibandingkan provinsi-provinsi di pulau-pulau besar lainnya di Indonesia seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Jawa, bisa dibilang ada lebih banyak jumlah kompetisi olahraga internasional yang rutin dihelat di Sumatera saat ini.

Perlombaan berlabel sport tourism ini dilaksanakan di lokasi-lokasi yang punya pemandangan eksotis atau budaya yang unik agar dapat sekaligus mempromosikannya sebagai destinasi wisata. Agar berjalan dengan sukses, pemerintah daerah tak segan-segan menggelontorkan dana dalam jumlah besar untuk menyediakan sarana dan prasarana pendukung dan mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri sebagai konsultan.

Berikut ini beberapa ajang sport tourism yang telah secara kontinu digelar di berbagai provinsi di Sumatera akhir-akhir ini:

Sumatera Barat

  • Tour de Singkarak (sejak 2009). Ajang balap sepeda internasional ini sudah menjadi bagian dari kalender tahunan UCI Asia Tour setiap tahunnya. Rutenya dirancang melewati obyek-obyek pariwisata andalan Negeri Minangkabau seperti Bukittinggi, Ngarai Sianok, Danau Maninjau, dan tentunya Danau Singkarak yang menjadi nama balapan ini sendiri. Pada edisi tahun 2016, balapan ini diikuti oleh 110 pembalap dari 19 tim dan dimenangkan oleh Amir Kolahdouz yang memperkuat tim Pishgaman Cycling Team Iran.
  • Festival Internasional Dragon Boat (sejak 2003). Adu cepat perahu naga ini tiap tahunnya dilaksanakan di Bantaran Banjir Kanal, GOR H Agus Salim, Padang. Pada tahun 2016, ajang ini berhasil menarik minat peserta dari negara-negara tetangga yaitu Singapura, Malaysia, Brunei dan Filipina.

Sumatera Selatan

  • Sumatera Selatan khususnya Palembang telah menjadi tuan rumah banyak event olahraga tingkat dunia seperti SEA Games 2011, Islamic Solidarity Games 2013 dan sejumlah kejuaraan tingkat ASEAN maupun Asia. Tahun depan, Palembang mendampingi Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games dan sedang merencanakan pembangunan sirkuit untuk MotoGP di Jakabaring.
  • International Musi Triboatton (sejak 2012). Ajang ini merupakan kombinasi tiga olahraga dayung, yakni arung jeram, kayak, dan perahu naga dengan tantangan yang bervariasi. Masing-masing tim melintasi Sungai Musi sepanjang 523 km di 4 Kabupaten dan 1 kota di Sumatera Selatan

Riau

  • Tour de Siak (sejak 2013). Balap sepeda tingkat internasional ini mengajak peserta untuk melintasi jalanan Kota Siak termasuk melewati peninggalan sejarah Kerajaan Siak. Selain itu, rute etape lainnya didesain untuk mengekspos eksotisme perkebunan sawit kepada para pembalap yang datang dari berbagai negara. Tahun lalu, terdapat lima tim balap sepeda dari luar negeri yaitu Malaysia, Filipina, Vietnam, Taiwan dan Singapura yang ikut berpacu memperebutkan hadiah di lomba ini.

Kepulauan Riau

  • Tour de Bintan (sejak 2010). Di ajang balap sepeda ini, terdapat dua kategori yaitu 17km Individual Time Trial dan 140km Gran Fondo Classic yang menjadi kualifikasi untuk Gran Fondo World Championships. Rute balapan melintasi pantai-pantai berpemandangan indah di Bintan. Bagi pembalap yang memiliki jiwa petualang tinggi maka dapat mengikuti kategori Gran Fondo yang mencakup 2 hari bersepeda dengan total lintasan 260 km.
  • Ironman 70.3 atau Bintan Thriatlon (sejak 2014). Ajang penuh tantangan ini terdiri dari renang yang menempuh jarak 1,9 km, bersepeda di lintasan sepanjang 90 km dan lari sejauh 21,1 km. Kompetisi yang menjadi salah satu bagian dari kualifikasi menuju Ironman 70.3 World Championship ini berlokasi di Lagoi Bay, Bintan Resort.

Bangka Belitung

  • Sungailiat Thriatlon (sejak 2012). Lomba adu kecepatan di renang, bersepeda dan lari ini dilaksanakan di Tanjung Pesona Resort dan melintasi obyek wisata budaya andalan Bangka Belitung yaitu Puri Tri Agung atau yang banyak disebut sebagai Kuil Shaolin. Pada tahun 2017, direncanakan sebanyak 532 orang yang berasal dari 15 negara akan mengikuti kompetisi ini.
  • Kejuaraan Dunia MXGP (sejak 2017). Seperti yang telah dijelaskan di awal artikel, Pangkal Pinang menjadi kota kedua di Indonesia setelah Bandung yang mendapat kehormatan menjadi tuan rumah balapan motor di sirkuit tanah ini. Kontrak MXGP Pangkal Pinang berdurasi sepanjang tiga tahun, yang berarti bahwa ajang ini akan dihelat di ibukota Provinsi Bangka Belitung itu setidaknya hingga tahun 2019.

Sumatera Utara

  • Muara Kayak Marathon 2017akan diselenggarakan untuk pertama kalinya di Danau Toba. Ajang ini diharapkan dapat diikuti oleh 100 pendayung kayak tingkat nasional dan internasional. Melalui ajang ini, pemerintah Sumatera Utara berupaya memperkuat promosi keindahan panorama Danau Toba yang telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan oleh Kementerian Pariwisata.

Aceh

  • Aceh Surfing Festival (ASF). Beberapa lokasi di Aceh seperti Pantai Kuala Cut Lampuuk di Aceh Besar terkenal memiliki ombak yang sangat cocok untuk ajang surfing tingkat dunia. Sejumlah surfer dari luar negeri kerap mengikuti turnamen ini dan sekaligus memuji keindahan lokasinya.

Candu sport tourism di Sumatera ini perlu dilihat dari dua sisi. Kita patut mengapresiasi keseriusan pemerintah daerah di Sumatera dalam berinovasi mempromosikan pariwisata. Tidak melulu dengan cara konvensional seperti iklan di media massa atau ikut travel fair di luar negeri, mereka melirik ajang olahraga internasional. Harus diakui bahwa sport tourism memang sangat efektif untuk menarik minat wisatawan, tentu apabila dikelola dengan baik. Hal itu dapat dilihat pada event seperti gelaran kejuaraan dunia MotoGP, lomba balap mobil Formula 1, ajang balap sepeda Tour de France atau lomba lari Singapore Marathon.

Melalui ajang olahraga internasional seperti misalnya Tour de Singkarak, masyarakat yang tinggal di luar Sumatera Barat dan di luar negeri jadi tahu bahwa Tanah Minang punya keelokan alam yang menawan. Bahkan sebelumnya mungkin banyak orang di Indonesia yang tidak pernah dengar nama Danau Singkarak. Nama kota Palembang juga semakin mendunia setelah menjadi tuan rumah berbagai kompetisi olahraga tingkat regional maupun internasional. Hal ini membuktikan bahwa sport tourism punya daya untuk menguatkan nama kota penyelenggara.

Selain itu, strategi sport tourism memberikan dampak positif pada pengembangan infrastruktur di daerah penyelenggara. Pemerintah daerah diharuskan untuk mampu menyediakan akomodasi dan sarana transportasi berstandar internasional agar dipercaya menyelenggarakan ajang tingkat dunia. Dengan demikian, mereka jadi terpacu untuk membenahi bandara, memperbaiki kualitas jalan raya, membangun arena pertandingan yang bagus dan mendorong investasi di bidang perhotelan. Obyek wisata yang dijadikan lokasi perlombaan juga ditata dan dipercantik tampilannya.

Di sisi lain, pelaksanaan ajang olahraga berbasis sport tourism ini juga perlu dikritisi oleh masyarakat. Dana yang diperlukan untuk menjadi tuan rumah tidaklah sedikit, mulai dari pemenuhan logistik, biaya hospitality hingga hadiah bagi para juara.Untuk sejumlah event, bahkan diperlukan juga biaya tambahan untuk membayar tenaga ahli dari luar negeri dan biaya pembelian lisensi. Dana tersebut ada yang sepenuhnya berasal dari pemerintah daerah dan ada yang patungan dengan kementerian. Pada kompetisi yang telah punya nilai gengsi dan komersil tinggi, penyelenggara akan dibantu oleh dana dari para sponsor seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan perusahaan swasta.

Kita dapat mengambil contoh pada Tour de Singkarak yang disebut-sebut sebagai balap sepeda paling prestisius di Indonesia saat ini. Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Burhasman, mengatakan bahwa Tour de Singkarak tahun 2016 menyedot dana mencapai Rp 7 miliar dengan rincian: Kementerian Pariwisata menganggarkan sekitar Rp 3 miliar, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyediakan dana Rp 3 miliar dan ditambah Rp 50 juta dana dari masing-masing pemerintah kabupaten/kota yang wilayahnya dilewati etape balapan. Jumlah dana yang sungguh fantastis, bukan?

Dengan jumlah dana sebesar itu, ajang olahraga yang diselenggarakan dengan tujuan promosi pariwisata ini harus benar-benar mencapai targetnya. Jumlah dana yang diinvestasikan untuk mendongkrak nama daerah harus sebanding dengan keuntungan yang didapat dari sektor pariwisata oleh daerah tersebut di kemudian hari. Contoh keuntungannya adalah peningkatan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara, penambahan rata-rata lama tinggal wisatawan di daerah tersebut, kenaikan angka rata-rata total transaksi ekonomi yang dilakukan oleh wisatawan yang liburan di daerah setempat, dan lain-lain.

Oleh karena itu, para pemerintah daerah perlu lebih giat dan teliti dalam melakukan evaluasi pada ajang sport tourism yang telah diselenggarakan. Evaluasi yang berkala dapat dilakukan dengan melibatkan lembaga statistik dan konsultan di bidang marketing. Penguatan brand pariwisata daerah setempat di mata masyarakat Indonesia maupun luar negeri juga dapat disurvei dengan mekanisme khusus yang dibantu oleh para ahli. Dari serangkaian evaluasi itu, dapat diketahui seberapa besar dampak ajang sport tourism bagi perkembangan pariwisata di daerah.

Sektor pariwisata yang maju akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat yang ikut terlibat sebagai aktor pariwisata baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak hanya hotel-hotel berbintang saja, penginapan-penginapan berharga murah yang disediakan oleh masyarakat pun seharusnya juga menikmati keuntungan ketika turis-turis berdatangan dalam jumlah besar. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) milik masyarakat seperti rumah makan, jasa penyewaan kendaraan, toko oleh-oleh, dan lain-lain juga akan kecipratan rezeki dari sektor ini.

Semoga candu penyelenggaraan ajang olahraga internasional kelas dunia di Sumatera benar-benar berhasil memajukan pariwisata di pulau yang kaya akan keindahan budaya dan keelokan pemandangan alam ini.

Salam olahraga dan salam pesona Indonesia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun